Nabi Nuh adalah nabi keempat sesudah Adam, Syith dan Idris dan keturunan
 kesembilan dari Nabi Adam. Ayahnya adalah Lamik bin Metusyalih bin 
Idris.
Nabi Nuh menerima wahyu kenabian dari Allah dalam masa "fatrah" masa 
kekosongan di antara dua rasul di mana biasanya manusia secara 
beransur-ansur melupakan ajaran agama yang dibawa oleh nabi yang 
meninggalkan mereka dan kembali bersyirik meninggalkan amal kebajikan, 
melakukan kemungkaran dan kemaksiatan di bawah pimpinan Iblis.
Demikianlah maka kaum Nabi Nuh tidak luput dari proses tersebut, 
sehingga ketika Nabi Nuh datang di tengah-tengah mereka, mereka sedang 
menyembah berhala ialah patung-patung yang dibuat oleh tangan-tangan 
mereka sendiri disembahnya sebagai tuhan-tuhan yang dapat membawa 
kebaikan dan manfaat serta menolak segala kesengsaraan dan kemalangan.
Berhala-berhala yang dipertuhankan dan menurut kepercayaan mereka 
mempunyai kekuatan dan kekuasaan ghaib ke atas manusia itu diberinya 
nama-nama yang silih berganti menurut kehendak dan selera kebodohan 
mereka.Kadang-kadang mereka namakan berhala mereka " Wadd " dan " Suwa "
 kadangkala " Yaguts " dan bila sudah bosan digantinya dengan nama " 
Yatuq " dan " Nasr ".
Nabi Nuh berdakwah kepada kaumnya yang sudah jauh tersesat oleh iblis
 itu, mengajak mereka meninggalkan syirik dan penyembahan berhala dan 
kembali kepada tauhid menyembah Allah Tuhan sekalian alam melakukan 
ajaran-ajaran agama yang diwahyukan kepadanya serta meninggalkan 
kemungkaran dan kemaksiatan yang diajarkan oleh Syaitan dan Iblis.
Nabi Nuh menarik perhatian kaumnya agar melihat alam semesta yang 
diciptakan oleh Allah berupa langit dengan matahari, bulan dan 
bintang-bintang yang menghiasinya, bumi dengan kekayaan yang ada di atas
 dan di bawahnya, berupa tumbuh-tumbuhan dan air yang mengalir yang 
memberi kenikmatan hidup kepada manusia, pengantian malam menjadi siang 
dan sebaliknya yang kesemua itu menjadi bukti dan tanda nyata akan 
adanya keesaan Tuhan yang harus disembah dan bukan berhala-berhala yang 
mereka buat dengan tangan mereka sendiri.Di samping itu Nabi Nuh juga 
memberitakan kepada mereka bahwa akan ada gajaran yang akan diterima 
oleh manusia atas segala amalannya di dunia iaitu syurga bagi amalan 
kebajikan dan neraka bagi segala pelanggaran terhadap perintah agama 
yang berupa kemungkaran dan kemaksiatan.
Nabi Nuh yang dikurniakan Allah dengan sifat-sifat yang patut 
dimiliki oleh seorang nabi, fasih dan tegas dalam kata-katanya, 
bijaksana dan sabar dalam tindak-tanduknya melaksanakan tugas risalahnya
 kepada kaumnya dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dengan cara 
yang lemah lembut mengetuk hati nurani mereka dan kadang kala dengan 
kata-kata yang tajam dan nada yang kasar bila menghadapi 
pembesar-pembesar kaumnya yang keras kepala yang enggan menerima hujjah 
dan dalil-dalil yang dikemukakan kepada mereka yang tidak dapat mereka 
membantahnya atau mematahkannya.
Akan tetapi walaupun Nabi Nuh telah berusaha sekuat tanaganya 
berdakwah kepda kaumnya dengan segala kebijaksanaan, kecekapan dan 
kesabaran dan dalam setiap kesempatan, siang mahupun malam dengan cara 
berbisik-bisik atau cara terang dan terbuka terbyata hanya sedikit 
sekali dari kaumnya yang dpt menerima dakwahnya dan mengikuti ajakannya,
 yang menurut sementara riwayat tidak melebihi bilangan seratus orang 
Mereka pun terdiri dari orang-orang yang miskin berkedudukan sosial 
lemah. Sedangkan orang yang kaya-raya, berkedudukan tingi dan terpandang
 dalam masyarakat, yang merupakan pembesar-pembesar dan 
penguasa-penguasa tetap membangkang, tidak mempercayai Nabi Nuh 
mengingkari dakwahnya dan sesekali tidak merelakan melepas agamanya dan 
kepercayaan mereka terhadap berhala-berhala mereka, bahkan mereka 
berusaha dengan mengadakan persekongkolan hendak melumpuhkan dan 
mengagalkan usaha dakwah Nabi nuh.
Berkata mereka kepada Nabi Nuh:"Bukankah engkau hanya seorang 
daripada kami dan tidak berbeda drp kami sebagai manusia biasa. Jikalau 
betul Allah akan mengutuskan seorang rasul yang membawa perintah-Nya, 
nescaya Ia akan mengutuskan seorang malaikat yang patut kami dengarkan 
kata-katanya dan kami ikuti ajakannya dan bukan manusia biasa seperti 
engkau hanya dpt diikuti orang-orang rendah kedudukan sosialnya seperti 
para buruh petani orang-orang yang tidak berpenghasilan yang bagi kami 
mereka seperti sampah masyarakat.Pengikut-pengikutmu itu adalah 
orang-orang yang tidak mempunyai daya fikiran dan ketajaman otak, mereka
 mengikutimu secara buta tuli tanpa memikirkan dan menimbangkan 
masak-masak benar atau tidaknya dakwah dan ajakanmu itu. Cuba agama yang
 engkau bawa dan ajaran -ajaran yang engkau sadurkan kepada kami itu 
betul-betul benar, nescaya kamilah dulu mengikutimu dan bukannya 
orang-orang yang mengemis pengikut-pengikutmu itu. kami sebagai 
pemuka-pemuka masyarakat yang pandai berfikir, memiliki kecerdasan otak 
dan pandangan yang luas dan yang dipandang masyarakat sebagai 
pemimpin-pemimpinnya, tidaklah mudak kami menerima ajakanmu dan 
dakwahmu.Engkau tidak mempunyai kelebihan di atas kami tentang soaL-soal
 kemasyarakatan dan pergaulan hidup.kami jauh lebih pandai dan lebih 
mengetahui drpmu tentang hal itu semua.nya.Anggapan kami terhadapmu, 
tidak lain dan tidak bukan, bahawa engkau adalh pendusta belaka."
Nuh berkata, menjawab ejekan dan olok-olokan kaumnya:"Adakah engkau 
mengira bahwa aku dpt memaksa kamu mengikuti ajaranku atau mengira bahwa
 aku mempunyai kekuasaan untuk menjadikan kamu orang-orang yang beriman 
jika kamu tetap menolak ajakan ku dan tetap membuta-tuli terhadap 
bukti-bukti kebenaran dakwahku dan tetap mempertahakan pendirianmu yang 
tersesat yang diilhamkan oleh kesombongan dan kecongkakan karena 
kedudukan dan harta-benda yang kamu miliki.Aku hanya seorang manusia 
yang mendpt amanat dan diberi tugas oleh Allah untuk menyampaikan 
risalah-Nya kepada kamu. Jika kamu tetap berkeras kepala dan tidak mahu 
kembali ke jalan yang benar dan menerima agama Allah yang diutuskan-Nya 
kepada ku maka terserahlah kepada Allah untuk menentukan hukuman-Nya dan
 gajaran-Nya keatas diri kamu. Aku hanya pesuruh dan rasul-Nya yang 
diperintahkan untuk menyampaikan amanat-Nya kepada hamba-hamba-Nya. 
Dialah yang berkuasa memberi hidayah kepadamu dan mengampuni dosamu atau
 menurunkan azab dan seksaan-Nya di atas kamu sekalian jika Ia 
kehendaki.Dialah pula yang berkuasa menurunkan seksa danazab-nya di 
dunia atau menangguhkannya sampai hari kemudian. Dialah Tuhan pencipta 
alam semesta ini, Maha Kuasa ,Maha Mengetahui, maha pengasih dan Maha 
Penyayang.".
Kaum Nuh mengemukakan syarat dengan berkata:"Wahai Nuh! Jika engkau 
menghendaki kami mengikutimu dan memberi sokongan dan semangat kepada 
kamu dan kepada agama yang engkau bawa, maka jauhkanlah para pengikutmu 
yang terdiri dari orang-orang petani, buruh dan hamaba-hamba sahaya itu.
 Usirlah mereka dari pengaulanmu karena kami tidak dpt bergaul dengan 
mereka duduk berdampingan dengan mereka mengikut cara hidup mereka dan 
bergabung dengan mereka dalam suatu agama dan kepercayaan. Dan bagaimana
 kami dpt menerima satu agama yang menyamaratakan para bangsawan dengan 
orang awam, penguasa dan pembesar dengan buruh-buruhnya dan orang kaya 
yang berkedudukan dengan orang yang miskin dan papa."
Nabi Nuh menolak pensyaratan kaumnya dan berkata:"Risalah dan agama 
yang aku bawa adalah untuk semua orang tiada pengecualian, yang pandai 
mahupun yang bodoh, yang kaya mahupun miskin, majikan ataupun buruh 
,diantara peguasa dan rakyat biasa semuanya mempunyai kedudukan dan 
tempat yang sama trehadap agama dan hukum Allah. Andai kata aku memenuhi
 pensyaratan kamu dan meluluskan keinginanmu menyingkirkan para 
pengikutku yang setia itu, maka siapakah yang dpt ku harapkan akan 
meneruskan dakwahku kepada orang ramai dan bagaimana aku sampai hati 
menjauhkan drpku orang-orang yang telah beriman dan menerima dakwahku 
dengan penuh keyakinan dan keikhlasan di kala kamu menolaknya serta 
mengingkarinya, orang-orang yang telah membantuku dalam tugasku di kala 
kamu menghalangi usahaku dan merintangi dakwahku. Dan bagaimanakah aku 
dpt mempertanggungjawabkan tindakan pengusiranku kepada mereka terhadap 
Allah bila mereka mengadu bahawa aku telah membalas kesetiaan dan 
ketaatan mereka dengan sebaliknya semata-mata untuk memenuhi 
permintaanmu dan tunduk kepada pensyaratanmu yang tidak wajar dan tidak 
dpt diterima oleh akal dan fikiran yang sihat. Sesungguhnay kamu adalah 
orang-orang yang bodoh dan tidak berfikiran sihat.
Pada akhirnya, karena merasa tidak berdaya lagi mengingkari kebenaran
 kata-kata Nabi Nuh dan merasa kehabisan alasan dan hujjah untuk 
melanjutkan dialog dengan beliau, maka berkatalah mereka:
"Wahai 
Nabi Nuh! Kita telah banyak bermujadalah dan berdebat dan cukup 
berdialog serta mendengar dakwahmu yang sudah menjemukan itu. Kami tetap
 tidak akan mengikutimu dan tidak akan sesekali melepaskan kepercayaan 
dan adat-istiadat kami sehingga tidak ada gunanya lagi engkau 
mengulang-ulangi dakwah dan ajakanmu dan bertegang lidah dengan kami. 
datangkanlah apa yang engkau benar-benar orang yang menepati janji dan 
kata-katanya. Kami ingin melihat kebenaran kata-katamu dan ancamanmu 
dalam kenyataan. Karena kami masih tetap belum mempercayaimu dan tetap 
meragukan dakwahmu."
Nabi Nuh Berputus Asa Dari Kaumnya
Nabi Nuh berada di tengah-tengah kaumnya selama sembilan ratus lima 
puluh tahun berdakwah, mengajak mereka meninmggalkan penyembahan berhala
 dan kembali menyembah dan beribadah kepada Allah Yang maha Kuasa 
memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat dan gelap ke jalan yang 
benar dan terang, mengajar mereka hukum-hukum syariat dan agama yang 
diwahyukan oleh Allah kepadanya, mangangkat darjat manusia yang 
tertindas dan lemah ke tingak yang sesuai dengan fitrah dan qudratnya 
dan berusaha menghilangkan sifat-sifat sombong dan congkak yang melekat 
pada para pembesar kaumnya dan medidik agar mereka berkasih sayang, 
tolong-menolong diantara sesama manusia. Akan tetapi dalam waktu yang 
cukup lama itu, Nabi Nuh tidak berhasil menyedarkan an menarik kaumnya 
untuk mengikuti dan menerima dakwahnya beriman, bertauhid dan beribadat 
kepada Allah kecuali sekelompok kecil kaumnya yang tidak mencapai 
seramai seratus orang, walaupun ia telah melakukan tugasnya dengan 
segala daya-usahanya dan sekuat tenaganya dengan penuh kesabaran dan 
kesulitan menghadapi penghinaan, ejekan dan cercaan makian kaumnya, 
karena ia mengharapkan akan dtg masanya di mana kaumnya akan sedar diri 
dan dtg mengakui kebenarannya dan kebenaran dakwahnya.
Harapan Nabi Nuh akan kesedaran kaumnya ternyata makin hari makin 
berkurangan dan bahawa sinar iman dan takwa tidak akan menebus ke dalam 
hati mereka yang telah tertutup rapat oleh ajaran dan bisikan Iblis. Hal
 mana Nabi Nuh berupa berfirman Allah yang bermaksud:
"Sesungguhnya tidak akan seorang drp kaumnya mengikutimu dan beriman 
kecuali mereka yang telah mengikutimu dan beriman lebih dahulu, maka 
jgnlah engkau bersedih hati karena apa yang mereka perbuatkan."
Dengan penegasan firman Allah itu, lenyaplah sisa harapan Nabi Nuh dari 
kaumnya dan habislah kesabarannya. Ia memohon kepada Allah agar 
menurunkan Azab-Nya di atas kaumnya yang berkepala batu seraya 
berseru:"Ya Allah! Jgnlah Engkau biarkan seorang pun drp orang-orang 
kafir itu hidup dan tinggal di atas bumi ini. Mareka akan berusaha 
menyesatkan hamba-hamba-Mu, jika Engkau biarkan mereka tinggal dan 
mereka tidak akan melahirkan dan menurunkan selain anak-anak yang 
berbuat maksiat dan anak-anak yang kafir spt.mereka."
Doa Nabi Nuh dikalbulkan oleh Allah dan permohonannya diluluskan dan 
tidak perlu lagi menghiraukan dan mempersoalkan kaumnya, karena mereka 
itu akan menerima hukuman Allah dengan mati tenggelam.
Nabi Nuh Membuat Kapal
Setelah menerima perintah Allah untuk membuat sebuah kapal, segeralah
 Nabi Nuh mengumpulkan para pengikutnya dan mulai mereka mengumpulkan 
bhn yang diperlukan untuk maksud tersebut, kemudian dengan mengambil 
tempat di luar dan agak jauh dari kota dan keramaiannya mereka dengan 
rajin dan tekun bekerja siang dan malam menyelesaikan pembinaan kapal 
yang diperintahkan itu.
Walaupun Nabi Nuh telah menjauhi kota dan masyarakatnya, agar dpt 
bekerja dengan tenang tanpa gangguan bagi menyelesaikan pembinaan 
kapalnya namun ia tidak luput dari ejekan dan cemuhan kaumnya yang 
kebetulan atau sengaja melalui tempat kerja membina kapal itu. Mereka 
mengejek dan mengolok-olk dengan mengatakan:"Wahai Nuh! Sejak bila 
engkau telah menjadi tukang kayu dan pembuat kapal?Bukankah engkau 
seorang nabi dan rasul menurut pengakuanmu, kenapa sekarang menjadi 
seorang tukang kayu dan pembuat kapal.Dan kapal yang engkau buat itu di 
tempat yang jauh dari air ini adalah maksudmu untuk ditarik oleh kerbau 
ataukah mengharapkan angin yang ankan menarik kapalmu ke laut?"Dan 
lain-lain kata ejekan yang diterima oleh Nabi Nuh dengan sikap dingin 
dan tersenyum seraya menjawab:"Baiklah tunggu saja saatnya nanti, jika 
kamu sekrg mengejek dan mengolok-olok kami maka akan tibalah masanya 
kelak bg kami untuk mengejek kamu dan akan kamu ketahui kelak untuk apa 
kapal yang kami siapkan ini.Tunggulah saatnya azab dan hukuman Allah 
menimpa atas diri kamu."
Setelah selesai pekerjaan pembuatan kapal yang merupakan alat 
pengangkutan laut pertama di dunia, Nabi Nuh menerima wahyu dari 
Allah:"Siap-siaplah engkau dengan kapalmu, bila tiba perintah-Ku dan 
terlihat tanda-tanda drp-Ku maka segeralah angkut bersamamu di dalam 
kapalmu dan kerabatmu dan bawalah dua pasang dari setiap jenis makhluk 
yang ada di atas bumi dan belayarlah dengan izin-Ku."
Kemudian 
tercurahlah dari langit dan memancur dari bumi air yang deras dan 
dahsyat yang dalam sekelip mata telah menjadi banjir besar melanda 
seluruh kota dan desa menggenangi daratan yang rendah mahupun yang 
tinggi sampai mencapai puncak bukit-bukit sehingga tiada tempat 
berlindung dari air bah yang dahsyat itu kecuali kapal Nabi Nuh yang 
telah terisi penuh dengan para orang mukmin dan pasangan makhluk yang 
diselamatkan oleh Nabi Nuh atas perintah Allah.
Dengan iringan"Bismillah majraha wa mursaha"belayarlah kapal Nabi Nuh
 dengan lajunya menyusuri lautan air, menentang angin yang kadang kala 
lemah lembut dan kadang kala ganas dan ribut. Di kanan kiri kapal 
terlihatlah orang-orang kafir bergelut melawan gelombang air yang 
menggunung berusaha menyelamat diri dari cengkaman maut yang sudah sedia
 menerkam mereka di dalam lipatan gelombang-gelombang itu.
Tatkala Nabi Nuh berada di atas geladak kapal memperhatikan cuaca dan
 melihat-lihat orang-orang kafir dari kaumnya sedang bergelimpangan di 
atas permukaan air, tiba-tiba terlihatlah olehnya tubuh putera sulungnya
 yang bernama "Kanaan" timbul tenggelam dipermainkan oleh gelombang yang
 tidak menaruh belas kasihan kepada orang-orang yang sedang menerima 
hukuman Allah itu. Pada saat itu, tanpa disadari, timbullah rasa cinta 
dan kasih sayang seorang ayah terhadap putera kandungnya yang berada 
dalam keadaan cemas menghadapi maut ditelan gelombang.
Nabi Nuh secara spontan, terdorong oleh suara hati kecilnya berteriak
 dengan sekuat suaranya memanggil puteranya:Wahai anakku! Datanglah 
kemari dan gabungkan dirimu bersama keluargamu. Bertaubatlah engkau dan 
berimanlah kepada Allah agar engkau selamat dan terhindar dari bahaya 
maut yang engkau menjalani hukuman Allah." Kanaan, putera Nabi Nuh, yang
 tersesat dan telah terkena racun rayuan syaitan dan hasutan kaumnya 
yang sombong dan keras kepala itu menolak dengan keras ajakan dan 
panggilan ayahnya yang menyayanginya dengan kata-kata yang 
menentang:"Biarkanlah aku dan pergilah, jauhilah aku, aku tidak sudi 
berlindung di atas geladak kapalmu aku akan dapat menyelamatkan diriku 
sendiri dengan berlindung di atas bukit yang tidak akan dijangkau oleh 
air bah ini."
Nuh menjawab:"Percayalah bahawa tempat satu-satunya yang dapat 
menyelamatkan engkau ialah bergabung dengan kami di atas kapal ini. Masa
 tidak akan ada yang dapat melepaskan diri dari hukuman Allah yang telah
 ditimpakan ini kecuali orang-orang yang memperolehi rahmat dan 
keampunan-Nya."
Setelah Nabi Nuh mengucapkan kata-katanya tenggelamlah Kanaan 
disambar gelombang yang ganas dan lenyaplah ia dari pandangan mata 
ayahnya, tergelincirlah ke bawah lautan air mengikut kawan-kawannya dan 
pembesar-pembesar kaumnya yang durhaka itu.
Nabi Nuh bersedih hati dan berdukacita atas kematian puteranya dalam 
keadaan kafir tidak beriman dan belum mengenal Allah. Beliau 
berkeluh-kesah dan berseru kepada Allah:"Ya Tuhanku, sesungguhnya 
puteraku itu adalah darah dagingku dan adalah bahagian dari keluargaku 
dan sesungguhnya janji-Mu adalha janji benar dan Engkaulah Maha Hakim 
yang Maha Berkuasa."Kepadanya Allah berfirman:"Wahai Nuh! Sesungguhnya 
dia puteramu itu tidaklah termasuk keluargamu, karena ia telah 
menyimpang dari ajaranmu, melanggar perintahmu menolak dakwahmu dan 
mengikuti jejak orang-orang yang kafir drp kaummu.Coretlah namanya dari 
daftar keluargamu.
Hanya mereka yang telah menerima dakwahmu mengikuti jalanmu dan 
beriman kepada-Ku dpt engkau masukkan dan golongkan ke dalam barisan 
keluargamu yang telah Aku janjikan perlindungannya danterjamin 
keselamatan jiwanya.Adapun orang-orang yang mengingkari risalah mu, 
mendustakan dakwahmu dan telah mengikuti hawa nafsunya dan tuntutan 
Iblis, pastilah mereka akan binasa menjalani hukuman yang telah Aku 
tentukan walau mereka berada dipuncak gunung. Maka janganlah engkau 
sesekali menanyakan tentang sesuatu yang engkau belum ketahui. Aku 
ingatkan janganlah engkau sampai tergolong ke dalam golongan orang-orang
 yang bodoh."
Nabi Nuh sedar segera setelah menerima teguran dari Allah bahwa cinta
 kasih sayangnya kepada anaknya telah menjadikan ia lupa akan janji dan 
ancaman Allah terhadap orang-orang kafir termasuk puteranya sendiri. Ia 
sedar bahawa ia tersesat pd saat ia memanggil puteranya untuk 
menyelamatkannya dari bencana banjir yang didorong oleh perasaan naluri 
darah yang menghubungkannya dengan puteranya padahal sepatutnya cinta 
dan taat kepada Allah harus mendahului cinta kepada keluarga dan 
harta-benda. Ia sangat sesalkan kelalaian dan kealpaannya itu dan 
menghadap kepada Allah memohon ampun dan maghfirahnya dengan berseru:"Ya
 Tuhanku aku berlindung kepada-Mu dari godaan syaitan yang terlaknat, 
ampunilah kelalaian dan kealpaanku sehingga aku menanyakan sesuatu yang 
aku tidak mengetahuinya. Ya Tuhanku bila Engkau tidak memberi ampun dan 
maghfirah serta menurunkan rahmat bagiku, nescaya aku menjadi orang yang
 rugi."
Setelah air bah itu mencapai puncak keganasannya dan habis binasalah 
kaum Nuh yang kafir dan zalim sesuai dengan kehendak dan hukum Allah, 
surutlah lautan air diserap bumi kemudian bertambatlah kapal Nuh di atas
 bukit " Judie " dengan iringan perintah Allah kepada Nabi Nuh:"Turunlah
 wahai Nuh ke darat engkau dan para mukmin yang menyertaimu dengan 
selamat dilimpahi barakah dan inayah dari sisi-Ku bagimu dan bagi umat 
yang menyertaimu."
Kisah Nabi Nuh Dalam Al-Quran
Al-Quran menceritakan kisah Nabi Nuh dalam 43 ayat dari 28 surah di 
antaranya surah Nuh dari ayat 1 sehinga 28, juga dalam surah "Hud" ayat 
27 sehingga 48 yang mengisahkan dialog Nabi Nuh dengan kaumnya dan 
perintah pembuatan kapal serta keadaan banjir yang menimpa di atas 
mereka.
Pengajaran Dari Kisah Nabi Nuh A.S.
Bahawasanya hubungan antara manusia yang terjalin karena ikatan 
persamaan kepercayaan atau penamaan aqidah dan pendirian adalah lebih 
erat dan lebih berkesan drp hubungan yang terjalin karena ikatan darah 
atau kelahiran. Kanaan yang walaupun ia adalah anak kandung Nabi Nuh, 
oleh Allah s.w.t. dikeluarkan dari bilangan keluarga ayahnya karena ia 
menganut kepercayaan dan agama berlainan dengan apa yang dianut dan 
didakwahkan oleh ayahnya sendiri, bahkan ia berada di pihak yang 
memusuhi dan menentangnya.
Maka dalam pengertian inilah dapat difahami firman Allah dalam 
Al-Quran yang bermaksud:"Sesungguhnya para mukmin itu adalah 
bersaudara." Demikian pula hadis Rasulullah s.a.w.yang 
bermaksud:"Tidaklah sempurna iman seseorang kecuali jika ia menyintai 
saudaranya yang beriman sebagaimana ia menyintai dirinya sendiri."Juga 
peribahasa yang berbunyi:"Adakalanya engkau memperolehi seorang saudara 
yang tidak dilahirkan oleh ibumu."
Wallahu'alam
Beberapa Foto Situs Perahu Nabi Nuh AS




Tidak ada komentar:
Posting Komentar