16 cara Kematian yang Diinginkan
- Mengucapkan kalimah syahadah ketika wafat. Rasulullah s.a.w bersabda,
maksudnya: “Siapa yang pada akhir hidupnya mengucapkan kalimat La ilaaha
illallah maka ia dimasukkan ke dalam syurga.” (Hadis Riwayat Hakim).
- Ketika wafat dahinya berkeringat. Ini berdasarkan hadis dari Buraidah
Ibnul Khasib. Adalah Buraidah dahulu ketika di Khurasan, melihat
saudaranya yang tengah sakit, namun didapatinya ia sudah wafat dan
terlihat pada jidatnya (dahi) berkeringat, kemudian dia berkata: “Allahu
Akbar, sungguh aku telah mendengar Rasulullah bersabda: Matinya seorang
mukmin adalah dengan berkeringat dahinya.” (Hadis Riwayat Ahmad,
an-Nasai, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Al-Hakim dan
ath-Thayalusi dari Abdullah bin Mas’ud)
- Wafat pada malam Jumaat. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW bermaksud: “Tidaklah
seorang Muslim yang wafat pada hari Jumaat atau pada malam Jumaat
kecuali pastilah Allah menghindarkannya dari seksa kubur.” (Hadis
Riwayat Ahmad)
- Mati syahid di dalam medan perang.
- Mati dalam peperangan fisabilillah. Rasulullah bersabda, maksudnya: “Apa yang kalian kategorikan sebagai orang yang mati syahid di antara kalian? Mereka
menjawab: “Wahai Rasulullah yang kami anggap sebagai orang yang mati
syahid adalah siapa saja yang mati terbunuh di jalan Allah. Baginda bersabda: “Kalau begitu umatku yang mati syahid sangatlah sedikit. Kalangan sahabat kembali bertanya: “Kalau begitu siapa sajakah dari mereka yang mati syahid wahai Rasulullah?” Baginda
menjawab: “Sesiapa yang terbunuh di jalan Allah, yang mati sedang
berjuang di jalan Allah dan yang mati kerana penyakit kolera, yang mati
kerana penyakit perut (iaitu disebabkan penyakit yang menyerang perut
seperti busung lapar atau sejenisnya), dialah syahid dan orang-orang
yang mati tenggelam, dialah syahid.”(Hadis riwayat Muslim, Ahmad dan
al-Baihaqi)
- Mati disebabkan penyakit kolera. Mengenai ini banyak hadis Rasulullah s.a.w meriwayatkan antaranya sebagai berikut: Rasulullah
bersabda, maksudnya: “Penyakit kolera adalah penyebab mati syahid bagi
setiap Muslim.” (Hadis riwayat Bukhari, ath-Thayalusi dan Ahmad)
- Mati karena tenggelam.
- Mati karena tertimpa runtuhan/tanah. Dalil
dari dua perkara di atas adalah berdasarkan sabda Rasulullah bermaksud:
“Kalangan syuhada itu ada lima; orang yang mati karena wabah kolera, karena sakit perut, tenggelam, tertimpa runtuhan bangunan dan syahid
berperang di jalan Allah.” (Hadis riwayat Imam Bukhari, Muslim,
at-Tirmidzi dan Ahmad)
- Perempuan yang meninggal kerana melahirkan anak.
- Mati terbakar.
- Mati kerana penyakit busung perut. Mengenai
kedua perkara ini banyak sekali riwayat dan yang paling masyhur adalah
dari Jabir bin Atik secara marfu’: “Kalangan syuhada ada tujuh: Mati
terbunuh di jalan Allah, karena penyakit kolera adalah syahid, mati
tenggelam adalah syahid, karena busung lapar adalah syahid, karena
penyakit perut keracunan adalah syahid, karena terbakar adalah syahid
dan yang mati karena tertimpa runtuhan (bangunan atau tanah gelongsor)
adalah syahid serta wanita yang mati ketika hamil adalah syahid.” (Hadis
riwayat Imam Malik, Abu Daud, an-Nasa’i, Ibnu Majah dan Ahmad)
- Mati karena penyakit Tubercolosis (TBC). Ini
berdasarkan sabda Rasulullah s.a.w, maksudnya: “Mati di jalan Allah
adalah syahid dan perempuan yang mati ketika melahirkan adalah syahid,
mati karena terbakar adalah syahid, mati karena tenggelam adalah syahid,
mati karena penyakit TBC adalah syahid dan mati karena penyakit perut
adalah syahid.” (Hadis riwayat Thabrani)
- Mati karena
mempertahankan harta dari perampok. “Sesiapa yang mati karena
mempertahankan hartanya (dalam riwayat lain; Sesiapa menuntut hartanya
yang dirampas lalu ia terbunuh) adalah syahid.” (Hadis riwayat Bukhari,
Muslim, Abu Daud, an-Nasa’i, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)
- Mati dalam membela agama dan jiwa. “Sesiapa mati terbunuh dalam membela
hartanya, dia mati syahid; siapa saja yang mati dalam membela
keluarganya, dia mati syahid; sesiapa mati dalam membela agama
(keyakinannya), dia mati syahid dan siapa saja yang mati mempertahankan
darah (jiwanya) dia syahid.”
- Mati dalam berjaga-jaga
(waspada) di jalan Allah. Rasulullah s.a.w bersabda, maksudnya:
“Berjaga-jaga (waspada) di jalan Allah sehari semalam adalah lebih baik
daripada berpuasa selama sebulan dengan mendirikan (sholat) pada malam
harinya. Apabila dia mati, mengalirkan pahala amalannya yang dahulu
dilakukannya dan juga rezekinya serta aman dari seksa kubur (fitnah
kubur).”
- Orang yang meninggal ketika mengerjakan amal soleh. Semoga kematian kita dalam husnul khatiimah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar