Sebagai seorang pengamat harokah di Indonesia, 
saya tertarik dengan ucapan pimpinan Jemaah Tabligh (istilah yang penulis pakai 
buat orang yang kerja dakwah di masjid Kebon Jeruk) di Indonesia, ketika seorang 
ustadz kritik jemaah tabligh. Beliau (almarhum) katakana : “Jangankan kerja 
tabligh, ‘kentut 
tabligh’ saja anda tak 
paham.”
Setelah saya amati program yang diadakan yakni 
khuruj fi sabilillah ternyata kerja tabligh yang mereka buat seperti khazanah 
lautan yang tak habis jika digali.
Orang menyangka bahwa karang adalah lautan, 
air adalah lautan, ada yang menyatakan juga ikan, rumput laut, pasir, dsb. 
Padahal lautan adalah kumpulan dari itu semua secara menyeluruh.
Kebanyakan pencemooh jemaah tabligh hanya 
melihat sebagian dari kerja jemaah, sehingga terlihat kekurangan disana sini 
seperti anggapan mereka tentang bodohnya ahli jemaah dalam hal masail, hukum 
Islam, dsb. Kalaulah kita mau melek sedikit, membuka hati dan mau menerima 
kekurangan mereka, maka di balik itu ada suatu kekuatan yang akan menjadi 
harapan bagi kejayaan umat Islam.
Mereka tampil di permukaan, berjalan di tengah 
manusia dengan segala kekurangan, tetapi hati mereka tawajjuh kepada Allah SWT, 
sehingga Allah tampakkan bantuan-Nya ke atas mereka. Banyak negeri yang sudah 
didirikan markaz dakwah mereka, tak ada suatu kekuatan pun yang bisa membendung, 
mereka laksana air bah.
Islamisasi di segala bidang tak terlihat 
tetapi dapat dirasakan oleh umat. Mereka tak suka expose di media masa, hasil 
kerja mereka hanya untuk menyenangkan Allah dan Rasul Nya.
Dalam buku ini saya mencoba melepas sedikit 
tirai/kedok mereka yang masih tersembunyi di mata orang awam, agar mereka 
objektif menilai kelebihan dan kekurangan jemaah tabligh, dan tidak mendengar 
dari satu pihak yang memiliki hasad terhadap hasil kerja mereka.
Walaupun saya menyadari tak dapat menjelaskan 
itu semua secara gamblang karena perlu keseriusan dalam hal ini, juga penyertaan 
diri dalam program khuruj fi sabilillah bersama mereka, namun semoga saja dari 
sedikit apa yang saya ketahui ini dapat menjadi jembatan persatuan umat agar 
tidak saling mencaci dan mencari-cari kesalahan saudara muslim, sehingga hari 
demi hari kita sibuk memikirkan bekal kita untuk berjumpa dengan Allah 
SWT.
Dan akhirnya saya pun akui bahwa ‘kentut’ tabligh saja saya tak tahu. Wallahu 
a’lam.
Catatan : Dalam buku ini saya gunakan nama 
Jemaah Tabligh untuk menyebut orang-orang ahli dakwah karena hal ini sudah 
masyhur di kalangan awam.
MISTERI JEMAAH TABLIGH
Tiba-tiba saja dunia heboh ketika menyaksikan 
di jalan-jalan, di kantor-kantor, tempat perbelanjaan, di pasar-pasar terlihat 
laki-laki berjenggot dan memakai gamis, celana di atas mata kaki berjalan dengan 
bebasnya, tak terkesan dengan suasana. Adat memakai kopiah bagi laki-laki dan 
bercadar bagi wanita mulai hidup di tengah-tengah masyarakat dan terasa tak tabu 
lagi. Ada apa gerangan ?
Pemandangan kontras terjadi di sekitar Masjid 
Jami’ Kebin Jeruk yang menjadi 
pusat kegiatan seluruh Indonesia bagi satu jemaah yang dinamakan oleh kebanyakan 
orang jemaah tabligh. Di tengah hingar-bingarnya kota Jakarta dengan kehidupan 
malam yang berbau sex dan kriminal, ada kumpulan orang yang terlihat bergamis 
sopan, selalu tundukkan pandangan bahkan tak memandang sedikit pun kepada 
wanita-wanita yang lalu lalang dengan pakaian seronok.
Pemuda-pemuda yang biasa menghabiskan masanya 
dengan hura-hura terlihat begitu antusias dalam mengamalkan agama, orang kaya 
dengan mobil mewah terlihat tawadu’ tak menampakkan kekayaannya. Padahal konon menurut mereka terkadang 
yang hadir dalam pertemuan mereka di malam jumat ada pejabat Negara, namun tidak 
terlihat perbedaan di antara mereka. Masya Allah…!
ASAL USUL NAMA JEMAAH TABLIGH
Nama Jemaah Tabligh sendiri sampai sekarang 
tak ada yang tahu dari mana asalnya. Karena orang tak akan temukan plang-plang 
nama di depan markaz mereka sebagaimana layaknya organisasi atau kelompok 
seperti secretariat AHMADIYYAH, LDII atau memiliki majalah atau bulletin yang 
menjadi Icon harakah seperti Hizbuttahrir, atau majalah Khilafah untuk Jemaah 
Khilafatul Muslim, majalah salafi untuk kajian salafi (termasuk assunnah, 
arrisalah, dsb) tak ada kop surat yang bersimbol “tabligh”, kaos, spanduk, 
selebaran, yang mempropagandakan kelompok. Misalnya bentuk partai.
Dan yang lebih menarik mereka tidak menarik 
dana dari manapun, tak ada rekening Bank yang mewakili mereka untuk di transfer 
sebagai dana perjuangan harokah lain. Kenyataan yang aneh mereka bisa pergi 
melalang buana ke seluruh dunia tanpa terkecuali, orang kaya, orang miskin, 
pejabat, petani, tukang somay, dll.
Seorang yang awam dari mereka jika ditanya 
tentang dari mana ia dapatkan dana? Mereka selalu katakana dari Allah..! Sumber 
dana mereka berasal dari kantong-kantong mereka sendiri karena mereka membuat 
tertib “berjuang di jalan Allah dengan harta dan diri sendiri.”
Sedangkan nama jemaah dinamakan oleh orang 
yang tak simpati kepada gerakan mereka bermacam-macam nama yang diberikan kepada 
mereka, ada yang menamakan JT (di Jakarta) tetapi di Palu namanya ‘musafir’. Di India dan Pakistan orang cukup 
katakan ‘jemaah’ langsung paham kalau itu mereka. Ada juga 
yang katakan jemaah jenggot, jemaah sarung, jemaah kompor, jemaah sendalan, 
bahkan yang ekstrem mereka katakan jemaah pengangguran karena selalu berada di 
Masjid.
Tetapi orang-orang yang menjadi penanggung 
jawab jika ditanya tentang nama jemaah mereka, mereka akan cerita tentang syaikh 
besar mereka yakni Syaikh Maulana Muhammad Ilyas Rah.A yang pernah mengatakan 
:
“Jika saya disuruh menamakan Jemaah yang saya 
buat ini, maka akan saya namakan Jemaah Pergerakan Iman (Harakatul Iman), tetapi 
kita tak boleh menambah nama dalam Islam dengan nama.”
Salah seorang ulama mereka Syaikh Maulana 
Jamil di dalam ceramahnya mengatakan : “Jangan mengatakan kita orang tabligh 
karena perkataan itu memecah belah umat Islam.”
JEMAAH TABLIGH TIDAK MEMILIKI KARTU 
KEANGGOTAAN
Jika seseorang diajak oleh mereka untuk keluar 
di jalan Allah yang disebut tasykil dalam istilah mereka, maka cukup 
mendaftarkan dirinya dengan mencatat nama di tim tasykil yang mereka tunjuk. 
Kemudian orang itu akan dimasukkan ke jemaah yang sudah di bentuk sekitar 10 
orang atau lebih (jemaah minimal berjumlah 3-4 orang).
Di dalam jemaah ada orang yang sudah lama 
aktif dalam tabligh, ada yang baru, ada ustadz, bahkan terkadang Hafidz Al 
Quran.
Tidak ada kartu anggota yang diberikan kepada 
jemaah, sehingga tidak seperti organisasi yang memiliki kartu 
keanggotaan.
Pernah ada seorang yang ikut dengan mereka 
namun disebabkan kekecewaan terhadap oknum di dalam tabligh, maka orang itu 
katakan : Saya akan keluar dari Jemaah Tabligh. Maka mereka katakan : Bagaimana 
anda akan keluar dari Tabligh sedangkan anda tak pernah masuk tabligh, sebab di 
Tabligh tak ada keanggotaan.
Mereka beranggapan bahwa Tabligh bukanlah 
sebuah Nama Jemaah tetapi Tabligh adalah sebuah kerja yang harus dibuat oleh 
seluruh orang Islam tanpa terkecuali. Bahkan diantara mereka berkata : Kami di 
Tabligh bukan disuruh masuk tetapi di suruh keluar yakni keluar di jalan 
Allah.
AQIDAH JEMAAH TABLIGH
Aqidah Jemaah Tabligh adalah Ahlu Sunnah wal 
Jamaah, ini bisa dibuktikan dari ucapan para masyaikh mereka di Pakistan, di 
Indonesia bisa langsung ditanyakan kepada Kyai-Kyai yang sudah ambil bagian 
dalam kerja Dakwah ini.
Walaupun tidak mempropagandakan Aqidah Ahlu 
Sunnah wal Jamaah dengan lafadz, namun bisa dibuktikan sbb:
- Di Pondok Pesantren mereka baik yang di Reiwind Pakistan atau di dalam negeri (Magelan dan Temboro misalnya) dikaji kitab Kutubussittah, artinya bukan seperti orang syiah yang anti Bukhari atau sebagian kelompok lain ‘menuhankan’ Bukhari dan menafikan kitab Hadits yang lain).
 - Di dalam kitab yang mereka baca secara Ijtima’I misalnya Fadhilah A’mal mengutip kisah semua sahabat tanpa membedakan.
 - Ulama-ulama mereka menulis syarah Kutubussittah seperti Syarah Imam Abu Daud dan Imam Muslim (kitabnya beredar di India). Maulana Zakariya Rah. A menulis syarah Muatho’ yakni kitab Auzajul Masalik.
 - Tidak pernah mengatakan Al Quran adalah makhluk seperti kaum Mu’tazilah.
 - Tidak ada pengkramatan kubur-kubur seperti Breelwie di India bahkan golongan penyembah kubur membenci mereka (penulis membuktikan sendiri melihat ketidaksukaan Breelwie kepada Jemaah Tabligh). Sementara isu fitnah yang mengatakan orang tabligh tawaf di kubur semuanya tidak betul. Wallahi..!
 - Tak ada ajaran mereka tawaf di kubur. Kubur yang mana? Sedangkan di markaz Reiwind tidak ada kuburan satupun di sana. Wallahi!
 - Tidak ada amalan dzikir-dzikir khusus atau wasilah terhadapa wali-wali / makhluk untuk sampai kepada Allah. Dapat dibuktikan… datanglah ke markaz mereka tak ada satupun ruangan khusus yang digunakan untuk amalan demikian, dan tak pernah diajarkan mereka bahkan mereka selalu berkata: “Makhluk adalah hijab antara hamba dengan Allah bukan sebagai wasilah”.
 
Uluhiyyah mereka lurus hanya beribadat kepada 
Allah SWT saja bahkan dalam ceramahnya Ulama mereka Syaikh Saad Al Kandahlawi 
telah katakan bahwa maksud ruku’ dalam sholat adalah agar kita tak boleh menundukkan kepala kita 
kepada selain Allah SWT. Bahkan mereka katakan : Bahwa menundukkan kepala kepada 
orang lain adalah hakikat penyembahan.
Di Markaz Reiwind jika kita memberi salam 
sambil menunduk maka para ulama di sana akan marah.
Sedangkan Rububiyyah mereka tak bisa diragukan 
lagi mereka siap tinggalkan anak isteri karena keyakinan yang kuat bahwa Allah 
Ar Raziq (Maha Pemberi Rizqi). Mereka datang ke negeri kafir dengan mengandalkan 
kekuatan amal, yakin Allah yang berkuasa sedangkan makhluk tak bisa memberi 
manfaat dan mudharat tanpa izin Allah SWT terlihat dari ceramah-ceramah mereka 
tentang Qudratullah, Pertolongan Allah kepada para Nabi, shahabat, serta 
berbicara tentang ta’rif iman 
yang ada dalam Al Quran dan Al Hadits.
Justru orang-orang yang mengkritik aqidah 
Jemaah Tabligh ketika mereka diajak / tasykil : Ayo kita keluar di jalan Allah 4 
bulan.!! Kebanyakan mereka menjawab. Hah..!! 4 bulan tinggalkan anak isteri, gak 
kerja, anak saya makan apa? Ini aqidah rububiyyah apaan???
SEKITAR MARKAZ NIZAMUDDIN
Nizamuddin merupakan Basti atau kampung di 
kota New Delhi. Sebagaimana Nabi-Nabi diutus seluruhnya di Ummul 
Qurro’ atau ibu kota, begitu 
pulalah Jemaah Tabligh membuat kerja dan mengendalikan gerakan diseluruh dunia 
dari Ibu Kota Negara India yang mayoritas beragama Hindu.
Bahkan mereka dihadirkan di tengah-tengah 
gencarnya kebencian kaum Hindu dan Sikh di India. Tak jarang kekerasan fisik 
dilakukan oleh orang Hindu terhadap umat Islam lebih-lebih tatkala perpecahan 
India dan Pakistan. Jutaan umat Islam mati dibunuh di India. Tetapi terlihat 
banyak pertolongan Allah kepada Jemaah yang mubarok ini.
Mereka tetap eksis, di tengah gejolak negeri 
India dan hingar bingar kota New Delhi. Pada saat terjadi peperangan antara 
Pakistan dan India, Syaikh M Ilyas Rah A. tetap perintah jemaahnya tetap 
hidupkan amalan masjid, tak terkesan dengan peperangan tetapi kesan kepada 
amalan agama.
Markaz mereka terdiri dari 5 lantai, 
bangunannya tak besar. Di dalam bangunan masjid terlihat garis hijau terang pada 
plafon untuk menunjukkan bahwa bangunan asli Nizamuddin di zaman Syaikh Ilyas 
sangat kecil, lainnya merupakan perluasan masjid mengingat tak muat lagi 
menampung jemaah yang datang dari seluruh dunia.
Karena pelebaran itulah maka makam Syaikh 
Ilyas yang berada di belakang masjid akhirnya menempel dengan tembok masjid yang 
merupakan pembatas antara kuburan dengan masjid. Jika kita tidak bertanya dimana 
makam itu, maka kita tak akan tahu karena makam itu tak dapat dilihat langsung 
dari lantai dasar Karena tebalnya dinding pembatas dan tak adanya jendela antara 
kubur dengan masjid. Kita baru bisa lihat kalau kita naik ke atas 
lantai.
Di depan masjid ada lokasi kuburan orang 
tempatan, antara mihrab dengan lokasi kuburan dibatasi oleh jalan setapak 
sehingga tanah kuburan dengan masjid tidak bersatu. Karena padatnya kota New 
Delhi di depan pintu markaz ada pasar tradisional yang umumnya berdagang adalah 
orang India yang belum ambil kerja dakwah, terlihat dari kumis-kumis mereka yang 
tebal dan banyak yang cukur jenggot mereka.
Ruang bawah adalah dapur, tempat makan jemaah 
tempatan yang berasal dari India dan tempat wudhu dan sebagian tempat sholat 
bagi tempatan. Lantai dua merupakan ruang sholat dimana imam sholat berada di 
sana. Sholat lima waktu di Imami oleh Maulana Saad Al Kandahlawi, seorang yang 
faqih dalam ilmu agama. Lantai dua juga merupakan tempat makan foreign jemaat 
yang dari berbagai Negara, di sana mereka makan bersama para masayikh mereka di 
antaranya Maulana Zubair, Maulana Mustaqim, Maulana Daud, dan Maulana 
Yaqub.
Para tamu dari luar negeri beristirahat di 
lantai 3 terkadang jika penuh di lantai yang lebih atas lagi. Lantai 5 digunakan 
untuk menjemur pakaian. Tak ada tulisan apapun di dalam masjid kecuali penuntun 
arah seperti Istiqbal (tempat menerima tamu). Tulisan Tasykil untuk menunjukkan 
tempat mencatat nama ketika hendak keluar di jalan Allah. Tulisan Foreign untuk 
menunjukkan tamu, dsb yang semua petunjuk itu sebagai penunjuk arah bagi tamu 
yang baru pertama kali datang ke sana.
Tidak ada tulisan seperti yang dituduhkan oleh 
para PENDUSTA bahwa di markaz Nizamuddin ada tulisan sandi di pintu mereka 
berlambang surat Al Falaq, An Naas dan berbagai angka sandi. Masjid mereka 
bersih dari tulisan kaligrafi apapun. Di depan tembok masjid tertulis Banglawali 
Masjid yakni nama masjid yang menjadi markaz.
Jika kita bertanya tentang Masjid Nizamuddin 
maka orang akan mengantar kita ke masjid Nizamuddin yang merupakan makam 
Nuzamuddin Aulia seorang wali tanah Hindustan dimana orang di sekitar sana 
memuja-muja kuburan wali-wali dan beribadat kepada mereka. Letak masjid itu 
hanya beberapa ratus meter dari Markaz Tabligh yakni Banglawali 
Masjid.
Disinilah letak kekeliruan para pengeritik di 
mana mereka melihat Nizamuddin Masjid tempat pemujaan kubur. Penulis sendiri 
ketika berkunjung ke sana dan di bandara ditawarkan oleh pengemudi Reksa (bajaj) 
dengan teriakan Nizamuddin….Nizamuddin…Nizamuddin, maka ketika naik penulis 
dibawa ke Masjid Nizamuddin Aulia tempat pemuja kubur. Pakaian mereka dan 
jenggot serta atribut sama dengan jemaah tabligh. Sehingga banyak orang 
menyangka bahwa jemaah tabligh penyembah kubur, sehingga ucapan ini perlu 
TABAYYUN datang ke sana membuktikan langsung. Itulah sebabnya setiap jemaah 
diseru untuk pergi ke sana untuk menjawab sendiri tuduhan FITNAH yang 
menyebar.
Makanya tak ada jemaah tabligh yang goyang 
keyakinannya setelah ke sana walaupun di internet, buku-buku, majalah-majalah, 
yang mengkritik mereka habis-habisan tetapi keyakinan para tablighi tak goyah 
karena mereka telah melihat langsung KEBOHONGAN para PENDUSTA yang mengkritik 
mereka.
MARKAZ REIWIND
Reiwind ada di wilayah Lahore. Dari kota 
Lahore dengan bis kita akan sampai dalam waktu setengah jam ke sana. Markaz 
mampu menampung 20.000 jemaah setiap hari. Tampak setiap orang di dalamnya sibuk 
dengan amal. Tak ada perkara dunia yang dibicarakan.
Musyawarah agama dilakukan tiap hari sekitar 2 
jam pada jam 8 atau jam 9 pagi. Sepuluh ribu orang dihantar keluar di jalan 
Allah setiap harinya baik dalam maupun ke luar negeri. Dalam pada itu juga 
10.000 orang setiap hari masuk selesai bergerak keluar di jalan Allah. Suasana 
seperti shahabat Nabi dalam mempersiapkan Jihad akan tampak di sana.
Setiap subuh Masyaikh mereka yakni Syaikh 
Abdul Wahhab memberi ceramah pentingnya Usaha Atas Agama. Jam 10 diberikan bayan 
Nasihat bagi yang mau keluar di jalan Allah yang dinamakan Bayan Hidayah. Ada 
sepuluh halaqoh di dalam markaz setiap hari dan program markaz baru berakhir 
setelah jam 12 malam di musim panas dengan pembacaan kitab 
Hayatusshahabah.
Ada 6 amalan ijtimaiyyat dalam markaz, yakni 
:
- Musyawarah Harian
 - Bayan Hidayah
 - Taklim Ba’da Dzuhur
 - Bayan Ba’da Ashar
 - Kargozary (laporan perjalanan) selama keluar di jalan Allah
 - Taklim Akhir
 
Para ulama di sana menekankan selalu hadir 
dalam majlis ijtimaiyyat amal, bahkan Syaikh Ihsan dalam ceramahnya selalu 
mengatakan : “Siapa yang tidak hadir dalam 6 amalan ijtimaiyyat markaz maka 
sebenarnya pada hakekatnya tak pernah datang ke Reiwind.
Jika memperhatikan markaz mereka di Reiwind 
kita akan tercengang dibuatnya, bagaimana tidak? Para tamu yang berjumlah lebih 
dari sepuluh ribu orang setiap hari dijamu makan gratis dengan lauk pauk daging 
setiap hari 3 kali ditambah minum susu / cae (teh susu) atau yogurt setiap pagi 
dan sore. Belum lagi listrik mereka begitu banyak penggunaannya, untuk air 
mandi, cuci, dan minum. Air kran di sana terasa hangat di musim dingin dan 
terasa dingin di musim panas.
Ahli dunia akan berfikir bagaimana cara 
manajemennya? Padahal Reiwind bukanlah pabrik yang punya produksi yang bisa 
dijual untuk membiayai operasional. Di sana hanya kita temui orang yang sibuk 
fikirkan agama, suara dakwah antar mereka terdengar seperti lebah, orang bicara 
kebesaran Allah, saling senyum, salam, dan ikrom terlihat di sana.
Mungkin tak ada satu Negara yang sanggup buat 
seperti mereka dalam melayani tamu.
MARKAZ KEBON JERUK INDONESIA
Di Jalan Hayam Wuruk 83 di kelilingi oleh 
kesibukan kantor, toko, bahkan ada yang buka 24 jam. Maka di Masjid Kebon Jeruk 
hidup amalan masjid 24 jam. Kalau kita datang jam berapa saja maka istiqbal siap 
layani kita.
Masjid ini merupakan masjid tua yang dibangun 
oleh seorang Muslim Cina yang makamnya berada di samping kiri masjid jika kita 
masuk dari pintu belakang dan sebelah kanan masjid jika masuk dari pintu 
depan.
Makam ini tadinya ada di luar masjid tetapi 
karena kebutuhan jemaah yang sudah tidak ketampung lagi maka dilebarkan ke 
belakang. Sekarang makam itu dibatasi dinding antara masjid jadi seolah berada 
di luar masjid. Jika orang baru datang ke sana maka tak akan tahu kalau itu 
adalah makam.
Tak ada orang yang khusus ke sana untuk 
menziarahi makam itu, bahkan dilarang, karena makam dan masjid merupakan cagar 
budaya yang jadi asset pemerintah ibu kota. Bahkan banyak orang tabligh yang 
berasal dari daerah tak tahu kalau itu kuburan.
MALAM MARKAZ JEMAAH TABLIGH
Umumnya mereka berkumpul seminggu sekali dalam 
Ijtimaiyyat (Di Pakistan dikenali dengan istilah Shabi Jumat). Seluruh markaz 
dunia dan Negara mengadakan pertemuan di malam jumat sedangkan markaz daerah 
seperti Sukabumi di malam minggu, Bogor di malam minggu, tangerang di malam 
sabtu, dsb.
Di markaz Indonesia Masjid Kebon Jeruk setiap 
malam jumat hadir sekitar 5000 orang. Mereka ada yang berpakaian tentara, 
polisi, pegawai kantor, umumnya bergamis dan berwarna putih. Tidak ada komando 
khusus untuk berpakaian tetapi umumnya mereka menggunakan model jubah atau gamis 
Pakistan.
Di luar negeri sendiri malam markaz sama di 
malam jumat. Bahkan di markaz Sri Petaling yang megah sering disholati oleh 
sultan Malaysia.
Di Karachi hadir dalam malam markaz sekitar 
23.000 orang. Di Peshawar sampai 2 kali malam markaz, yakni Sabtu dan Jumat 
karena membludaknya orang yang hadir padahal betapa besarnya markaz di sana. Di 
Faisalabad sampai dirikan markaz baru karena tak muat lagi tampung 
jemaah.
Bayangkan kekuatan amal ijtimaiyyat yang 
mereka buat setiap malam jumat bersambungan antar Negara dalam satu amal yang 
sama, apakah hal ini tak menarik pertolongan Allah SWT ? Bukankah Tangan Allah 
bersama Al Jamaah. Jemaah adalah kumpulan orang beriman yang satu fikir, satu 
hati, dan satu kerja.
TANTANGAN JEMAAH TABLIGH
Menurut ulama mereka, yakni Syaikh Yusuf Al 
Kandahlawi bahwa tantangan kerja Tabligh bukanlah para peminum khamar atau ahli 
maksiat tetapi tantangannya adalah orang dakwah juga tetapi hanya menyeru orang 
kepada ibadat saja.
Ngajak orang hanya sholat, dzikir, dsb. Tetapi 
tidak menyuruh orang untuk berdakwah kembali. Dia sholat dan ajak orang lain 
untuk sholat juga.
KRITERIA PARA PENENTANG JEMAAH 
TABLIGH
Tak semua penentang jemaah tabligh adalah 
penentang hakiki, tetapi kebanyakan mereka setelah begitu keras menentang jemaah 
yang datang ke tempat mereka lama kelamaan hati mereka menjadi lembut setelah 
melihat akhlak jemaah. Bahkan tak jarang mereka akhirnya bergabung dengan para 
tablighi buat kerja keluar di jalan Allah untuk sebarkan agama.
Adapun umumnya kriteria para penentang jemaah 
tabligh sbb :
1. Orang Yang Cinta Kepada Agama
Yakni para ustadz dan orang yang memiliki ilmu 
agama, dimana dia dipercaya di suatu kampong sebagai penghulu kampong atau ulama 
di tempat tersebut. Mereka menghalangi jemaah karena khawatir tersebarnya ajaran 
sesat di tempat mereka. Karena ketidaktahuan mereka terhadap jemaah tabligh dan 
kehati-hatian di dalam mengemban amanat agama agar umat tidak 
tersesat.
Biasanya type seperti ini karena keikhlasan 
mereka dan mereka tabayyun dengan jemaah akhirnya Allah lembutkan hati mereka, 
dan membiarkan jemaah membuat program di tempat mereka sambil diawasi. Ketika 
tidak terlihat perbedaan dalam ajaran barulah mereka terima jemaah. Hal ini 
banyak terjadi di daerah Jawa Timur dan Madura. 
2. Orang Yang Cinta Kepada 
Bangsanya
Umumnya mereka para perangkat RT sampai 
kecamatan, dimana mereka khawatir aliran sesat masuk ke tempat mereka. Sehingga 
terkadang mereka wajibkan surat jalan, KTP, dsb. Setelah surat terpenuhi baru 
mereka menerima, tak jarang ketika melihat perubahan yang terjadi di tempat 
mereka barulah mereka simpati kepada jemaah bahkan sebagian mereka ada yang ikut 
ambil bagian dalam jemaah. Hal ini banyak terjadi di daerah Sulawesi Selatan, 
Sumatera Barat, dll.
3. Harokah Islam Yang Mempunyai Gerakan 
Politik
Dikarenakan jemaah tabligh tidak berpolitik 
dan bergerak terus menyebarkan ajarannya kepada umat Islam secara terbuka, maka 
hal ini potensi mengurangi suara mereka dalam PEMILU. Jemaah Tabligh tak bisa 
diperlakukan seperti oraganisasi lainnya dimana bisa dijadikan kantong suara 
dengan cara Bargaining Politik akan memberikan jabatan kepada Pemimpin 
Organisasinya. Sehingga Sang Pemimpin akan anjurkan anggotanya memilih salah 
satu Partai Politik dalam PEMILU. Tak ada satu ucapan yang mengomentari tentang 
PEMILU / Politik di antara mereka, tak ada anjuran untuk pilih partai 
tertentu.
Bahkan di saat PEMILU pun mereka tetap sibuk 
hantar jemaah tak terkesan dengan suasana PEMILU, karena menurut mereka pemimpin 
yang adil, jujur, amanat, saying rakyat akan Allah hadirkan mengikut amalan 
orang-orang Islam. Jika umat Islam mentaati Allah SWT, tidak maksiat maka 
sebagai rahmat yang turun balasannya adalah diberikan pemimpin yang saying 
kepada mereka. Jika orang Islam maksiat, tak mentaati perintah Allah SWT, maka 
biarpun pemimpin yang diangkatnya adil, jujur, sholeh, maka lambat laun pemimpin 
itu akan rusak juga. Mereka meyakini ketaatan datang bukan dengan bensa dan 
kekuasaan tetapi datang dengan USAHA DAKWAH. 
4. Harokah Kajian Yang Mengatasnamakan Al 
Quran dan Al Hadits
Mereka mengatakan bahwa Jemaah Tabligh ahli 
BIDAH tidak betul dalam Uluhiyyah dan tanpa ILMU dalam ibadat.
Hal ini wajar jika dilihat dari ta’rif Ilmu seperti mereka. Ibarat orang 
sekolah maka dinamakan PELAJAR adalah orang yang sekolah saja, sedangkan orang 
yang tak sekolah walaupun bisa baca tulis, bisa servis mobil, elektronik, dsb, 
tetaplah dinamakan BUKAN PELAJAR.
Orang-orang yang terlibat dalam satu kajian 
menganggap orang berILMU adalah orang-orang yang IKUT dalam kajian mereka saja, 
sedangkan orang yang tidak ikut kajian mereka biarpun mengerti fiqh, qiroaat, 
hafidz, muhaddits, dst, TETAP bukanlah orang BERILMU di mata mereka. INTInya 
harus NGAJI sama mereka.
Kekerdilan dalam berfikir terlihat di antara 
para pengkritik dan seolah ingin matikan SUNNAH yang diamalkan oleh jemaah 
tabligh seolah tidak SAH karena tidak belajar dari mereka. Bahkan ada golongan 
yang berani berfatwa bahwa Jamaah Tabligh bukanlah Ahli Sunnah Wal 
Jamaah.
Memang jemaah tabligh tak pernah mengekspose 
kata Ahli Sunnah wal Jamaah tetapi dari mata kita dapat melihat bahwa mereka 
amalkan SUNNAH Nabi dengan istiqomah dan mereka hidup di dalam Jemaah 
orang-orang Islam tanpa dibatasi territorial apapun.
Mereka tidak menyadari bahwa air yang mereka 
minum berbeda. Mereka minum dari sumber ulama, syaikh-syaikh yang ingin 
memerangi BIDAH dalam arti MADZHAB YANG EMPAT, hanya mau kembali kepada AL Quran 
dan As Sunnah.
Sedangkan orang tabligh di Khurasan (India, 
Pakistan, Banglades, Iran, Afghanistan) adalah orang yang minum dari sumber 
Hanafi. Mereka tak pernah tinggalkan Madzhab bukan karena tidak pakai Al Quran 
dan Al Hadits.
Jujur saja jika orang Islam dalam memahami Al 
Quran dan Al Hadits tanpa melihat Ulama maka itu adalah hasil pemahaman 
sendiri.
Di antara ulama Khurasan memberi tamsil : Jika 
orang ingin mencari BAKUL yang terbuat dari BAMBU apakah bisa dia dapatkan di 
kebun bambu? Walaupun BAKUL dari bambu tetapi untuk mencarinya bukan di kebun 
bambu melainkan di PENGRAJIN BAKUL.
Begitu pula amalan agama walaupun dari Al 
Quran dan Al Hadits tetapi tidak bisa kita beribadah dengan langsung menggunakan 
Al Quran dan Al Hadits tetapi harus melihat Ulama beramal karena mereka adalah 
Warotsatul Ambiyaa’.
Para ahli anti BIDAH sering mengatas namakan 
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan Ibnu Qoyyim, padahal orang tabligh pun 
memakainya dalam kitab Fadhilah A’maal, lihatlah dalam Fadhilah Dzikir dengan seksama.
5. Orang Ahli Fitnah Dengan Prinsip Yang 
Penting Bukan JT
Yakni orang yang tak tabayyun terlebih dahulu, 
hanya membaca dari selebaran, atau ikut-ikutan orang lain. Karena kebanyakan 
kecaman terhadapa Jemaah Tabligh dibuat secara terbuka di Koran, majalah Islam, 
atau internet. Orang yang berhati kotor, ada kebencian, hasad, maka langsung 
menelannya dan sebarkan fitnah. Seperti beberapa khotib menyuarakannya dalam 
mimbar-mimbar jumat.
Umumnya kecaman dengan gaya yang sama, dan itu 
itu saja yang dibicarakan, seperti : Orang tabligh menyembah kubur, meninggalkan 
anak isteri Dzolim, mengotori masjid, dunianya / perdagangannya bangkrut 
gara-gara keluar, hajinya ke Pakistan bukan ke Makkah, dll.
Dan semua ini kalau diusut berasal dari satu 
kitab yang ditulis oleh orang yang tak dikenal keilmuannya yakni TUWARIJI yang 
beredar di seluruh dunia, yakni kitab HUJJATUL BALIGHOH. Yang sangat 
mengherankan terkadang orang yang memfitnah berani mengakui pernah ikut dalam 
Jamaah Tabligh, tetapi umumnya setelah ditanya tentang istilah-istilah yang 
merupakan bahasa hari-hari jamaah mereka tak mengetahuinya, misalnya ditanya : 
halaqohnya dimana? Istilah Tasykil, Tafaqud, Targhib, Zihn, Zumidar, 
dll.
Mereka seperti anak kecil yang punya mainan 
yang tak boleh dipinjam oleh siapapun, sehingga mereka hanya ingin agama jaya 
lewat tangan mereka, yang lain gak boleh.
Terkadang cacian kepada Jemaah Tabligh tidak 
menguntungkan mereka sedikitpun bahkan merugikan mereka secara waktu, harta 
dengan selebaran, dsb. Dan terkadang mereka paham dari orang tabligh yang baca 
hasutan mereka hanya sedikit saja yang terpengaruh, gak banyak. Itu pun hanya 
orang yang tak ikut tertib tabligh dengan betul, dan orang yang cari keuntungan 
dunia atau salah niat dalam tabligh.
Namun mereka sudah disemangati oleh prinsip : 
“YANG PENTING BUKAN TABLIGH”. Mereka kompak untuk akhirnya dalam kekecewaan 
dunia dan akhirat.
Syaikh Saad Al Kandahlawi dalam ceramahnya 
katakana :
“Orang yang menentang kerja dakwah seperti 
membenturkan kepala ke karang yang besar, pasti akan hancur.”
Tertib di dalam Al Quran : Jika Dakwah datang 
maka orang yang menerimanay akan dimuliakan, sedangkan orang yang menolaknya 
bahkan menghinanya akan dihancurkan ALLAH SWT.
PERBEDAAN DAKWAH JEMAAH TABLIGH DENGAN HAROKAH 
LAINNYA
- Dakwah Mereka Mendatangi Manusia Dengan Berjalan Kaki
 - Modal Dakwah Mereka Adalah Harta dan Diri
 - Dakwah Mereka Kepada Akar Bukan Ranting Yakni Kepada Iman Bukan Fiqh
 - Dakwah Jemaah Tabligh Tak Ikut Suasana dan Keadaan
 - Dakwah Jemaah Tabligh Dimulai Dari Keutamaan Amal
 - Sasaran Dakwah Mereka Adalah Orang Bodoh, Orang Miskin, Orang Pendosa (Preman, Koruptor, dsb)
 - Dakwah Jemaah Tabligh Tak Terkesan Dengan Kekuasaan
 - Dakwah Jemaah Tabligh Tak Terkesan Dengan Harta
 - Dakwah Mereka Tak Berpolitik
 - Dakwah Mereka Tidak Minta Upah
 
1. Dakwah Mereka Mendatangi Manusia Dengan 
Berjalan Kaki
Jemaah Tabligh mempunyai cara dakwah yang 
konvensional yakni Dakwah Bil Aqdam dengan berjalan kaki jumpa manusia, 
sedangkan kebanyakan harokah lain berdakwah didatangi manusia seperti 
kajian-kajian mereka yang datang adalah orang yang akan dengar dakwah mereka. 
Bahkan di saat harokah lain telah memakai sarana Radio, TV, dan majalah untuk 
dakwah, di markaz dakwah mereka komputer saja tidak ada.
Juga banyak yang gunakan media massa Televisi, 
Koran, majalah, dan bulletin. Bahkan mereka dengan gunakan propaganda 
besar-besar pasang iklan untuk kumpulkan massa dalam kongres mereka. Sedangkan 
jemaah tabligh dakwah dengan senyap-senyap namun dalam ijtima’ mereka di 5 wilayah Indonesia dihadiri 
ratusan ribu orang padahal tak ada satu iklanpun tertempel di jalan bahkan di 
markaz mereka sekalipun.
Ketika ada orang yang kritik mereka : 
Bagaimana mungkin dakwah masih cara begitu datang ke rumah tidak efisien, 
bukankah sekarang ada TV, Radio, cukup kita ngomong di studio dan didengar oleh 
banyak orang di rumah-rumah. Mereka katakana : Dahulu shahabat Nabi dakwah 
dengan cara datangi manusia maka satu negeri masuk Islam, satu kota masuk Islam, 
satu kampung masuk Islam. Kini orang dakwah lewat majalah, TV, Radio adakah satu 
keluarga saja masuk Islam?
Tetapi saksikanlah satu jamaah dihantar ke 
pegunungan Tengger dengan berjalan kaki maka 124 Keluarga beragama Hindu telah 
masuk Islam.
Ulama mereka katakan : Dakwah yang tidak ikut 
cara Nabi dengan inovasi atau imitasi tak akan datangkan ketakwaan. Tetapi kita 
dakwah harus duplikasi sehingga menjadi asbab hidayah.
2. Modal Dakwah Mereka Adalah Harta dan 
Diri
Berbada dengan harokah lain jika ingin ada 
kegiatan apapun apalagi yang bersifat pengiriman tenaga dainya pasti mencari 
dana dari luar, di masjid-masjid selalu diumumkan soal dana.
Jemaah Tabligh beda, mereka tak bicara duit. 
Setiap orang yang ingin keluar di jalan Allah maka membawa uangnya sendiri untuk 
membiayai kebutuhannya sendiri.
Tak ada diumumkan jemaah tabligh butuh dana 
untuk kirim jemaah ke Irian Jaya dsb, bahkan kotak infaq saja tak ada dimarkaz 
mereka yang berjalan-jalan seperti di masjid lain.
3. Dakwah Mereka Kepada Akar Bukan Ranting 
Yakni Kepada Iman Bukan Fiqh
Banyak harokah yang tak sabar jika lihat cara 
kerja jemaah tabligh yang hanya bicara tentang Iman dan Amal Sholeh melulu. 
Sementara mereka inginkan bukan hanya amar ma’ruf tetapi nahi mungkar, hancurkan 
kemaksiatan, dll.
Orang tua di jemaah mereka katakan Rasulullah 
tak pernah hancurkan berhala dengan tangannya agar sahabat tak sembah berhala, 
tetapi Rasulullah hancurkan berhala yang ada di hati para sahabat, sehingga 
ketika hati mereka sudah penuh dengan kebesaran Allah dan berhala talah 
dinafikan maka dihancurkan sendiri dengan tangan mereka.
Mereka katakan : Dakwah Nabi kepada Iman 
dahulu, betulkan yakin maka ketika yakin betul maka akan betulkan amal 
manusia.
Syaikh Yusuf Rah A sebagai Amir Jemaah Tabligh 
yang kedua ditanya orang : Kenapa orang tabligh tak nahi mungkar hanya amar 
makruf saja. Maka Syaikh Yusuf Rah A katakan : Hadits tentang hal ini bunyinya 
Jika kamu melihat kemungkaran maka rubahlah dengan tangan, bukan hancurkanlah 
tetapi rubahlah!! Lihatlah oleh kamu orang-orang yang telah keluar di jalan 
Allah telah merubah kehidupannya dalam ketaatan. 
Menurut mereka difinisi berkembangnya agama 
ditamsilkan sebagai berikut : Seperti BAYI dan MAYAT keduanya sama-sama dapat 
berkembang. Bayi yang dirawat dengan baik, sabar, maka walaupun lambat bayi ini 
akan berkembang, dan akan disayang oleh orang banyak. Setelah dewasa aka nada 
manfaat. Tetapi mayat yang jatuh di kali juga berkembang menjadi besar dalam 
hitungan jam, cepat. Tetapi baunya busuk dan tak disukai orang menjadi sumber 
yang mengganggu. Begitulah agama yang berkembang dengan ushul yang benar 
walaupun lambat akan menjadi manfaat bagi umat, tetapi yang tak ikut ushul cepat 
maju tetapi mudhorot buat umat.
4. Dakwah Jemaah Tabligh Tak Ikut Suasana Dan 
Keadaan
Dakwah yang dibuat Jemaah Tabligh tak terkesan 
dengan keadaan baik dalam masa aman, maupun rawan. Panas dingin, senang susah, 
mereka tetap keluar di jalan Allah ikut nishob yang mereka tentukan sendiri. Tak 
seperti harokah lain baru kirim jemaah kalau ada kejadian tertentu. Misalnya ada 
pemurtadan, ada gempa bumi, tsunami, orang Islam di perangi, barulah mereka buat 
kerja galang dana, ajak jemaah mereka ke sana. Kalau jemaah tabligh mulai 
program maka akan dibuatnya sampai mati.
Sampai-sampai ulama mereka Syaikh Ilyas Rah A 
beri nasehat : Hendaklah kalian buat jaulah tak boleh berhenti walaupun waktunya 
bertepatan dengan hari kematian ayah kamu, istri kamu, anak kamu. Karena jika 
kalian tetap jaulah maka Allah akan ampuni dosa keluarga kalian.
5. Dakwah Jemaah Tabligh Dimulai Dari 
Keutamaan Amal
Menurut mereka ILMU FADHOIL adalah TUJUAN 
sedangkan ILMU MASAIL adalah KEPERLUAN untuk mewujudkannya. Sedangkan harokah 
lain mereka mulai dari masail yakni ilmu cara beramal yang betul. Seperti 
seorang anak diberitahu Fadhilah seorang dokter bahwa dokter itu akan dapat uang 
banyak, dapat kemuliaan di masyarakat. Maka anak itu akan semangat belajar 
sungguh-sungguh dan dalam masa belajar itulah ia belajar cari jadi dokter yang 
baik (masail).
BUKU FADHILAH AMAL
Kebanyakan orang mengkritik buku tersebut 
karena isinya berisi hadits dhoif. Terjadi sedikit kejanggalan bagi para 
pengkritik dimana pengeritik sendiri mempunyai kaidah bahwa hadits dhoif boleh 
dijadikan hujjah untuk fadhilah atau untuk memberi semangat muslimin mengamalkan 
agama. Sementara ketika jemaah tabligh pakai hadits dhoif, banyak orang yang 
dahulu memakai kaidah itu justru menyalahkan seolah terjadi sentiment kepada 
mereka.
Menurut sebagian mereka : di dalam buku 
fadhilah amal berisi Al Quran dan Hadits dan disebutkan derajat sanad haditsnya. 
Sedangkan kisah dan tamsil serta hadits yang lain adalah untuk menjelaskan 
hadits yang ada. Lihatlah hadits utama yang menjadi pokok bahasan diberi nomer 
di setiap hadits sedangkan FAEDAH atau PENJELASAN sama dengan kitab-kitab hadits 
atau tafsir yang dibuat oleh ulama salaf seperti IBNU KATSIR atau syarah 
Riyadhus Shalihin dalam menjelaskan ayat terkadang menggunakan kisah ISRAILIYAT 
dan HADITS DHOIF.
Tetapi orang tidak menjadikan kitab Ibnu 
Katsir dhoif semua, dan tetap dijadikan acuan dalam ilmu tafsir.
Penulis Fadhilah Amal yang disebut oleh para 
kritikus sebagai Tablighi Nisob (istilah ini justru tak terkenal di India dan 
Pakistan, mereka menyebutnya Kitab Fazail) adalah ULAMA bESAR yang HAFIDZ dalam 
HADITS yaikni RAISUL MUHADDITSUN MAULANA MUHAMMAD ZAKARIYA AL 
KANDAHLAWI.
Dalam sejarah hidup beliau tertulis saat lepas 
dari sapihan ibunya ia telah menghafal 5 ruku’ Al Quran dan beliau HAFIDZ Al QURAN dalam 
usia 7 tahun. Amalan paman beliau, ayah, bibi, maupun saudaranya adalah para 
HAFIDZ AL QURAN dan HADITS. Beliau menulis Kitab Fadhilah Amal sambil keluar di 
jalan Allah dan setiap kali beliau hendak menuliskan hadits dalam kitabnya 
beliau selalu sholat 2 rakaat terlebih dahulu, selain itu beliau adalah pewaris 
dari thoreqat Chistiyyah yang disandarkan kepada Ali Bin Abi Tholib berasal dari 
gurunya.
Jadi baik ilmu maupun amal ruhani tak 
diragukan lagi. Tak mungkin beliau tak mengerti hadits dhoif dan shahih serta 
maudhu’ atau palsu, sedangkan 
seliau ada menulis satu kitab syarah bagi kitab sunan Abu Dawud dan Al 
Muwatho’. Lihatlah keluasan 
ilmu beliau yang telah mencantumkan 84 kitab yang menjadi acuan bagi buku 
Fadhilah Amal, maka seharusnya para pengeritik langsung mengecek kepada 
Maroji’.
Ilmu tentangMustholah hadits memiliki kaedah 
yang berbeda tiap ulama dalam menentukan shahih dan dhoif. Sehingga kisah yang 
masyhur hadits-hadits yang dhoif menurut syarat Bukhari dan beliau ragu 
memuatnya dalam kitab beliau diambil oleh Imam Hakim dan disusun menjadi kitab 
yang baru yang dinamakan Al Mustadrak.
Menurut mereka perdebatan tentang shahih dan 
dhoif dalam ilmu hadits sebenarnya telah ditutup pintunya karena terbukti 
ulama-ulama masih meletakkan hadits yang dhoif dalam kitab mereka seperti : 
Sunan Abu Dawud dan beberapa kitab kutubussitah. Sebab kalau itu berbahaya bagi 
agama tentu sudah dihapuskan dari kitab mereka karena mereka tak mau beresiko di 
Yaumul Hisab.
Imam Nawawi Rah A dalam Al Adzkar telah memuat 
hadits dhoif sebagai fadhilah. Begitu juga Imam Ibnu Taimiyyah dan Ibnul Qoyyim 
Rah A huma.
Catatan : Kebanyakan kritik yang beredar baik 
buku maupun internet terlihat asal saja dan hanya semata karena hasad belaka. 
Terbukti ketika mereka menulis halaman yang dikritik seperti dalam Fadhail Dzikr 
terbitan Kutub Khonat Faidzi dikatakan halaman tertulis masalah WIHDATUL WUJUD, 
ternyata tak betul karena di halaman tersebut bukan bercerita hal itu melainkan 
tentang daftar isi…. Capek deh !! 
PEMBAGIAN ILMU MASAIL DAN FADHAIL
Di dalam kaedah jemaah tabligh menyebutkan 
bahwa syarat amal diterima adalah tahu fadhilahnya janji Allah dalam Amal 
tersebut. Sebagaimana Hadits : Barang siapa yang berpuasa karena Iman dan 
Ihtisab (berharap pahala) Al Hadits. Maka Nabi pun menganjurkan beramal harus 
mengharap pahala.
Seorang ustadz mereka di Masjid 
Jami’ Kebon Jeruk dalam 
ceramahnya mengatakan : Beramal karena mengharapkan janji-janji Allah adalah 
suatu bentuk KEIKHLASHAN.
Ulama mereka katakan : Sebagaimana orang yang 
hendak menikah dengan seorang gadis. Ketika selesai menikah sang gadis bertanya 
untuk dapatkan apa kamu menikah ?, maka orang itu menjawab : untuk dapatkan 
hadiah perkawinan. Maka pasti sang gadis akan marah! Karena seharusnya dia kawin 
karena ingin dapatkan gadis itu sedangkan hadiah hanyalah efek dari 
perkawinan.
Begitu pula dalam beramal tetaplah ikhlash 
semata karena Allah SWT sedangkan janji-janji Allah pasti akan didapatkan. Orang 
yang beramal tanpa yakin janji Allah maka seperti pesawat terbang tanpa 
mesin.
Itulah sebabnya jemaah tabligh setiap hari 
ta’lim ilmu fadhail 2 kali di 
masjid bersama jemaah masjid dan di rumah bersama ahli keluarga 
mereka.
Maulana Ilyas Rah A katakan : Ilmu Fadhail 
memiliki derajat satu tingkat di atas Masail karena dengan fadhail orang 
tergerak ingin beramal dan pada saat yang sama mereka akan belajar masail 
tentang amalan tersebut.
Ilmu Masail ibarat ban depan mengemudikan arah 
yang benar, sedangkan ilmu fadhail adalah ban belakang.
Mereka juaga mengatakan : Lihatlah karena 
orang tabligh belajar Fadhail maka hasrat untuk amal ditujukan untuk dirinya 
bukan untuk menilai amalan orang, sehingga ketika belajar masail tak akan 
salahkan orang lain karena agama adalah untuk diri sendiri demi mencapai Ridho 
Allah.
Sedangkan orang yang tak taklim Fadhail tetapi 
langsung Masail maka langsung melihat kesalahan orang lain karena agama bukan 
ditujukan untuk dirinya tetapi untuk orang lain, mulailah mereka menjadi Ahli 
Fatwa, Membid’ahkan bahkan 
meremehkan Madzhab yang di ijma’ oleh para ulama.
Mayaikh mereka katakan : Penolakan terhadap 
madzhab dengan mentah-mentah akan lebih banyak membawa orang kepada 
kesesatan.
Jemaah tabligh tidak ada taklim masail khusus 
tabligh, tetapi mereka mengarahkan kepada ustadz-ustadz masing-masing walaupun 
belum ikut dalam khuruj. Sehingga kalau kita saksikan di markaz-markaz mereka 
tak ada penyeragaman dalam shalat seperti di harokah. Justru dalam perbedaan 
mereka harmonis, tak ada yang salahkan satu sama lain. Prinsip dari jemaah 
tabligh adalah menghargai persamaan bukan menghargai perbedaan sehingga 
kebanyakan harokah lain berpecah dengan muslimin lainnya. 
6. Sasaran Dakwah Mereka Adalah Orang Bodoh, 
Orang Miskin, Orang Pendosa 
Pernah seorang yang dituakan di antara mereka 
ditanya kenapa Jemaah Tabligh tak ada SEMPALANNYA, di seluruh dunia tak ada 
TABLIGH TANDINGAN, tidak pernah terjadi keributan dalam kepemimpinan, program, 
dll.
Maka mereka katakan : Perbedaan antara jemaah 
mereka dengan jemaah lain adalah komponen pendukungnya. Jemaah mereka dibangun 
oleh orang bodoh yang hanya ikut saja tak ada inovasi, mereka taat kepada aturan 
jemaah, jemaah mereka orang miskin yang tidak punya uang untuk bikin tandingan 
karena biasanya orang kaya atau orang pandai jika usulan dalam jemaah ditolak 
mereka akan bikin tandingan karena punya uang untuk kumpulkan massa 
tandingan.
Jemaah mereka dibangun oleh orang-orang 
berdosa sehingga mereka hanya ingin tobat agar dosanya diampuni sehingga dengan 
cara apapun yang penting tobatnya diterima. Orang miskin tak punya cita-cita 
yang muluk-muluk hidupnya hanya untuk hari ini saja sehingga siap korban kapan 
saja.
Sedangkan harokah / organisasi lain senang 
jika orang pandai, orang kaya, para pejabat, orang sholeh / ulama ikut dalam 
jemaah mereka.
7. Dakwah Jemaah Tabligh Tak Terkesan Dengan 
Kekuasaan
Masyaikh mereka di Pakistan yakni Syaikh Abdul 
Wahhab ketika melihat pejabat-pejabat datang ke markaz mereka dengan formil dan 
pengawalan maka langsung beliau memerintahkan pejabat itu balik, karena beliau 
khawatir jamaah di markaz Raiwind yang hari-hari berjulah lebih dari 20.000 
kehilangan tawajjuh kepada Allah dan hatinya bergeser kepada kekuasaan seolah 
agama dibangun dengan kekuasaan, mereka meyakini agama akan wujud dengan 
pengorbanan.
8. Dakwah Jemaah Tabligh Tak Terksan Dengan 
Harta
Di Pakistan yang menjadi markaz terbesar di 
seluruh dunia pernah di datangi oleh Perdana Menteri Pakistan Nawaz Syarif 
membawa satu koper uang untuk operasional markaz. Syaikh Abdul Wahhab telah 
TOLAK itu semua sehingga Nawaz Syarif katakan : Ya Syaikh, Anda tak akan temui 
lagi orang yang bawa uang sebanyak ini untuk markaz selain saya. Maka Syaikh 
Abdul Wahhab katakan : Dan anda tak akan temui orang yang tolak uang sebanyak 
ini selain saya.
Seorang dokter yang ikut jemaah mereka telah 
bercerita selama dia datang di markaz mereka tidak ada ratupun orang yang 
menyodorkan proposal. List sumbangan, bahkan kotak amal yang berjalan pun tak 
ada, tak ada pembicaraan tentang uang sumbangan. Tidak seperti di jemaah atau 
pengajian lain yang isinya cerita dana melulu, proposal, infaq, dll intinya 
ingin tarik uang umat untuk membiayai PERJUANGAN katanya.
9. Dakwah Mereka Tak Berpolitik
Seorang di antara jemaah senior mereka ditanya 
: Kenapa kalian tak berpolitik bukankah Rasulullah berpolitik juga?? Orang itu 
menjawab : Kalau kalian jeli mengamati pilihan untuk tidak berpolitik adalah 
sebuah politik juga yakni POLITIK untuk tidak BERPOLITIK. Mereka katakan : Kalau 
Rasulullah dahulu politiknya adalah merendahkan diri sendiri dan meninggikan 
muslimin lain, tetapi kalian sekarang berpolitik merendahkan muslimin saling 
caci, saling kritik, dan meninggikan diri sendiri seolah kalian yang 
terbaik.
Dalam politik Islam yang ada sekarang umumnya 
ingin turunkan orang lain dan menikkan diri sendiri berbeda dengan politik Nabi, 
Nabi datang kepada raja-raja untuk tawarkan Iman kalau mereka mau tak perlu 
diturunkan seperti Najasy. Kalau mereka menolak maka wajib bagi mereka bayar 
jizyah, kalau tidak mau juga baru diperangi. Adakah hari ini politik seperti 
politik Rasulullah ???
Mereka bukan tak berpolitik justru terlihat 
mereka sedang membuka jalan agar wujud politik Rasulullah yang sebenarnya di 
mana dimulai dari DAKWAH.
Mereka datang kepada pejabat-pejabat bahkan 
raja-raja agar mau ambil kerja Dakwah sebagai maksud hidup. Mereka sedang ambil 
aset Amerika secara perlahan-lahan. Mereka hantar jemaah-jemaah Dakwah ke 
Amerika dan mereka buat usaha sehingga turun hidayah di Amerika. Jika Amerika 
telah masuk Islam bukankah aset mereka menjadi aset Islam.
Syaikh Abdul Wahhab -Amir Dakwah Pakistan- 
katakan : Dahulu kami sebelum buat kerja dakwah, bangsa kami datang ke Amerika 
cari duit untuk bangun Pakistan. Tetapi setelah dakwah, kami cari uang di negeri 
sendiri setelah dapat kami belanjakan pergi ke Amerika supaya orang Amerika 
dapat hidayah.
Ketika utusan Usamah bin Laden datang ke 
Reiwind maka syaikh Abdul Wahhab kasih nasehat : kenapa kalian ajak orang Islam 
seluruh dunia perangi Amerika. Kita dakwahkan mereka dahulu dan doakan agar 
mereka dapat hidayah. Bahkan menurut pengakuan mereka beberapa pemimpin dunia 
telah keluar di jalan Allah bersama mereka seperti Putera Mahkota Kerajaan 
Qatar.
Mereka datang ke orang pemerintahan bukan 
ambil kekuasaan mereka tetapi agar para pemerintah mengamalkan agama di dalam 
pemerintahannya, begitu juga orang kaya bukan untuk ambil hartanya tetapi agar 
orang kaya dapat mentaati Allah SWT dengan hartanya.
Sehingga tak mengherankan jika para pejabat, 
orang kaya, dan alim ulama memiliki ketaatan yang tinggi kepada para ulama 
mereka di India dan Pakistan sehingga mereka mudah diarahkan.
10. Dakwah Mereka Tidak Minta Upah
Mereka hanya minta bayaran dari Allah saja, 
tak ada maksud untuk ambil uang dari mad’u (orang yang di dakwah). Ini lah yang menyebabkan mereka banyak 
ditentang oleh orang yang menjadikan dakwah sebagai mata pencaharian, mereka 
terusik dengan kehadiran jemaah sehingga mereka halangi jemaah dalam kampungnya, 
mereka katakan : Ini garapan saya, jangan dakwah di sini!!
Tetapi kebanyakan ustadz, penceramah yang ikut 
jemaah tabligh baru tahu bahwa selama ini mereka bukan DA’I tetapi MAD’U karena mereka dakwah kalau ada 
panggilan. Bahkan mereka berkelakar : Dulu kami setelah ceramah pulang ke rumah 
maka istri tanya ENTOK PIRO (dapat berapa) tetapi setelah ikut dakwah dengan 
jemaah maka istri tanya ENTE’ 
PIRO (habis berapa) duitnya. 
MENGAPA HARUS KE INDIA DAN PAKISTAN BUKAN KE 
MEKKAH ATAU MADINAH ?
Banyak anggota mereka yang telah menghabiskan 
harta mereka agar dapat datang ke India dan Pakistan belajar cara kerja dakwah 
yang asal. Sampai-sampai orang jual rumah, kendaraan, ternak, atau kehilangan 
modal usaha gara-gara ingin pergi ke sana. Bahkan dalam ceramah-ceramah mereka 
di markaz pusat maupun daerah selalu diakhiri dengan ajakan untuk pergi ke sana. 
Ada apa gerangan ?
Beredar di tengah masyarakat bahwa kiblat 
mereka jemaah tabligh bukan ke ka’bah, mereka tak mau pergi haji, haji mereka ke India Pakistan, 
dsb.
Orang tua di antara mereka mengatakan kami 
datang ke INDIA PAKISTAN untuk belajar ke tempat yang sudah hidup amal DAKWAH, 
bukan untuk beribadat di sana. Ada juga yang mengatakan sebagaimana orang ingin 
belajar sepak bola harus ke BRAZIL dan INGGRIS karena sudah sukses menjadi juara 
dunia. Begitu pula belajar HADITS orang perlu ke MADINAH, belajar qiraat ke 
MESIR, belajar madzhab Imam Syafi’I ke negeri MELAYU, belajar WAHABY ke ARAB SAUDI, belajar madzhab 
Hanafy ke KHURASAN. Maka apa salah kami belajar DAKWAH ke INDIA dan PAKISTAN 
karena di negeri itulah hidup amal dakwah.
Masjid banyak yang hidup 24 jam tidak seperti 
di Negara lain masjid banyak di kunci termasuk di MAKKAH dan MADINAH jika tak 
musim haji terkunci. (Penyalin : Rumah Allah DIKUNCI!!?) Padahal Rasulullah saw 
mulai kerja dari Masjid Nabawi yang hidup dengan amal 24 jam. Di Reiwind amalan 
hidup 24 jam sebagaimana Masjid Nabawi dahulu di zaman Rasulullah 
saw.
Ada juga di antara mereka yang katakan : Kami 
ke INDIA mau lihat sejarah bagaimana hasil kerja dakwah yang dibuat oleh Syaikh 
Maulana Muhammad Ilyas Rah A terhadap orang MEWAT. Suatu kampung pemakan 
bangkai, tidak mengenal Allah, tak pernah ibadah, sampai menjadi kampung yang 
penuh kesalehan.
Yang lain mengatakan banyak orang yang menuduh 
kami haji ke Pakistan bukan ke Mekah terkadang mereka sendiri belum berhaji. 
Lihatlah di markaz kami, di sana para hujjaj tak pernah di panggil Pak Haji, 
bahkan mereka berkali-kali haji, ini bisa dibuktikan jika kita Tanya para AHLI 
SYURA mereka rata-rata lebih dari 3 kali ke haji.
Di antaranya juga katakan : Kami datang untuk 
Shuhbah (berteman rapat / bershahabat untuk mengambil manfaat dari ILMU maupun 
AMAL) dengan ulama-ulama yang telah banyak berkorban dalam kerja dakwah, dan 
melihat kisah nyata kehidupan mereka yang telah jadikan dakwah sebagai MAKSUD 
HIDUP. Sebab jika kami tidak lihat mereka hanya baca tentang dakwah maka tak 
akan bisa kami terapkan.
Sebagaimana penjahit yang hanya membaca buku 
bagaimana cara menjahit jas tetapi tak pernah lihat bagaimana jas dibuat oleh 
penjahit yang lebih senior maka tak mungkin bias jahit. Memang kalau kita mau 
jujur mengamati kepergian mereka ke India dan Pakistan tak merubah cara ibadah, 
dan cara mu’asyaroh mereka, 
artinya tidak ada misi madzhab ataupun aliran yang dibawa. Mereka malahan lebih 
tenggelam dalam masyarakat dan memikirkan keadaan mereka yang jauh dari agama. 
Mereka shalat berjamaah dengan orang banyak, cara shalat pun tak berikhtilaf 
dengan umat Islam lainnya hanya saja mereka lebih menekankan sholat berjamaah, 
di awal waktu, dan di masjid.
Jadi kebanyakan tuduhan-tuduhan orang terhadap 
mereka kebanyakan hanya ikut-ikutan dan mencari-cari celah kesalahan tanpa 
melihat perubahan yang terjadi terhadap orang yang pulang dari sana.
BEBERAPA KRITIKAN TERHADAP JEMAAH 
TABLIGH
Kalau kita mau jujur melihat kritikan yang 
beredar sejak awal usaha didirikan oleh Syaikh Maulana Muhammad Ilyas Rah A, 
maka kita akan dapati kritikan dengan materi yang sama. Karena usut punya usut 
selalu bersumber dari kitab yang sama yang selalu dijadikan topik yang 
berulang-ulang. Di antara kritikan yang berulang-ulang itu adalah :
- Mereka tak memiliki Tauhid Uluhiyyah hanya membicarakan Tauhid Rubbubiyyah saja.
 - Mereka memiliki kebiasaan TAWAF di kuburan.
 - Masjid-masjid mereka di dalamnya ada kuburan.
 - Buku Fadhilah amal mengandungi hadits-hadits dhoif.
 - Mereka ahli bid’ah di dalam ibadah.
 - Dakwah mereka kepada hal yang rendah yaitu shalat bukan dakwah untuk murnikan agama yakni anti terhadap bid’ah sehingga tak beresiko seperti Rasulullah saw.
 - Mereka merupakan gerakan sufi modern.
 - Tinggalkan anak istri dan tidak mengurusnya adalah suatu kedzoliman
 - Mereka dakwah tanpa ilmu sehingga berbahaya untuk umat Islam
 - Haji mereka ke India Pakistan
 - Mereka berlebihan dalam memuji masyaikh mereka (Ghuluw)
 
TANGGAPAN MEREKA TERHADAP KRITIKAN
Umumnya mereka tidak menanggapi 
kritikan-kritikan yang beredar bahkan mereka anggap angin lalu saja sehingga 
semakin menambah sakit hati orang yang mencemooh mereka. Karena jika kritikan 
ditanggapi maka orang yang kritik merasa kritikannya berarti atau merasa menang 
atas mereka. Tetapi aneh! Mereka tak tanggapi kritikan sehingga banyak ahli 
kritik yang benci mereka stress atas sikap mereka.
Tak ada satu buku pun ditulis untuk jawab 
kritikan. Dakwah mereka istikhlash seperti kuda INDIA yang dipakaikan kaca mata 
kuda tak lihat kiri kanan, tak lihat kerja orang lain, tak lihat apa kata orang, 
mereka tawajjuh hanya kepada tertib yang mereka telah sepakati.
Dalam mudzakaroh enam sifat mereka ada point 
tentang tashihun niyat / meluruskan niat. Di sana dikatakan bahwa cirri orang 
ikhlash adalah Sikapnya sama saja dengan orang memuji atau orang yang membenci. 
Mereka telah buktikan, walaupun dihina, dicaci, tetap mereka memberi salam 
kepada siapapun, selalu tersenyum, bahkan justru para pengkritik banyak yang tak 
mau jawab salam mereka, memalingkan muka dari senyum mereka, bahkan meludah di 
hadapan mereka.
BETULKAH JEMAAH TABLIGH SUATU ALIRAN KESUFIAN 
GAYA BARU ?
Banyak yang katakan bahwa para masyaikh jemaah 
tabligh adalah penganut Thariqat Chistiyyah. Hal ini tak bias dipungkiri 
terlihat dari buku yang ditulis oleh Syaikh Zakariya Al Kandahlawi dalam bukunya 
“Thariqat menurut Maulana Zakariya yang diterjemahkan oleh Ustadz Qosim Timori. 
Thariqat mereka bersanad sampai Ali Bin Abi Thalib R A.
Tetapi keanehan terjadi di dalam kerja dakwah 
yang mereka sebarkan tak pernah sedikit pun perintah orang untuk amalkan 
thariqat tertentu, hatta kepada orang yang sudah puluhan tahun ikur kerja dakwah 
sekalipun. Bahkan menurut sejarah yang shahih kerja tabligh yang ada sekarang 
dimulai ketika Syaikh Maulana Muhammad Ilyas Rah A menganggap cara-cara taklim, 
pengajian, thariqat yang pernah dinuatnya atas orang Mewat mengalami kegagalan 
dalam merubah mereka.
Dengan keilmuan yang luas Syaik Ilyas Rah A 
pernah membayar orang-orang Mewat untuk duduk di majlisnya dan dengan 
thariqatnya beliau pernah ajarkan orang Mewat untuk bersihkan Iman mereka. 
Tetapi semua mengalami kegagalan, barulah Allah beri taufiq untuk kerja Tabligh 
ini.
Lihatlah!! Mereka di masjid bukan untuk 
berdzikir saja tetapi mereka bertemu manusia untuk jadikan seluruh manusia 
berdzikir kepada Allah. Setelah itu mereka hidupp seperti biasa punya istri dan 
anak, punya pekerjaan. Adakah ajaran sufi seperti ini? Perlu kejujuran dalam 
menjawabnya.
Anehnya mereka pencemooh mengatakan Tabligh 
Sufi Modern karena kesamaan ucapan antara Syaikh Yusuf Rah A dengan tokoh sufi 
seperti Al Busyairi Rah A, dsb. Bukankah ucapan yang baik dan haq perlu selalu 
disampaikan walau dari siapapun. Bahkan pepatah Arab katakan : Ambillah nasehat 
walaupun dari dinding.
Lihatlah dalam hadits tentang perkataan Raja 
Hiraclius dikutip kembali oleh para shahabat dan para perawi hadits, tidak 
menjadikan shahabat atau perawi hadits dikatakan sebagai orang 
Romawi.
Inilah kedangkalan ilmu para pencemooh yang 
hanya didasari hasad sehingga Allah SWT tampakkan kebodohan mereka walaupun 
mereka dikecam justru menjadi promosi gratis bagi mereka sehingga orang yang 
berhati bersih jadi tablighi karena ingin tahu yang sebenarnya.
Ketika mereka katakan Jemaah Tabligh Khawarij 
Modern, maka orang langsung bisa lihat siapa yang Khawarij.
Ternyata sifat Khawarij yang tak mau salah 
(Ali RA dan Muawiyyah RA dimata Khawarij keduanya salah yang betul dia sendiri) 
justru ada pada para pencemooh.
Adakah Jemaah Tabligh salahkan orang ?? Baik 
dalam buku maupun dalam bayan mereka ?? Tidak!!
Adakah Jemaah Tabligh membid’ahkan orang sehingga tak mau shalat 
berjemaah di masjid, atau mau shalat hanya di masjid tertentu ?? Tidak 
!!
Adakah pelarangan dari syuro mereka atau 
ustadz mereka yang melarang duduk di majlis taklim yang diajar oleh ustadz yang 
bukan karkun ?? Tidak!!
Bahkan setelah khuruj dianjurkan agar lebih 
dekat dengan ulama di kampung mereka masing-masing.
Dengarlah ucapan Syaikh Maulana Muhammad Saad 
Al Kandahlawi : Wallahi!! Doa Masnunah (Doa masuk WC, Doa makan, dsb) yang 
diajarkan oleh Rasulullah saw jauh lebih hebat jika dibandingkan amalan yang 
diajarkan mursyid-mursyid dzikir.
Inikah yang dinamakan sufi?? Tidak, bahkan 
mereka adalah orang yang cinta sunnah Nabi saw.
Sufi menurut Ibnu Taimiyyah berasal dari kata 
suf artinya wol, yakni sebagian penduduk Kufah yang ahli ibadah berpakaian wol. 
Lihatlah baju jemaah tabligh apakah berasal dari wol?? Capek deh…
JEMAAH TABLIGH TINGGALKAN ANAK ISTRI LI 
I’LAI KALIMATILLAH
Jadi perginya seorang keluar di jalan Allah 
bukan untuk habiskan waktu di masjid, duduk, dzikir, pegang tasbih, kalaulah ini 
yang dibuat maka ini adalah bentuk kedzaliman terhadap keluarga. Tetapi para 
shahabat dahulu tinggalkan istri berbulan-bulan bahkan ada Al Faruq ayah dari 
Rabi’ah Al Faruq seorang 
muhaddits telah tinggalkan istri 27 tahun adalah untuk meniggikan kalimat Allah 
dengan berdakwah.
Datang dari kampung ke kampung, Bandar ke 
Bandar, dengan cara membentuk Jemaah dakwah. Bahkan di zaman Rasulullah saw tak 
kurang dari 150 jemaah telah dihantar Rasulullah saw. Dan Nabi sendiri telah 
ikut tak kurang dari 25 kali. Kini orang mau tegakkan agama hanya duduk di 
majlis taklim dan mencela sesama muslim…Mungkinkah???
TERTIB DAKWAH JEMAAH TABLIGH ADA DALAM KITAB 
HAYATUSHAHABAH
Amir dakwah mereka yang kedua yakni Maulana 
Muhammad Yusuf Rah A telah berkata: Kalau saya tuliskan suatu kitab ushul atau 
tertib kerja dakwah ini maka yang membaca hanyalah orang-orang yang ikut dalam 
kerja dakwah saja sedangkan yang lain tak baca. Padahal dakwah ini memiliki 
ushul dalam kehidupan sahabat. Karena Allah jadikan shahabat sebagai contoh 
tauladan umat. Untuk itulah saya tuliskan kitab HAYATUSSHAHABAH.
Maulana Ahmad Lat telah berkata bahwa kitab 
Hayatusshahabah sudah cukup untuk dijadikan ushul dalam kerja dakwah, tak perlu 
tambahan apa-apa, siapa yang ikut cara mereka akan ada jaminan keselamatan 
baginya.
Hayatusshahabah dihimpun dalam 3 jilid. Ketiga 
jilid merupakan keajaiban yang besar, karena belum ada kitab hadits yang ditulis 
dengan cara seperti ini.
Permulaan kitab ditulis dengan ayat 
:
“Dari kalangan orang beriman ada laki-laki 
yang telah membenarkan janjinya kepada Allah yakni mereka syahid dan mencari 
cari jalan untukk syahid”
Seolah-olah Maulana Yusuf Rah A ingin katakan 
inilah kitab yang berisi kisah orang yang telah tunaikan janjinya kepada Allah 
SWT. Akhir dari kitab ini adalah carita tentang bantuan-bantuan Allah secara 
ghaib yang diberikan kepada para shahabat. Sehingga tengah-tengah antara 
keduanya adalah berisi cara untuk datangkan bantuan itu. Mereka menamsilkan 
bahwa kehidupan shahabat ibarat lautan yang mana jika orang akan berenang di 
dalamnya harus tanggalkan dulu pakaiannya dan diganti dengan baju 
renang.
Ayat pembuka seolah pakaian yang bias menyelam 
dalam kehidupan mereka. Selama kita tak tanggalkan pakaian kita dan diganti 
dengan pakaian shahabat maka kita tak akan faham kehidupan mereka. Pakaian kita 
yakni saya seorang dokter, seorang guru, seorang ayah, seorang suami, harus kita 
tanggalkan dahulu dan menggantinya dengan pakaian mereka yakni Syahid dan 
Bersiap-siap Syahid.
Sehingga aneh jika ada seorang ustadz yang 
mengkritik mereka dan menanyakan mana dalil dakwah dengan cara keluar di jalan 
Allah ?? Mana dalilnya tinggalkan anak istri untuk dakwah ?? Mana dalilnya 4 
bulan 40 hari, karena kisah tersebut telah ada dalam kitab hayatusshahabah 
dengan sanad hadits yang jelas.
Hanya saja menurut mereka orang yang tak mau 
mujahadah untuk meniru kehidupan shahabat tak akan faham dengan kehidupan 
mereka. Bagaimana mungkin orang akan faham agama dengan cara satu keadaan yang 
tak sama. Hanya mengkajinya di majlis taklim setelah itu pulang ke rumah ngobrol 
sama anak istri, bahkan nonton TV, kemudian shalat, dll.
Sementara para shahabat Nabi bermujahadah 
dalam terik matahari, kehausan, berhadapan dengan musush, musim dingin, dsb. 
Sedangkan Al Quran turun kepada mereka dalam keadaan suasana yang berlainan 
bukan di majlis taklim. Surat At Taubah turun di musim panas, surat Al Ahzab di 
musim dingin dsb. Mustahil akan bias memahami Al Quran tanpa mengambil 
pengorbanan mereka.
JEMAAH TABLIGH BUKAN ORGANISASI TETAPI DALAM 
KERJA DAKWAHNYA TERORGANISIR
Di mulai dari penanggung jawab mereka untuk 
seluruh dunia yang dikenal dengan Ahli Syura di Nizamuddin, New Delhi, INDIA. 
Kemudian di bawahnya ada syura Negara, misalnya : SYura Indonesia, Malaysia, 
Amerika, dll. Menurut pengakuan mereka ada lebih dari 250 negara yang memiliki 
markaz seperti Masjid Kebon Jeruk Jakarta.
Kemudian ada penanggung jawab propinsi, untuk 
Indonesia sudah ada di semua propinsi. Di bawahnya ada peannggungjawab 
Kabupaten, seperti : penanggung jawab Solo, Purwokerto, dll. Di bawahnya ada 
Halaqah yang terdiri dari banyak mahalah yang minimal 10 mahalah yakni masjid 
yang hidup amal dakwah dan masing-masing mereka ada penanggungjawab yang dipilih 
oleh musyawarah tempatan masing-masing.
Di India ada masjid yang menjadi Muhallah 
sekaligus halaqah dimana di dalam masjid hidup 10 kelompok kerja (jemaah yang 
dihantar tiap bulan 3 hari). Semua permasalahan diputus dalam musyawarah 
sehingga tak ada perselisihan di antara mereka dan mereka punya sifat taat 
kepada hasil musyawarah.
Walaupun mereka tak pernah katakan bentuk 
mereka kekhalifahan seperti harakah lain yang mempropagandakan Khilafatul 
Muslimin, tetapi system jemaah tabligh terlihat begitu rapi sehingga mereka 
saling kenal satu sama lain karena jumlah orang yang pernah keluar di jalan 
Allah tercatat dan terdaftar di markaz dunia.
Setiap 4 bulan mereka berkumpul musyawarah 
Negara masing-masing kemuadian dibawa ke musyawarah dunia di 
Nizamuddin.
Musyawarah harian ada di mahalah masing-masing 
untuk memikirkan orang kampung mereka masing-masing sehingga biarpun ada yang 
pergi tasykiil tetaplah ada orang di maqami yang garap dakwah di sana. Orang 
yang suka dakwah sendiri-sendiri / penceramah suka kritik mereka katanya kenapa 
harus dakwah jauh-jauh ke luar negeri kalau tempat tinggal sendiri aja belum 
beres. Hal ini karena dakwah jemaah tabligh berjamaah sehingga walaupun mereka 
pergi tasykiil di maqami ada orang yang tetap jalankan dakwah.
Yang jelas mereka telah amalkan ayat 
:
“Hendaklah ada di antara kamu umat (Ibnu Abbas 
mengartikan jemaah) yang mengajak kepada kebaikan, memerintah kepada yang 
ma’ruf dan mencegah dari yang 
mungkar, merekalah orang yang mendapat kejayaan.” (QS Ali Imran)
PANDANGAN JEMAAH TABLIGH TENTANG 
KEKHALIFAHAN
Kekhalifahan adalah janji Allah dalam AlQuran, 
artinya pasti Allah beri sebagaimana dalam surat An Nuur :
Allah berjanji kepada orang yang beriman di 
antara kalian dan beramal shalih pasti sungguh mereka akan dijadikan khalifah di 
muka bumi.
Syura mereka beri bayan : Dua orang anak 
dijanjikan ayahnya : Nak, jika kamu lulus dan nilai kamu baik maka ayah akan 
beri kalian mobil. Anak yang pertama sibuk memenuhi syaratnya, belajar semakin 
rajin, siang dan malam, tak fikir mobil, maka pada waktunya akhirnya ia lulus 
dengan nilai yang baik. Anak yang kedua sibuk pergi ke showroom mobil, 
lihat-lihat, Tanya harga, duduk-duduk di joknya, dll. Setiap hari tidak pernah 
belajar hanya sibuk bicarakan mobil. Maka pada waktunya akhirnya ia tak lulus, 
karena nilainya jelek.
Tuan-tuan begitulah kekhalifahan, ada orang 
yang sibuk propagandakan, bicarakan, diskusikan tetapi lupa penuhi syaratnya. 
Bahwa syarat kekhalifahan diberikan Allah SWT adalah karena Iman dan Amal 
Shalih.
JEMAAH TABLIGH ALIRAN MASYAIKH MANIA / 
BERLEBIHAN DALAM IKUT MASYAIKH (GHULLUW), BENARKAH ??? 
Datanglah ke markaz Nizamuddin, dengarkan 
ceramah masyaikh mereka, Syaikh Maulana Muhammad Saad Alkandahlawi : Seandainya 
Maulana Ilyas Rah A hidup kembali dan beliau mengatakan wahai manusia dengar !! 
Jangan jalani kerja tabligh yang saya ajarkan kepada kalian, karena saya keliru 
dan ini kesesatan.” Maka kita jangan percayai Maulan Ilyas Rah A karena kerja 
ini adalah kerja Anbiya, kerja yang haq di sisi Allah SWT.
Bahkan orang-orang yang pergi ke Nizamuddin 
tak ada satupun yang menziarahi Makam Syaikh Ilyas Rah A, tak ada targhib / 
anjuran, apalagi diharuskan untuk ziarah ke makam Syaikh Ilyas Rah A. Kebanyakan 
mereka pergi ke Nizamuddin 40 hari tetapi selama itu tak ada program ziarah 
makam seperti kebanyakan orang yang adakan ziarah ke wali-wali. Bahkan banyak 
yang pergi ke sana sampai pulang tak tahu tempat makam Syaikh Ilyas Rah A 
termasuk penulis yang pernah datang ke sana tak ada yang mau tunjuki dimana 
makam itu. Wallahi!!
Tuan-tuan buktikanlah!! Datang ke sana, kalian 
akan tahu jawabannya bahwa mereka bukan kepada masyaikh mereka tetapi mereka 
taat kepada Rasulullah saw untuk meneruskan kerja mereka. Berbeda dengan para 
pencemooh yang suka menggunakan lisan Syaikh mereka dalam keburukan akhlaq. 
Menurut Syaikh anu, anu…jemaah tabligh sesat. Jadi mereka kutip omongan syaikh 
bukan dalam kebaikan, sedang jemaah tabligh ikut dalam kebaikan kepada masyaikh 
mereka.
APA YANG DIBUAT JEMAAH TABLIGH KETIKA MEREKA 
KELUAR DI JALAN ALLAH
Mereka menghidupkan amalan Nabi secara 
menyeluruh yakni Dakwah, Taklim wa Ta’allum, dan Tazkiyyah. Sesuai ayat :
Ya Tuhan kami, utuslah seorang Rasul 
ditengah-tengah mereka yang berasal dari diri mereka sendiri (yang tugasnya) 
membacakan ayat-ayat Engkau (DAKWAH), mengajarkan kepada mereka ALKITAB dan 
ALHIKMAH (Taklim wa Ta’allum) 
dan Tazkiyyah (Dzikir Ibadah dan Khidmat), Sesungguhnya Engkau Maha Gagah dan 
Maha Bijaksana (AL Baqarah : 129)
Doa di atas adalah doa Nabi Ibrahim ketika 
selesai membangun Ka’bah 
sehingga mereka katakan : Inilah amalan masjid yang diinginkan Ibrahim 
as.
Mereka membagi waktu khuruj dengan tertib 
sebagai berikut :
4 Jam untuk Dakwah, yang terdiri dari 
:
1. Jaulah Umumi, yakni jumpa seluruh orang 
kampung
2. Jaulah Khususi, yakni jumpa orang perorang 
sebagaimana kedudukan orang yang didatangi, misalnya : ulama atau 
umara.
3. Jaulah Taklimi, yakni mereka berkeliling 
untuk ajak orang kampung duduk di majlis taklim fadhilah amal yang mereka 
buat.
4. Jaulah Tasykili, yakni mereka datang ke 
tempat orang yang ada simpati setelah mendengar bayan-bayan (penjelasan) 
mereka.
5. Jaulah Ushuli, yakni mereka datang kepada 
orang yang niat keluar bersamaan dengan kepindahan mereka ke kampung 
lain.
4 Jam mereka gunakan untuk Taklim, yang 
terdiri dari :
1. Taklim Kitabi
2. Taklim Halaqah Al Quran
3. Taklim Enam Sifat
4. Mudzakarah Adab-Adab Sunah 
Sehari-hari
5. Taklim Infiradi, yakni membaca buku yang 
mereka bawa di luar amalan ijtima’i
4 Jam Mereka gunakan untuk Dzikir Ibadah, yang 
terdiri dari :
1. Sholat berjamaah
2. Sholat-sholat sunnah
3. Dzikir Pagi Petang
4. Sholat Tahajud dan Doa Hidayah dimalam 
hari
5. Tilawah Al Quran
6. Doa-doa masnunah
4 Jam mereka gunakan untuk Khidmat, yang 
terdiri dari :
1. Khidmat kepada Amir
2. Khidmat kepada Jemaah
3. Khidmat kepada orang kampung
4. Khidmat kepada diri sendiri
Semuanya menyita waktu 16 Jam. Sedangkan 
sisanya digunakan 6 jam untuk tidur dan 2 jam untuk MCK dan keperluan pribadi 
lainnya.
Apabila mereka keluar ikut tertib dengan iktu 
kepada amalan ijtima’I secara 
full, maka biasanya dengan izin Allah mereka mendapat Ishlah setelah pulang. 
Bisa jaga shalat berjamaah dan muamalah dan mu’asyarahnya menjadi lebih baik.
Kegagalan orang keluar di jalan Allah 
disebabkan mereka tidak ikut tertib sehingga tak ada Ishlah dan setelah itu 
sulit diperbaiki lagi dan jadi HIJAB bagi manusia lain untuk dapat 
Hidayah.
3 Perkara yang menyebabkan seorang sukses 
keluar di jalan Allah :
1. Keluar dengan mentaati Amir
2. Keluar dengan tertib di dalam 
Ijtimaiyyat
3. Keluar semata karena Allah SWT
Apabila orang keluar dengan 3 hal tersebut 
maka Allah akan beri kepada mereka 2 perkara :
1. Dicabut sifat binatang dari diri 
mereka
2. Doa mereka akan dikabulkan sebagaimana doa 
Nabi-Nabi.
Telah banyak bukti perubahan yang terjadi pada 
orang yang keluar di jalan Allah, mereka yang sebelumnya orang yang rusak 
agamanya atau sampah masyarakat. Preman, Koruptor, Bandar Narkoba, Artist 
Pejabat, Anak Menteri, Polisi, Tentara, dsb yang sebelumnya jauh dari agama, 
mereka kini menjadi Pendakwah, bukan hanya diri mereka baik tapi mereka juga 
fikir orang lain untuk menjadi baik.
Sehingga ketika Amir mereka Syaikh Maulana 
Muhammad Yusuf Al Kandahlawi Rah A dikritik orang katanya Jemaah Tabligh hanya 
Amar Makruf saja tak ada Nahi mungkar. Maka Beliau katakan : Hadits yang 
menyebutkan : “Jika kamu lihat kemungkaran maka ‘Fal Yughayyir’ yakni rubahlah bukan hancurkanlah maka 
lihatlah oleh kalian !! Perubahan hidup mereka dari maksiat kepada 
taat.
ENAM SIFAT JEMAAH TABLIGH
Yang menarik dari Enam Sifat Jemaah Tabligh 
merupakan ciri kas mereka yang tidak dimiliki oleh Harokah lain. Bahkan Enam 
Sifat seperti kode untuk membedakan mereka dengan yang lain. Untuk masuk Negara 
Israel misalnya kebanyakan gerakan Islam tidak boleh tetapi Jemaah Tabligh tak 
bisa dibendung kehadirannya di Israel karena mereka gunakan Jemaah yang berasal 
dari negeri yang ada hubungan Diplomatik dengan Israel yakni Singpura, 
Australia, dsb.
Untuk bedakan Jemaah Tabligh atau bukan maka 
orang Israel uji mereka di Bandara dan Perbatasan dengan SIX POINT / ENAM 
SIFAT.
Yang menakjubkan banyak ahli Jemaah mereka 
yang orang-orang Arab, Yordan, Yaman yang sebelumnya menganut WAHABI yakni yang 
tak mau menerima sesuatu yang tidak ada tuntunan dari AL Quran dan As Sunnah, 
ketika salah seorang ditanya kenapa terima Enam Sifat ? Mereka katakan bahwa 
Enam Sifat ada dalam Surat Thaha yakni pesan Allah SWT kepada Nabi Musa as 
sebelum dakwah kepada Fir’aun, 
Samiri, Hamman, Baslam, Qorun.
1. Sesungguhnya Aku Allah tiada Tuhan selain 
Aku maka sembahlah Aku
2. Dirikan Sholat untuk iangat Aku
3. Pergilah kamu dan saudaramu (Harun as) 
dengan ayat-ayat Ku dan jangan lupa untuk ingat Aku.
4. Berkatalah kepada Firaun dengan lemah 
lembut
5. Aku pilih engkau untuk diri Ku
6. Pergilah kamu kepada Firaun karena dia 
telah melampaui batas
ENAM SIFAT
1. Yakin terhadap hakikat kalimah La ilaha 
illa Allah
2. Shalat Khusyu’ wal Khudu’
3. Ilmu ma’a Dzikir
4. Ikramul Muslimin (Akhlaq terhadap orang 
Islam dan Adil terhadap orang Kafir seperti ucapan lemah lembut kepada 
Firaun)
5. Tashhiihunniyah (Amal Semata karena 
Allah)
6. Dakwah dan Tabligh
Lihatlah tuan-tuan point enam sifat di atas 
adakah yang ikhtilaf dengan Al Quran dan Hadits.
JEMAAH TABLIGH SELESAIKAN MASALAH UMMAT DENGAN 
AMALAN MASJID
Dari Surat Al Baqarah 129 terlihat doa Nabi 
Ibrahim di Ka’bah / di masjid 
memohon amal Nabi yakni : Dakwah, Taklim, dan Tazkiyyah. Hal ini untuk 
menghilangkan panyakit asal manusia yakni :
1. Takut kepada selain Allah karena ketika 
manusia hadir di dunia langsung berhubungan dengan kekuatan makhluk, sedangkan 
Allah menyempurnakan diri untuk uiji hambaNya.
2. Hidup dengan cara kebiasaan sendiri, karena 
untuk atasi keadaan hidup yang keras mereka usaha bagaimana bisa bertahan 
sehingga ketika berhasil maka diyakini sebagai cara hidup yang baik 
(adat).
3. Memakai hukum selain yang diturunkan Allah 
SWT, karena berhasil mengatasi persoalan hidup, maka dibuatlah menjadi suatu 
undang-undang.
Amalan Nabi berfungsi untuk :
1. DAKWAH untuk memasukkan Iman Yakin kepada 
manusia sehingga keluar kebesaran makhluk dan masuk kebesaran Allah 
SWT.
2. TAKLIM untuk mengenalkan cara hidup 
anbiyasehingga merubah cara hidup adat menjadi cara hidup secara 
Sunnah.
3. TAZKIYAH mensucikan kehidupan manusia dari 
dosa ketika jumpa dengan Allah. Di zaman Nabi penzina, pencuri, pemabuk datang 
kepada hukum Islam untuk minta disucikan. Sehingga hukum tegak bukan cari pelaku 
maksiat tetapi orang datang kepada hukum untuk tazkiyah.
Syaikh Ilyas Rah A katakan amalan masjid / 
amalan Nabi yakni :
1. Dakwah
2. Taklim wa Ta’allum
3. Dzikir Ibadah
4. Khidmat
4 Penyakit yang menjangkiti Umat :
1. Hubbuddunya (Cinta Dunia)
2. Bodoh dalam agama (Tidak tahu 
hukum)
3. Maksiat kepada Allah Ijtima’i (bersama-sama)
4. Senang berpecah belah.
Cara Pengobatannya :
1. Jadikan dakwah sebagai maksud hidup 
umat
2. Taklim wa Ta’allum
3. Dzikir Ibadah (Sholat mencegah Fahsya dan 
Mungkar)
4. Khidmat kepada orang Islam
PROGRAM JAULAH
Julah adalah tulang punggung Dakwah,karena 
semua anbiya’ mengadakan 
jaulah / keliling jumpa manusia. Jaulah merupakan kumpulan usaha / amal Nabi 
yang dikerjakan dalam waktu bersamaan, yakni : Dakwah, Taklim, Dzikir Ibadah, 
dan Khidmat.
Jaulah dibagi menjadi 2 bagian yakni : Di luar 
dan di dalam.
Di dalam masjid hidupkan amalan : Taklim 
dengan cara taqrir (menulang-ulang pentingnya amal agama dan kerja agama), 
Dzikir dikerjakan oleh seorang atau lebih mudzakir, dan khidmat dikerjakan oleh 
seorang atau lebih istiqbal.
Bagian yang di luar : Dalam surat Yasin 
diceritakan tentang jaulah Habb Annajar dimana beliau disyahidkan saat buat 
jaulah.
Tatkala Kami utus dua orang (Mutakallim dan 
Amir) QS Yasin : 14
Maka Kami kuatkan dengan yang ketiga (makmur) 
QS Yasin : 14
Dan datanglah seseorang dari pinggiran kota 
dengan tergesa-gesa (Dalil) QS Yasin : 20
Dengan dalil yang kuat serta adab-adab yang 
tinggi maka jaulah merupakan asbab hidayah bagi manusia, banyak orang yang 
terkesan dengan cara jaulah ini. Mereka datangi para pemabuk, rumah orang kaya, 
orang miskin, orang sakit, orang lapar, dll tak kesan dengan keadaan 
mad’u nya.
Adakah cara dakwah yang lebih haq, lebih hebat 
dari ini. Suatu cara dakwah yang sudah teruji di Al Quran menghantarkan Habib 
Annajar menjadi Mukromin. Bukan dakwah uji coba !!
Kebodohan seorang ustadz ketika menghujat 
Jemaah Tabligh, ia katakan : Maulana Ilyas Rah A kerja dakwah pertama kali di 
India dimana negeri yang mayoritas Hindu. Pendeta mereka di sana biasa datangi 
umatnya dengan datang ke rumah-rumah, maka Maulana Ilyas Rah A ikut-ikutan cara 
pendeta Hindu datangi orang dari rumah ke rumah. Anehkan? Ada ustadz tidak tahu 
kalau Nabinya Dakwah datangi manusia dari rumah ke rumah.
Wallahu'alam bishowab
Wallahu'alam bishowab

meninggikan jama'ah tabligh merendahkan jama'ah lain, saya rasa anda butuh koreksi diri, bukankah kita dilarang mencela kepada sesama muslim, sekalipun mereka diluar golonganmu,,,
BalasHapusBukan begitu maksudnya tuan tapi .memperjelas .tanggapan orang yg selamaini .jt bid.ah katanya .jangan salah persepsi .memang begitu adanya
HapusIni hanya sebuah tulisan untuk orang" agar lebih mengenal kami, untuk orang yg Selalu menganggap salah kami. Bukan untuk meninggi"kan jamaah ini. Tapi untuk membenarkan persepsi orang tentang jamaah ini. Seharusnya anda harus membacanya berulang" sampai habis.
HapusKeluar dulu 3 hari baru bisa komeng...
HapusBlom mengetahui tapi sudah
mencela..
Keluar dulu 3 hari baru bisa komeng...
HapusBlom mengetahui tapi sudah
mencela..
Saya rasa anda ini blm memahami dari maksud keseluruhan tulisan saudara kita itu,sehingga dengan mudahnya anda melontarkan tuduhan menyalahkan bahwasanya tulisan itu merendahkan jamaah lain.saya pikir andalah yg sebenarnya HARUS koreksi diri..
HapusWallahu'alam.
mohon maaf lagi sebelumnya. Ini hanyalah copy paste dari sebuah buku yang judulnya "membuka kedok jemaah tabligh". Dan dibuku ini tidak mengkafirkan atau mengatakan golongan laen sesat seperti firkoh2 yang ada seperti sekarang ini. Mana yang lebih banyak menjelek2an golongan laen, JT atau Salafy?
BalasHapussaya tidak tau yang mana yang lebih banyak menjelek-jelekan golongan lain, yang saya tau mencela sesama muslim itu suatu perbuatan buruk,
BalasHapusSepertinya saudaraku ini sudah paham dg hakikat ukhuwah islamiyah, mari bersama menuju kejayaan. Klupun tak suka dg tulisan ini angap lah hanya perbedaan persepsi saja tujuan kita sama dunia bahagia akhirat masuk surga
Hapusto Ramlan Mlan : Mohon maaf..tujuan kita rupanya beda...seandainya ibadah hanya untuk kebahagiaan dunia dan mau masuk surga maka saya rela surga dan kebahagiaan dunia dijauhkan dari saya, apabila ibadah hanya untuk takut sengsara dan takut masuk neraka... maka saya rela saya masuk neraka kalau memank itu kehendak Allah ... karena tujuan ibadah yang hakiki bukanlah semua yang disebutkan diatas, tetapi tujuan ibahah yang hakiki adalah mencapai keredha'an Allah SWT. tidak ada yang lain...
Hapusmau saya kasih bukti link salafy yg menjelek-jelekkan firqoh muslim yang laen?
BalasHapustidak perlu karena saya bukan salafy, saya hanya seorang yang belajar menjadi seorang muslim yg baik, lagian juga, itu bukan suatu yg baik, menunjukkan aib seseorang atau golongan. dari pada seperti itu lebih baik anda menulis artikel yang bisa membantu umat muslim yg lain untuk lebih mengenal islam
BalasHapuskhoir, maaf sudah 2/3 malam. ayok kita Tahajud, supaya Allah senantiasa memberikan rahmat serta hidayahnya..
BalasHapussungguh anda termasuk orang yg mempunyai sikap rendah hati, saya berharap anda bisa lebih bijaksana dalam menulis artikel, insyaAllah rahmat Allah mencukupi,,,, afwan
BalasHapussaudaraku ...sebuah pengetahuan saint of earth
BalasHapusseandainya kita bisa bertemu agar ikatan persaudaraan kita sesama muslim bisa semakin dekat...
maha suci Alloh yang telah memberikan kemapuan pada saudaraku untuk menjelaskan semuanya secara panjang lebar.... Alhamdulillah Allah telah membuka hati saya utk belajar memahami. Tapi bagi orang yang hasad...walaupun mukjijat tampak didepan mata mereka, tentu tidak akan faham,,, kita akan faham bila mencoba belajar berkorban. sedikit korban....sedikit faham, banyak korban...banyak faham.. kurang korban,,,kurang faham....salah korban...salah faham...
BalasHapusBismillah...Subhanallah...tulisannya sangatlah bagus! Tp jawaban dari komentarnya tdk sebagus tulisannya..."dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat" (Asy-Syu'ara : 214) Rasulullah Shallallahu 'alahi wa sallam bersabda " setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawaban atas yang dipimpin" (HR. Bukhari no.893, Muslim no. 1829) dgn kata lain tidak mgkn mendahulukan fardhu kifayah atas fardhu 'ain dlm arti tdk mgkn memperhatikan utk memberi petunjuk kepada orang yg jauh sedangkan kerabat terdekatnya msh byk yg membutuhkan...
BalasHapusKeluar dulu 3 hari baru dapat jawapan. Kalau selagi belum keluar selama itu InsyaAllah tuan akan beranggapan yg salah maksudnya sebulan keluar 3 hari yg selebih 27 hari (90 persen masa) untuk siapa. Bagaimana cara ushanya? Belajar untuk diri sendiri dulu yakin dgn Allah solat 5 waktu di jaga, belajar dengan kehidupan sunnah harian dulu balik terapja dlm diri dan keluarga, lain bulan keluar 3 hari belajar lagi dan ajak orang lain pada amal agama. Gitu sih. Pelihara diri kamu dulu dulu supaya yakin dgn Allah, jaga solah Quran dll pulang 3 hari ajak anak isteri dan kita sudah bisa jadi contoh. Gitu dong.
HapusTidak harus keluar tiga hari, orang bisa belajar agama dari taklim mingguan atau belajar dari ustaz/ustazah yang memang punya ilmu.
Hapusblajar teori renang di kelas...nah mo blajar berenang ya terjun ke kolam renang
Hapustengok lah ??? anti pikir kami tidak bjajar ilmu...kami blajar ilmu blajar mengamalkan dan blajar mendakwahkan
setiap manusia pasti memiliki kekurangan dan setiap manusia pasti pernah berdosa. Tidak ada manusia yg sempurna. Mohon dimaafkan apabila ada tulisan ataupun komentar yg tidak berkenan dihati.
BalasHapusWah kalau mau kerjasama dgn JT pasti harus keluar gak pernah masuk... hihi.. sudah kami rasakan nikmatnta keluar dgn JT...
BalasHapusInsyaallah 4 bln..
MasyaAllah...Insyaallah...insyaallah...
BalasHapusinsyaallah 4 bulan ipb ya ALLAH....
BalasHapussaya tidak mau membahas tentang tawassul... Tapi demi Allah...saya melihat dan duduk mendengar dihadapan almarhum kyai uzairon thaifur pengasuh pesantren temboro magetan, bahwasanya tawassul itu jg di anjurkan.. Bkn mengharap pada mahkluk..tapi karna mereka orang2 yg dicintai allah...di temboro juga ada thoriqoh...
BalasHapusHati hati.. Jgn buat ajaran tablig mirip ajaran sebelah yg anti ini itu
Sy salut kalau ada saudara2 kita yang metode dakwahnya sperti ini (JT) tapi merendahkan cara dakwah saudara2nya yang lain spertinya jg kurang baik,diperbaiki saja sdikit tulisannya,sy bukan JT,tp sy dukung cara dakwah JT dan cara dakwah saudara2 yang lain yang menggunakan akhlakul kharimah bukan dgn metoda paling sahih paling nyunnah..
BalasHapusya ya..coba gabung dulu,ikut keluar 3 hari..You never know if you never try...baru nanti kasih komentarnya..syukron
BalasHapusya ya..coba gabung dulu,ikut keluar 3 hari..You never know if you never try...baru nanti kasih komentarnya..syukron
BalasHapusdasar hadis keluar 3 hari dan seterusnya darimana ?
HapusCoba anda gabung barang sekali saja seumur hidup biar mengerti dan merasakan..sesuatu terasa enakatau tidak setelah makanan masuk di mulut...setuju
HapusCoba anda gabung barang sekali saja seumur hidup biar mengerti dan merasakan..sesuatu terasa enakatau tidak setelah makanan masuk di mulut...setuju
HapusIni hanya sekedar meluruskan tentang tabliq itu sendiri and tidak unsur merendahkan ataupun mencela yg lain.. Ikuti and rasakan tabliq ituu baru kita paham apa yg dikerjakan para jamaah nya. Didalm itikaf kalian akan mndpt pelajaran dunia and akhirat. Asslm
BalasHapusAs salam.. Sejujurnya kita harus bersatu atas nama islam dalam perjuangan agama Allah dan rasul kekasihnya Nabi Muhammad. Jangan kita sering lihat pada baju atau jubah setiap muslim dalam menyalahkan antara satu sama lain. Bersatulah kita dalam pakaian iman dan takhwah menujuh yang satu iaitu perjuangan agama Allah SWT dan kekasih Allah junjungan besar Nabi Muhammad SAW.. Kita bisa liat bagaimana anggot kepolisian dari negara berbeda uniform atau baju bisa duduk semeja dalam tujuan yang sama dalam membenteras kegiatan jenayah..
BalasHapusSaya masih terkesan dan selalu teringat masa kuliah di semester 1, ba'da dzuhur saya ngobrol ringan di depan musholla dengan teman satu kelas tentang sebuah ayat dalam surat al Baqarah. Tiba-tiba seorang senior berjenggot panjang merapat di antara tempat duduk kami serapat-rapat nya dan dengan serius mendengarkan pembicaraan kami. Sejak saat itu saya mengenal kalau ternyata ada saudara sesama muslim yang begitu peduli dengan saudaranya yang tidak shalat berjamaah. Tolong, jangan sebut mereka dengan kata 'sesat', mereka hanya ingin meniru dan menjalankan apa yang Rasulullah kerjakan.
BalasHapusIstiqomah dalam dakwah.....meningkatkan pengorbanan......bagi masa 1/3 hidup untuk agama.
BalasHapusYa Alloh pilih kami..gunakan harta waktu diri kami utk agamaMU...istiqomahkan kami..matikan kami...pilih kami..ahli kluarga kami..ahli kampung kami...umat islam sluruh alam..Aamiin
BalasHapus"kullu ra'sin ro'yun" setiap dari kita punya pendapatnya masing-masing dan hanya pendapat Allah Subhanahu wa ta'ala dan RasulNya(qur'an dan hadist) yang harus kita jadikan pedoman dan kemudian kita jadikan pegangan dalam menilai segala hal.. tinggal sedalam dan sejauh mana kita mengetahui, mengkaji dan memahami dengan pemahaman yang benar terhadap 2 hal tersebut. Allah wa rasuluhu a'lam.
BalasHapusSemoga bisa menjadi muskim yg sebenarnya
BalasHapusBismillah.....Bagaimna tanggpnnya jika seorang pemimpin kepala daerah 3 blan berturut2 meninggalkn kewajibnnya untk ke India.....mungkinkah ini dibenarkn. Buknkah menjdi kepala daerah juga amanah Alloh SWT. Mhn pencerhn.....wassalam
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusDoankan saya bisa kembali lagi dakwa ke seluruh dunia dan siap di antar kemana pun juga
BalasHapusAamiin ya Robbal'alamiin
HapusMasalah ikhlaf sangat wajar bahkan dalam kitab "kqifa nakhtalif"(DR.Sulaiman al audah) beliau sebutakn al ikhtilafu baqin ila yaumil qiyamah,,,jadi permasalahannya buka krna berbeda pendapat tpi karena ringannya lidah mengklaim n memvonis kesalah dan kesesatan pihak lain, selain golongannya,, n kata2 berpegangan kepada Alquran n hadits itu benar tpi kedua kitab pedoman itu mempunyai banyak penqfsiran dari para ahli di bidangnya, maka kalo maksud kembali kepada alquran n sunnah semata2 saling toleransi kepada pihak lain yg memiliki dalil dari alquran n sunnah yg bertentangan dgn pendapat Antum maka itu suatu hal yg mulia n bijaksana
BalasHapusYa Allah saya orng awam yg tak paham tentang agama,, tp saya perna dengar kata alim Ulama tanda kasih sayang Allah pada hambanya Allah beri dia kepahaman atas Agama... banyak org pintar dalam agama tp blm tentu paham... setau saya JT bukan golongan atau oganisasi,, tp JT ibarat seperti org sholat ada imam dan makmumnya,, menurut saya JT jamaah yang Baik....
BalasHapusyang penting kalian jangan jadi teroris aja lah... ingatlah... islam itu rohmatanlilalamin... jadilah penyejuk bagi umat lainnya terutama sesama umat islam... aja gontok2an dan ulah asa aing pang benerna...
BalasHapusAhen.... Jangan Susszdon Dulu,..... Ikutan aja Progamnya Dulu kalau cocok Lanjutin kalau tidak tinggalin aja.....
HapusTak Tau maka Tak Sayang.
yang penting kalian jangan jadi teroris aja lah... ingatlah... islam itu rohmatanlilalamin... jadilah penyejuk bagi umat lainnya terutama sesama umat islam... aja gontok2an dan ulah asa aing pang benerna...
BalasHapusyang penting kalian jangan jadi teroris aja lah... ingatlah... islam itu rohmatanlilalamin... jadilah penyejuk bagi umat lainnya terutama sesama umat islam... aja gontok2an dan ulah asa aing pang benerna...
BalasHapus4 jempol buat jt,maju trus,tukang sate teriaknya sate,tukang cendol teriaknya cendol,yg sesat teriaknya "sesat,bid'ah,kafir,macamlah..buat temen2 jt nyantai aja,,biarkn anjing2 itu menggonggon,toh kafilah tetp berlalu..
BalasHapusBnr.. Tpiii itu belajar dg diri kita sendiri .. Bgaimn sholat tepat wktu dan merasakan serta merenungkan kehidupan kita sehari ii di dlm masjid.nikmat., klo sya mengagap Ny rekreasi ibadah. Apa slhnykn klo tuk keluar kota kita berlibur Berhari kita sempat masak buat Allah g sempat. Saya baru klwr 3 hariii aja . Smpe skrng blm ada klwr2 lgiii. Tpii itu tergantung niat jamah masing2 . Asslm
BalasHapusYang pasti utk memperolh iman yg sempurna.itu perlu perjuangn, . Krn iman tsk dpt diwariskan, sementara kondisi ummat dlm.posisi darurat maka tdk cukup bulitin , blog, web side, TV,dll krn ummat ini telah buta,tuli ga bd dengar & melihat, sehingga perlu didekati pegang tangan mereka kemudian dituntun kpd kebaikan, insya Allah akn ada penyelenatn kongkrit. .bukan menghujat, cemoan, takfiri, dn saling menuding,tp dng hikmah, klu kita ada.yg merasa.lebh baik maka pertahankn atau tingkatkn tp jangn kita paksakn orang utk wajib mengikuti kita dng cara penghijatan..... islam.itu indah. ..
BalasHapusAminnn pilih lgii aq yaa allaahh....
BalasHapusSaya stuju dengan tulisan ini saat ini. Saya sendiri pernah nmelakukannya bergabung dengan jamaah tablik untuk mempelajari. saya berpendapat, mereka yang melakukan ini adalah orang-orang zuhud dan merupakan orang-orang yang belajar menjadi tasa'uw dan zuhud pada duniawai di waktu-waktu tertentu. Jujur saya tidak lama mempelajarinya, dan saya tidak sanggup melakukannya karena masih selalu berfikiran dunia lebih berat daripada akherat. Dulu paling-paling saya hanya keluar 3 hari, tidak lebih.
BalasHapusallahu akbar, akan ku gigit sekuat-kuatnya, semoga allah mudahkan kita untuk berjuang
BalasHapusallah tidak akan memandang kita siapa, kita hanya hamba allah yg selalu inggin menaati allah dan rasulnya,,
selemah-lemahnya saudara-saudara yg pernah ikut pasti akan ada rasa kerinduannya,
kalian adalah teman sejati yg mau berbaur senang mau pun susah,
mari kita rapatkan barisan kembali,
salam