Al Qosim bin Muhammad (Tabi’in)
Al-Qasim
yang banyak meriwayatkan hadits dari ‘Aisyah, Ibnu ‘Abbas, Abu Hurairah
dan Aslam -bekas budak Ibnu ‘Umar radhiallahu ‘anhuma-, merupakan
seorang tabi’in yang tsiqah (amanah). Wajar jika kemudian ‘Umar bin
Abdul ‘Aziz yang dikenal sebagai khalifah kelima yang adil, tertarik
akan keamanahannya. Ia berkata, “Seandainya aku punya sedikit kekuasaan,
aku akan jadikan Al-Qasim sebagai khalifah.” Al-Qasim kecil sabar
menjalani takdir Allah sebagai anak yatim dalam tarbiyah istri
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Aisyah radhiallahu ‘anha.
Al-Qasim,
yang menurut Abdullah bin Az-Zubair radhiallahu ‘anhuma adalah cucu Abu
Bakar Ash Shiddiq radhiallahu ‘anhu yang paling mirip dengan kakeknya
ini, mengatakan: “‘Aisyah adalah seorang mufti wanita dari jaman Abu
Bakar, ‘Umar, ‘Utsman dan seterusnya sampai ia meninggal. Aku senantiasa
bersimpuh menimba ilmu darinya dan juga duduk belajar kepada Ibnu
‘Abbas, Abu Hurairah dan Ibnu ‘Umar”. Ini adalah ungkapan yang
mengisyaratkan antusiasnya terhadap ilmu din (agama) meskipun menanggung
beban hidup berat sebagai anak yatim.
Ayyub,
salah seorang ulama hadits, berkata, “Aku tidak melihat seorang pun
yang lebih utama darinya. Ia tidak mau mengambil uang yang halal
untuknya senilai seratus ribu dinar”. Ini adalah ungkapan seorang alim
yang menunjukkan sifat wara’ dan keutamaan Al-Qasim. Bahkan
kehati-hatiannya dalam berfatwa, ia katakan sendiri, “Seseorang hidup
dengan kebodohan setelah mengetahui hak Allah, lebih baik baginya
daripada ia mengatakan apa-apa yang ia tidak mengetahuinya.”
Adapun ketinggian ilmunya dinyatakan oleh beberapa ulama, di antaranya:
Anaknya, Abdurrahman bin Al-Qasim, berkata, “Ia adalah manusia paling utama di jamannya.” Abdurrahman bin Abiz-Zinad berkata, “Aku tidak melihat seorang yang lebih tahu tentang As Sunnah daripada Al-Qasim bin Muhammad, dan seseorang tidak dianggap lelaki hingga ia mengetahui As Sunnah, tak seorang pun yang lebih jenius akalnya darinya.” Khalid bin Nazar (menceritakan, red) dari Ibnu ‘Uyainah, katanya: “Orang yang paling mengetahui hadits ‘Aisyah ada tiga: Al-Qasim bin Muhammad, ‘Urwah bin Az-Zubair, dan ‘Amrah binti ‘Abdirrahman.”
Anaknya, Abdurrahman bin Al-Qasim, berkata, “Ia adalah manusia paling utama di jamannya.” Abdurrahman bin Abiz-Zinad berkata, “Aku tidak melihat seorang yang lebih tahu tentang As Sunnah daripada Al-Qasim bin Muhammad, dan seseorang tidak dianggap lelaki hingga ia mengetahui As Sunnah, tak seorang pun yang lebih jenius akalnya darinya.” Khalid bin Nazar (menceritakan, red) dari Ibnu ‘Uyainah, katanya: “Orang yang paling mengetahui hadits ‘Aisyah ada tiga: Al-Qasim bin Muhammad, ‘Urwah bin Az-Zubair, dan ‘Amrah binti ‘Abdirrahman.”
Ia
pun memiliki banyak hikmah yang ia ucapkan. Al-Imam Malik berkata,
“Al-Qasim didatangi seorang penguasa Madinah yang akan menanyakan
sesuatu, lalu Al-Qasim berkata, ‘Berkata dengan ilmu termasuk memuliakan
diri sendiri’.” Al-Qasim juga berkata, “Allah menjadikan (bagi)
kejujuran, (dengan) kebaikan yang akan datang sebagai ganti dari-Nya”.
Sebelum
meninggal, Al-Qasim berwasiat kepada salah seorang anaknya, “Ratakanlah
kuburku dan taburilah dengan tanah serta janganlah kamu menyebut-nyebut
keadaanku demikian dan demikian.”
Al-Qasim,
seorang tokoh tabi’in besar yang buta matanya di akhir kehidupannya,
wafat pada masa kekhalifahan Yazid bin Abdil Malik bin Marwan, dalam
usia 71 tahun. Tepatnya pada tahun 107 H, sewaktu menunaikan ibadah
‘umrah bersama Hisyam bin Abdil Malik di perbatasan antara kota Madinah
dan Makkah.Walllahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar