Muhammad Bin Sirin (Wafat 110 H)
Nama
lengkapnya adalah Muhammad bin Sirin al-Anshari, ia adalah seorang ahli
fiqh yang zuhud dan tekun beribadah, ayahnya bekas sahaya Anas bin
Malik yang membelinya dari Khalid bin al-Walid yang menawannya di Ain
at-Tamr di gurun pasir Irak dekat al-Anbar. Sebelumnya Anas menjanjikan
kebebasan bagi budaknya itu bila Sirin membayar sejumlah uang. Sirin
melunasinya dan bebaslah ia. Ibu Muhammad bin Sirin bernama Shaffiyah
yang pernah menjadi sahaya Abu Bakar.
Muhammad
bin Sirin lahir dua tahun menjelang masa pemerintahan Utsman, ia sempat
bertemu dengan 30 orang sahabat, tetapi tidak pernah melihat abu Bakar
dan Abu Dzarr al-Ghifari. Ia juga tidak mendengar langsung hadits dari
Ibnu Abbas atau Abu Darda’ atau Imran bin Hushain, atau sayyidah Aisyah.
Namun ia meriwayatkan dari beberapa hadist musnad dari Zaid bin Tsabit,
Anas bin Malik, Abu Hurairah, Hudzaifah bin al-Yaman dan beberapa
lainnya.
Diantara
orang yang meriwayatkan dari Ibnu Sirin adalah Asy-Sya’bi, al-Auza’I,
Ashim al-Ahwal, Malik bin Dinar dan Khalid al-Hadzdza.
Hisyam bin Hisan berkata tentangnya:” Dia Orang Paling Jujur yang pernah aku jumpai”, Abu Awanah menambahkan “ Aku pernah meliha Ibnu sirin dan tak seorangpun melihatnya tanpa sedang berzikir kepada Allah Ta’ala”. Dan komentarnya Abu Sa’ad adalah “ Dia dipercaya memang teguh amanat, tinggi kedudukannya dan banyak ilmunya”.
Ia wafat pada tahun 110 H
Disalin dari Biografi Ibnu Sirin dalam Tahdzib at Tahdzib 9/241 karya Ibnu Hajar Asqalani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar