FATWA ULAMA TENTANG JAMAAH TABLIGH
 
 1. Fatwa Darul Uloom Trinidad and Tobago tentang Jamaah Tabligh
 Mengenai banyak diskusi tentang Dawah dan Tabligh atau Jamaah Tabligh, 
banyak cendekiawan dan lainnya seperti Dr Zakir Naik dan ulama lainnya 
mengkritik dan mengatakan itu adalah bidah untuk berpartisipasi dalam 
Dawah dan Tabligh, dari mana mereka mendapatkan pandangan-pandangan 
seperti ini ? Merek
 a mengatakan Jamaah Tabligh tidak berdasarkan Quran dan Sunnah. Apa pendapat Anda tentang masalah ini?
 
 Upaya Jamaat Tabligh adalah salah satu yang sangat mulia yang telah 
sangat berhasil dan telah memperoleh penerimaan luas oleh ribuan Ulama 
besar dunia, dari permulaan hingga saat ini.
 
 Pekerjaan ini 
hanya mengingatkan umat Islam tentang iman mereka dan menanamkan dalam 
diri mereka, keseriusan berlatih Islam. Pekerjaan Tabligh tidak 
memberitakan hal apapun yang bertentangan dengan ajaran Quran dan 
Sunnah, dan menyebarkan pesan Islam yang sebenarnya. Pekerjaan yang 
membawa pesan tentang bagaimana seorang Muslim dapat meraih sukses di 
dunia ini dan berikutnya, dan mendesak umat Islam untuk berpegang teguh 
kepada Sunnah Nabi (SA).
 
 Pembicaraan, pidato dan nasihat 
diberikan, didasarkan pada Iman dan berjuang di jalan Allah, sehingga 
pesan Islam dapat mencapai rumah-rumah setiap orang Muslim. Jika survei 
diambil hari ini, akan terlihat bahwa Jamaah Tabligh adalah melakukan 
upaya seperti apa yang telah Nabi (SA) dan para sahabat buat. 
Saudara-saudara yang terlibat dalam Dawah dan Tabligh berupaya dengan 
susah payah dan menghabiskan uang mereka untuk bepergian ke tempat yang 
jauh dalam rangka menyebarkan pesan Islam. Mereka tidak meminta apa pun.
 Waktu mereka banyak dihabiskan dalam masjid.
 
 Mereka yang 
berbicara buruk tentang pekerjaan mulia ini, karena ketidaktahuan mereka
 tentang apa yang terjadi di dalam pekerjaan Tabligh, atau mereka salah 
informasi, atau ada kemungkinan bahwa mereka mungkin tidak menyukainya 
tanpa alasan sama sekali.
 
 Alhamdulillah, melalui berkat-berkat 
yang Allah Telah diberikan kepada Usaha Da’wah dan Tabligh puluhan ribu 
Muslim telah berubah, dan telah mengubah perjalanan hidup mereka ke arah
 yang benar. Ribuan (orang muslim) yang tidak pernah melakukan shalat 
sudah mulai melakukan itu, dan juga melakukan tugas lain sebagai Muslim.
 Pada usaha ini, sebuah kebangkitan besar telah terjadi, dan Muslim 
sekarang menjadi lebih sadar akan agama mereka.
 
 Kita melihat 
setiap hari, bahwa sementara ada banyak umat Islam yang tinggal di 
sekitar Masjid, hanya sangat sedikit yang datang untuk shalat berjamaah.
 Mayoritas tinggal di rumah, sementara banyak bahkan mungkin tidak 
melakukan shalat sama sekali. Hal ini karena keadaan, kita menemukan 
bahwa saat ini, masjid masih banyak kosong, terkunci, kotor, menyedihkan
 dan tanpa pengawasan. Banyak Muslim tampaknya telah kehilangan semangat
 untuk menghadiri rumah Allah.
 
 Kita jarang melihat orang lain 
yang mengunjungi orang-orang Muslim yang tidak menghadiri masjid atau 
lemah dalam agama mereka. Untuk menambah ini, kita juga menemukan 
beberapa kali, misionaris Kristen datang ke berbagai tempat, mengajak 
orang-orang Muslim untuk Perang Salib. Setiap minggu, kita menemukan 
bahwa misionaris Kristen mengunjungi rumah-rumah semua orang, termasuk 
rumah-rumah umat Islam, untuk menyebarkan agama mereka.
 
 
Sementara ketika semua ini berlangsung, kita menemukan bahwa tidak 
banyak yang dapat dilakukan, (pada kenyataannya, di banyak tempat, tidak
 ada yang dilakukan) untuk membawa umat Islam ke masjid, dan untuk 
mendatangi mereka dalam upaya untuk memperkuat mereka Imaan dan Islam. 
Dalam situasi ‘ingin’, kita menemukan bahwa sebagian besar waktu, itu 
adalah Jamaah Tabligh yang telah datang untuk menghidupkan kembali 
semangat Islam di kalangan umat Islam.
 
 Jadi, inti dari 
penjelasan ini, adalah bahwa pekerjaan Tabligh adalah upaya yang sangat 
penting dan mulia yang didasarkan pada ajaran Al-Qur’an dan Sunnah Nabi 
(SA).
 
 Dan Allah tahu yang terbaik.
 Mufti Waseem Khan
 
 2. Fatwa Mufti Ebrahim Desai Darul Ifta, Madrasah In'aamiyyah, Camperdown, South Africa tentang Jama’ah Tabligh
 
 Allah Taala menyatakan bahwa salah satu alasan bagi umat ini yang 
berjudul sebagai Ummat yang terbaik, adalah praktek ‘memerintahkan yang 
baik dan mencegah kejahatan’
 
 Nabi (shallallahu alayhi wasallam)
 menyatakan, “Apabila diantara kalian melihat kemungkaran, maka ia harus
 mengubahnya dengan tangannya Dan jika ia tidak mampu melakukannya maka 
ia harus mengubah dengan lidahnya.. Dan jika ia tidak dapat melakukannya
 dengan lidahnya, maka dia setidaknya harus meyakini bahwa itu adalah 
kemungkaran Dan ini adalah selemah-lemahnya Imaan.. ” (Mishkat)
 
 Hadhrat Nuúmaan bin Basheer (Radhiallaahu anhu) mengatakan bahwa 
Rasulullah (shallallahu alayhi wasallam) memberikan contoh orang 
berlayar di sebuah kapal memiliki dek atas dan dek bawah. Orang-orang 
dari dek bawah membutuhkan air dan air permintaan dari orang-orang di 
dek atas. Orang-orang dari dek atas menolak air sehingga orang-orang 
dari dek lebih rendah memutuskan untuk membuat lubang di lantai kapal 
dan mendapatkan air dari laut. Rasulullah (shallallahu alayhi wasallam) 
bersabda, “Jika orang-orang dari dek atas tidak berhenti orang-orang di 
bagian bawah dari membuat lubang, kapal akan tenggelam dan semua orang 
bepergian akan tenggelam.” (Mishkat vol 2 hal.. 436)
 
 Demikian 
pula, jika orang tidak melarang kejahatan dan dosa dalam masyarakat, 
seluruh masyarakat – yang tidak bersalah dan jahat – sama akan 
menderita.
 Hadhrat Abu Hurairah (Radhiallaahu anhu) menyatakan bahwa
 Rasulullah (shallallahu alayhi wasallam) bersabda, “Perintahkan manusia
 berbuat kebaikan dan melarang kejahatan atau Allah akan mengirim 
menerima hukuman yang akan menghancurkan semua orang.” (Ibid)
 
 
Kutipan di atas Al-Quran dan Ahaadith Rasulullah (shallallahu alayhi 
wasallam) jelas bahwa memerintahkan yang baik dan melarang kejahatan 
adalah menekankan perintah Allah dan Rasul-Nya. Setiap orang harus 
melakukan perintah ini. Semua para nabi (Álayhimus salam) mengikuti 
jejak nabi masing-masing dan setelah kematian Nabi mereka, mereka 
melakukan misi yang sama.
 
 Para Sahaaba Rasulullah (Radhiallaahu
 anhum) menghabiskan seluruh hidup mereka dalam memerintahkan yang baik 
dan melarang kejahatan. Karena tidak ada Nabi untuk datang, setiap ummat
 Rasulullah (shallallahu alayhi wasallam) adalah wakil Nabi dan memiliki
 untuk membawa pada misi Nabi. Orang-orang Tabligh Jamaah mengorbankan 
waktu, kekayaan dan kenyamanan untuk menjalani kesulitan dan kesulitan 
untuk pergi di jalan Allah – untuk melaksanakan Sunnah Nabi – 
memerintahkan yang baik dan melarang jahat.
 
 Sejauh yang Jamaat 
Tabligh yang bersangkutan, itu adalah pandangan kami yang sederhana 
bahwa mereka bertindak atas perintah Allah Taala dan memenuhi kewajiban 
dari Syariah. Jamaat menganjurkan ketaatan pada Sunnah dan agar semua 
orang mengikuti syariah. Tujuan dari perorangan mengambil bagian dalam 
pekerjaan mulia Tabligh adalah, pertama, untuk mereformasi diri sendiri 
dan menyelamatkan manusia dari api neraka. Keberhasilan luar biasa dari 
Jamaat ini terutama karena manifestasi dari enam poin yang melibatkan 
pemurnian Naffs dan entitas dari Tauhid.
 
 ‘Tashkeel’ Kata secara
 harfiah berarti ‘untuk membentuk’. Dalam terminologi Tabligh, artinya 
mendesak orang untuk memberikan waktu, untuk keluar di jalan Allah untuk
 diri reformasi dan menyebarkan baik selama beberapa hari 3, 7, 40, 4 
bulan, 1 tahun, dll jumlah hari juga tidak wajib, hanya disarankan 
seperti disarankan agar seseorang mempelajari pertolongan pertama, 
misalnya berfungsi satu bulan sebagai practicals.
 Sementara ia tidak
 akan menjadi ahli dalam kedokteran, ia akan tahu hal-hal dasar yang 
harus dilakukan dalam keadaan darurat. Demikian pula, seseorang akan 
keluar selama 3 hari, 40 hari, 4 bulan, dll tidak menjadi seorang ahli 
syariah, tetapi ia akan belajar persyaratan dasar Syariah. Semakin 
banyak waktu yang dia berikan, semakin dia akan belajar dan 
menyempurnakan dirinya sendiri. Kerangka waktu bukan kriteria menurut 
syariah.
 
 dan Allah Ta’ala Tahu yang Terbaik
 Mufti Ebrahim Desai
 
 3. Lembaga Fatwa Inggris tentang Jamaah Tabligh Jamaah
 
 
 Mufti besarArab Saudi tersebut telah jelas menyatakan ketidaksukaannya 
terhadap Jamaah Tabligh. pertanyaan saya adalah bahwa, APAKAH SALAH 
DENGAN KERJA INI bahkan imam dari Haramain telah jelas menyatakan 
ketidaksukaan mereka.
 Tolong anda beri mutiara nasehat mengenai masalah ini.
 
 
 Dalam nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
 Memerintahkan kebaikan dan melarang kejahatan adalah tanggung jawab dari umat Islam (al-Fardh Kifaya). Allah Swt mengatakan:
 “Kalian adalah Ummat yang terbaik , yang dikeluarkan untuk umat 
manusia, memerintahkan kepada yang ma’ruf dan melarang dari 
kemungkaran.” (QS. Ali Imran, V: 110).
 
 Ini tanggung jawab 
bersama umat Islam memerlukan upaya terorganisir, dan ini adalah apa 
yang Jama’ah Tabligh telah lakukan. Bagaimana bisa seseorang dihukum 
untuk melaksanakan tanggung jawab yang Allah SWT telah menetapkan 
atasnya?
 Perlu dicatat bahwa meskipun metode yang Jama’ah Tabligh 
untuk penggunaan Dakwah mereka tidak lazim dalam konteks penuh pada masa
 Rasulullah (Allah memberkatinya & memberinya kedamaian), namun 
tidak akan dianggap sebagai suatu inovasi (bid’ah).
 
 Syariah 
belum ditentukan metode khusus untuk pekerjaan Dakwah. Tanggung jawab 
Dakwah akan dibuang dengan menggunakan metode apapun, apakah ini adalah 
dengan mengajarkan ilmu agama kepada murid , menulis buku, mengundang 
orang-orang Islam, datang ke rumah orang-orang Islam dan memanggil 
mereka ke Masjid itu (seperti yang Jama’ah Tabligh lakukan) atau cara 
lainnya.
 
 Mereka yang berasal dari Arab Saudi yang mengkritik 
kelompok ini biasanya tidak menyadari realitas Tabligh Jama’ah. Ini 
harus dikatakan kepada mereka: jika pekerjaan ini adalah salah, maka 
Anda harus menutup universitas Islam di Makkah dan Madinah dan semua 
perbuatan da’wah yang lainnya , dikarenakan banyak cara yang tidak lazim
 sebagaimana pada zaman Rasul Allah (Allah memberkatinya & 
memberinya kedamaian).
 
 Kesimpulannya, tidak ada yang salah 
dengan kerja Jama’ah Tabligh secara umum. Orang harus didorong untuk 
bergabung dan berpartisipasi dalam kerja yang menguntungkan ini. Kerja 
kebathilan sangat aktif dan kerja Jama’ah ini telah dianggap penting dan
 al-Hamdulillah Jama’ah ini secara keseluruhan telah melakukan tanggung 
jawab da’wah dengan sangat baik
 
 Jika ada kesalahan yang 
dilakukan orang yang terlibat dalam pekerjaan ini (seperti yang memang 
ada beberapa orang yang melakukannya), itu harus dikoreksi oleh para 
ulama dengan kebijaksanaan, wawasan, kelembutan dan kesopanan.
 Dan Allah tahu yang terbaik
 
 [Mufti] Muhammad bin Adam
 Darul Iftaa
 Leicester, Inggris
 
 4. Hukum Khuruj menurut Lembaga Fatwa Mesir
 
 Pertanyaan:
 Apa hukum khuruj yang dilakukan oleh kelompok Jamaah Tablig? Apakah perbuatan itu termasuk bid’ah ?
 
 Jawaban:
 Mufti Agung Mesir, Prof. Dr. Ali Jum’ah Muhammad:
 Khuruj yang dilakukan oleh Jamaah Tablig adalah perbuatan yang boleh 
dilakukan bagi orang yang mampu untuk berdakwah dengan sikap lembut, 
penuh hikmah dan mampu memberi nasehat dengan baik serta bersikap ramah 
dan sopan kepada orang-orang. Selain itu, orang tersebut juga harus 
mengetahui dengan baik apa yang dia sampaikan kepada orang-orang, tidak 
menerlantarkan keluarganya dan orang-orang yang menjadi tanggung 
jawabnya.
 
 Adapun penetapan masa khuruj selama 4 hari, 40 hari 
dan lain sebagainya, hanyalah merupakan masalah teknis murni yang tidak 
ada hubungannya dengan masalah bid’ah. Ini selama pelakunya tidak 
meyakini bahwa penetapan jumlah hari itu adalah sesuatu yang 
disyariatkan.
 
 5. Keputusan Majelis Fatwa Negeri Sabah
 
 Jamaah Tabligh di Negeri Sabah
 1. Ahli Majelis Fatwa telah membincangkan perkara tersebut pada
 Muzakarah Fatwa Negeri Sabah bil 1/2004 pada 19 – 20 Januari 2004 M
 Muzakarah Fatwa Negeri Sabah bil 3/2004 pada 6 – 8 Oktober 2004 M dan
 Muzakarah Majelis Fatwa Negeri Sabah bil 1/2005 pada 12 – 14 September 2005 M
 Dan memutuskan bahawa ;
 
 a. Ajaran Jamaah Tabligh ini didapati tidak bercanggah dengan Akidah Ahli Sunnah Wal Jamaah
 b. Jamaah ini tidak dikategorikan sebagai ajaran sesat
 
 Pendapat Alim Ulama Tentang Jamaah Tabligh
 
 a. Pendapat Syaikh Asyraf Ali Thanwi
 Ketika Syaikh Muhammad Ilyas berusaha menerangkan tentang usaha Dakwah 
dan Tabligh ini kepada beliau, beliau berkata, “Sungguh masalah ini 
sudah sangat jelas. Tidak perlu dalil-dalil lagi. Pengaruh dan hasil 
usaha ini telah begitu jelas. Dikemukakan dalil hanyalah untuk 
memperjelas kebenaran. Namun saya telah berpuas hati ketika menyaksikan 
dengan mata kepala saya sendiri, sehingga saya tidak memerlukan 
penjelasan atau dalil-dalil lagi. Bahkan usaha Anda telah merubah 
keputus-asaan saya menjadi harapan.”
 
 b. Pendapat Mufti Muhammad Syafi’
 Beliau berkata, “Sesungguhnya, gerakan yang telah dirintis oleh Syaikh 
Muhammad Ilyas ini telah memberikan sumbangan dan jasa yang besar bagi 
seluruh dunia. Oleh karena itu, kepada para ulama hendaknya mau 
mempelajari manhaj Syaikh Muhammad Ilyas dan membukukan sejarah gerakan 
imaniyah ini secara terperinci sehingga dapat diambil pelajaran oleh 
pihak-pihak yang ingin berusaha menjalankan dakwah, menyeru manusia 
kepada Allah swt, serta menjadi lampu penyuluh bagi generasi yang akan 
datang.”
 
 c. Pendapat Syaikh Muhammad Manzhur Nu’mani
 Beliau
 berkata, “Saya yakin bahwa usaha ini satu-satunya usaha yang dapat 
menghidupkan kembali ruh keimanan dengan sempurna dikalangan umat 
muslimin. Sesungguhnya kesimpulan ari hakekat usaha ini telah saya 
pelajari secara ilmiyah dengan matang. Saya tidak terpengaruh oleh 
pemikiran Syaikh Ilyas walaupun beliau sendiri sering menjelaskannya. 
Namun saya berusaha keras mempelajari dakwah ini melalui Alquran dan 
Assunah dan segala sesuatu yang diperlukan oleh umat dewasa ini. Dengan 
senantiasa mengaji dan menyertai perjalanan-perjalanan dakwah Syaikh 
ilyas, semakin kuatlah keyakinan saya, bahwa usaha dakwah dan tabligh 
ini yang seperti inilah yang sangat diperlukan oleh umat pada saat ini, 
dan cara seperti ini adalah suatu cara pembaharuan yang paling mudah dan
 menyeluruh.”
 
 Beliau berkata, “Mursyid saya berkata kepada 
saya, “Alangkah baiknya jika sekarang engkau berkenan meluangkan waktu 
bersama Syaikh ini (Syaikh Ilyas). Sesungguhnya ini beliau sedang 
berjalan dengan kecepatan ribuan mil perhari.” Sungguh selama ini saya 
tidak percaya dengan apa yang saya baca dalam sejarah perjuangan dan 
pengorbanan para pemimpin Islam, para wali Allah dan para shalihin dalam
 rangka menegakkan agama. Bahkan saya menganggap apa yang saya baca itu 
sesuatu yang berlebih-lebihan. Hal tersebut telah menyebabkan saya 
termasuk orang yang pada mulanya menentang usaha dakwah ini. Namun pada 
akhir-akhir ini, setelah saya meluangkan waktu bersama Syaikh ilyas dan 
menyaksikan sendiri pengorbanan, kerisauan, dan kasih sayang beliau 
dalam menegakkan kalimatullah, terbukalah mata saya terhadap kebenaran 
hal-hal yang saya baca dalam sejarah mengenai para pejuang yang gigih 
dan tangguh itu.”
 
 d. Pendapat Syaikh Husain Ahmad Madani
 
Beliau paling bersemangat membela Jamaah Tabligh dari serangan 
orang-orang yang anti Jamaah Tabligh dari kalangan kaum muslimin atau 
dari luar. Beliau sangat yakin bahwa negara-negara Islam sangat 
memerlukan gerakan dakwah seperti ini. Beliau berkata dalam ceramahnya, 
“Anda tidak mengetahui apa yang sedang Anda lakukan. Sesungguhnya itulah
 tugas tetap Rasulullah saw. Betapa banyak generasi yang lalu tidak 
menghiraukan perjuangan dan pengorbanan ini, maka bersyukurlah Anda 
kepada Allah atas nikmat yang sangat besar ini. Allah berfirman.
 “Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.
 
 “Mereka merasa telah memberimu nikmat dengan keIslaman mereka, 
katakanlah, Jangan kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan 
keIslamanmu. Sesungguhnya Allah, Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu
 dengan menunjukimu kepada keimanan jika kamu adalah orang-orang yang 
benar.”
 Menurut beliau, cara dakwah seperti inilah yang dahulu pernah dipakai dalam menyebarkan Islam ke seluruh dunia.”
 
 e. Pendapat Syaikh Mufti Mahmud Ahmad
 Beliau berkata, “Gerakan dakwah Syaikh Muhammad Ilyas bukan merupakan 
pembaruan yang bersifat parsial dan terbatas, tetapi suatu pembaharuan 
dan penyelesaian yang menyeluruh. Gerakan tersebut merupakan gerakan 
pembangunan bagi seluruh manusia dan kehidupan agama secara sempurna. Ia
 adalah cara memasukkan hakikat agama ke dalam hati dan menyebarkan 
Islam ke seluruh dunia.”
 
 f. Pendapat Allamah Mufti Azizurrahman
 Syaikh Mufti Azizurrahman telah menulis sebuah buku tentang Syaikh 
Muhammad yusuf Al-Khandahlawi. Diantara ungakapannya ia menulis, “Dengan
 penuh keyakinan saya tegaskan bahwa usaha dakwah dengan cara inilah 
yang dapat menjamin kebahagiaan dunia dan akhirat. Usaha inilah 
satu-satunya cara untuk mengembalikan kaum muslimin kepada Islam 
sebagaimana sediakala.”
 
 g. Pendapat DR. Dzakir Husain
 
Beliau berkata, “Sungguh, saya melihat kerja jamaah dakwah dan tabligh 
sangat sederhana. Namun saya menjumpai di dalam menyeru manusia untuk 
taat kepada Allah.”
 
 h. Pendapat Allamah Ubaidillah As-Sindhi
 Syaikh Muhammad Ilyas berkata, “Dulu Syaikh Ubaidillah As-Sindhi 
berkata, “Gerakan ini telah dimulai pada waktu yang tidak tepat dan 
mustahil akan berhasil kecuali jika pemerintahan di negri ini telah 
berubah, yaitu jika India telah merdeka dari penjajahan Inggris. Namun 
kini Syaikh Ubaidillah berkata, “Saya telah berkunjung ke berbagai 
negara di dunia. Saya sangat berputus asa melihat negara-negara yang 
saya kunjungi. Namun, kini saya telah melihat adanya secercah harapan. 
Sungguh saya akan belajar dari gerakan dakwah ini. Saya akan mengunjungi
 Mewat untuk melihat para pejuang yang bergerak menjalankan dakwah dan 
pembaharuan mengikuti dakwah Syaikh Muhammad Ilyas.”
 
 i. Pendapat Syaikh Athaillah Syah Al-Bukhori
 Beliau pernah datang ke Markas Nizhamuddin, untuk melihat langsung 
usaha ini. Beliau berkata, “Saya percaya bahwa Syaikh Nizhamuddin yang 
dijuluki Auliya telah wafat. Namun, saya melihat bahwa beliau masih 
hidup dan diberi rezeki (yaitu adanya Syaikh Muhammad Ilyas). “Dan 
berkata, “Sungguh saya merasa baru masuk Islam ketika saya hadir di 
Markas Dakwah dan Tabligh di Nizhamuddin. Barang siapa ingin 
memperbagarui imannya dan ingin menjadi seorang muslim yang sempurna, 
hadirlah ke markas Dakwah dan Tabligh.” j. Pendapat Syaikh Adam Abdullah
 Al-Aluri
 Beliau berkata, “Penelitian secara ilmiah terhadap dakwah 
Syaikh Ilyas memerlukan pemahaman lingkungan maupun tempat yang 
menyebabkan timbulnya kerisauan Syaikh Ilyas. Juga perlu dipelajari 
sejarah gerakan ini dan cara-cara pembaharuannya di berbagai sejak 
awal.”------- “Sebenarnya, aturan yang berlaku di markas Syaikh Ilyas 
itu telah berlangsung lebih dari seperempat abad yang lalu. Tentu saja, 
itu suatu bukti yang jelas bahwa Syaikh Ilyas telah berusaha 
menghidupkan semua yang dibawa oleh Nabi saw, dan mungkin tidak ada 
duanya di seluruh dunia Islam. Meskipun di seluruh dunia banyak Markas 
yang menjadi pusat-pusat dakwah, tetapi tidak satu pun dari 
markas-markas tersebut yang memiliki contoh sempurna dari kegiatan 
Masjid Nabawi Syarif pada zaman Rasulullah saw, bukanlah hal itu telah 
cukup menunjukkan bahwa beliau memang mendapatkan taufik dari Allah 
untuk berkorban dalam usaha ini ?
 
 k. Pendapat Syaikh Adam Abdullah Al-Aluri
 Beliau berkata, “Jamaah Tabligh berdiri di india dengan kegiatan 
dakwahnya menyeru manusia kepada Allah, Ta’lim wat ta’lum, dan 
pendidikan ruhani yang menyeluruh. Jamaah ini didirikan oleh Syaikh 
Muhammad Ilyas pada tahun 1920 M. beliau menganjurkan agar di dalam 
dakwah lebih banyak bergerak dari pada sekadar menasehati lewat ceramah 
atau tulisan. Beliau mendidik kaum muslimin agar mengikuti cara-cara 
yang telah ditempuh oleh para sahabat, dan beliau juga menulis buku 
mengenainya sehingga jamaah Tabligh tersebar ke seluruh dunia.”
 
 l. Pendapat Imam Abu Zahrah
 Beliau menyaksikan langsung pergerakan jamaah-jamaah di markas Raiwind 
Lahore. Beliau berkata, “Sesungguhnya perang salib dan hru-hara Tartar 
telah melemahkan semangat bangsa Arab. Maka muncullah di India dan 
Pakistan semangat yang sangat kuat untuk melanjutkan dakwah Islamiyah 
hingga menyebar ke seluruh negara Asia Timur seperti Indonesia, 
Malaysia, dan lain-lainnya. Banyak kaum muslimin India yang telah keluar
 untuk berdakwah Islamiyah. Mereka berbekal sendiri di punggungnya serta
 menanggung segala kesusahan demi melaksanakan usaha dakwah sehingga 
Islam berkembang di beberapa wilayah di India Timur, di Philipina dan 
tempat-tempat lainnya. Bahkan di tangan merekalah banyak negro Amerika 
masuk Islam dan Islam berkembang di sana. Sungguh kita dapat melihat 
jamaah-jamaah itu di India dan Pakistan. Mereka keluar berdakwah, 
menyeru manusia kepada Islam. Mereka menyediakan diri dan harta mereka 
untuk menyiarkan Islam. Bahkan para pegawai pemerintah juga menyediakan 
waktu sepuluh persen, seolah-olah nisab zakat mereka.”
 
 m. Pendapat Syaikh Abu Bakar Al-Jazairi
 Beliau dalam salah satu tulisannya menyatakan, “Di tengah masyarakat 
yang dipenuhi kelalaian, kejahilan, dan syahwat seperti itulah Syaikh 
Muhammad Ilyas bangkit mendirikan Jamaah Tabligh memikirkan alat dan 
cara yang tepat untuk menyelamatkan umat dari bahaya tenggelam dalam 
kejahilan, kegelapan, kefasikan, dan kemusyrikan. Kemudian Allah 
menunjukkan beliau cara yang sangat tepat dan efektif, yang dengan cara 
tersebut banyak sekali manusia yang tak terhitung jumlahnya dapat 
diselamatkan dari lemah iman menjadi kuat iman, dari jahil terdapat 
Islam kepada cahaya ilmu, dari bahaya kelalaian kepada benteng dzikir, 
serta dari kefasikan dan kedurhakaan kepada ketaatan.”
 
 
Sekarang, saya akan jelaskan mengenai alat yang dipakai oleh Jamaah 
Tabligh yang telah diilhamkan Allah kepada hamba-Nya, Syaikh Muhammad 
Ilyas, dan telah dipraktekkannya sehingga dapat menyelamatkan sejumlah 
besar manusia. Alat tersebut sangat sederhana, tetapi sangat efektif dan
 tiada duanya, suatu alat dan cara yang menakjubkan yang tidak lebih 
dari enam point atau enam sifat.”
 
 Syaikh Ibnu Sirrin rah ra, 
berkata, “Jika sampai kepadamu berita tantang saudaramu, maka carilah 
alasan yang membenarkan tindakannya. Jika kamu tidak menemukannya, maka 
katakanlah, “Mungkin dia mempunyai alasan.”
 Abu Qilabah rah.a. 
berkata, “Apabila sampai kepadamu berita tentang saudaramu yang tidak 
menyenangkan, maka carilah baginya suatu alasan dengan sungguh-sungguh. 
Dan jika tidak menemukannya, maka katakanlah kepada dirimu, “Barangkali 
dia mempunyai alasan yang aku tidak mengetahuinya.”
 
 Sheikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairy,
 Mudir di Masjid Nabawi dan Universiti Madinah Al-Munawarrah
 Mereka berkata: Orang-orang Tabligh membuat bida’ah berupa keluar di 
jalan Allah secara berjemaah dan membatasi masa keluar 3 hari, 40 hari 
dan 4 bulan.
 Kami katakan:
 
 Sesungguhnya keluar untuk 
memperbaiki diri adalah seperti keluar untuk menuntut ilmu dan hidayah. 
Juga seperti keluar untuk mendakwah manusia kepada Allah dan mengajar 
mereka hal-hal yang bermenafaat di dunia dan akhirat. Semuanya itu 
adalah keluar di Jalan Allah, apabila di landasi niat yang benar dan 
untuk mengapai redha Allah s.w.t, bukan untuk memperolehi harta dan 
penghormatan atau untuk hiburan, permainan dan kebatilan.
 
 
Adalah termasuk kelakuan bodoh atau pura-pura bodoh apabila ada orang 
yang mengingkari keluarnya Jemaah Tabligh untuk kepentingan hidayah bagi
 manusia, mengajar mereka, memperbaiki diri mereka dan mendidik rohani 
mereka.
 Padahal Rasulullah s.a.w bersabda, “Sepetang atau sepagi 
keluar di jalan Allah, lebih baik daripada mendapatkan dunia dan segala 
isinya.
 
 Juga sabda Rasulullah s.a.w, “Barangsaiapa mendatangi 
masjid ini, semata-mata untuk kebaikan yang ia ajarkan atau ia pelajari,
 laksana mujahid fi sabilillah.”
 Dan banyak lagi hadith sahih dan 
hassan yang mengajarkan dan memberi semangat untuk keluar di Jalan 
Allah. Alangkah ajaibnya perkataan mereka bahawa keluarnya Jemaah 
Tabligh adalah bida’ah! Dan lebih ajaib lagi mereka berhujah terhadap 
“keluar fi sabilillah secara berjemaah adalah bida’ah” dengan jangkaan 
mereka bahawa Rasulullah s.a.w mengirimkan Mu'az r.a ke Yaman 
bersendirian saja dan tidak berjemaah.
 
 Mereka lupa atau tidak 
tahu bahawa Rasulullah s.a.w tidak mengirimkan Mu'az r.a sendirian 
tetapi mengirimkan Abu Musa Al Asy’ary r.a bersamanya. Baginda s.a.w 
bersabda kepada keduanya, “Gembirakanlah mereka dan jangan kalian buat 
mereka lari. Mudahkan mereka dan jangan kalian menyusahkan. 
Bertolong-tolonglah kalian dan jangan berselisih.”
 
 Juga beliau 
mengirimkan Ali bin Abi Talib dan Khalid bin Sa’id bin al Ash r.huma. 
Bersama mereka baginda s.a.w mengirimkan rombongan besar untuk dakwah, 
ta'lim dan memutuskan perkara diantara manusia.
 
 Tentang 
pembatasan masa keluar yang mereka katakan sebagai Bidaah, adalah 
peraturan dakwah sebagaimana peraturan sekolah dan universiti yang 
mengenal batasan masa belajar dan kerehatan, untuk menyiapkan bekal dan 
perbelanjaan selama masa keluar. Apakah dengan demikian, orang-orang 
Tabligh dianggap membuat bida’ah kerena mereka mengatur hari-hari untuk 
kepentingan dan khuruj fi sabilillah (keluar di jalan Allah)?
 
 Alhamdulillah.
 Ditulis oleh Sheikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairy,
 Mudir di Masjid Nabawi dan Universiti Madinah Al-Munawarrah
 
 Demikianlah sekilas ‘Apa itu Jamaah Tabligh’ dan beberapa pendapat 
ulama mengenainya. Uraian di atas setidaknya menyibak keasingan Jamaah 
Tabligh dan membuka hati terhadap maksud dan tujuan Jamaah Tabligh, yang
 semata-mata gerakan keimanan atas diri dan umat. Umar bin khattab ra. 
berkata, “Janganlah kamu berprasangka buruk terhadap kalimat yang keluar
 dari saudaramu mukmin, kecuali dengan prasangka yang baik selama kamu 
dapati kemungkinan untuk memahaminya dengan pemahaman yang baik.”
Mufti besarArab Saudi tersebut telah jelas menyatakan ketidaksukaannya terhadap Jamaah Tabligh. pertanyaan saya adalah bahwa, APAKAH SALAH DENGAN KERJA INI bahkan imam dari Haramain telah jelas menyatakan ketidaksukaan mereka.
Tolong anda beri mutiara nasehat mengenai masalah ini.
Dalam nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Memerintahkan kebaikan dan melarang kejahatan adalah tanggung jawab dari umat Islam (al-Fardh Kifaya). Allah Swt mengatakan:
“Kalian adalah Ummat yang terbaik , yang dikeluarkan untuk umat manusia, memerintahkan kepada yang ma’ruf dan melarang dari kemungkaran.” (QS. Ali Imran, V: 110).
Ini tanggung jawab bersama umat Islam memerlukan upaya terorganisir, dan ini adalah apa yang Jama’ah Tabligh telah lakukan. Bagaimana bisa seseorang dihukum untuk melaksanakan tanggung jawab yang Allah SWT telah menetapkan atasnya?
Perlu dicatat bahwa meskipun metode yang Jama’ah Tabligh untuk penggunaan Dakwah mereka tidak lazim dalam konteks penuh pada masa Rasulullah (Allah memberkatinya & memberinya kedamaian), namun tidak akan dianggap sebagai suatu inovasi (bid’ah).
Syariah belum ditentukan metode khusus untuk pekerjaan Dakwah. Tanggung jawab Dakwah akan dibuang dengan menggunakan metode apapun, apakah ini adalah dengan mengajarkan ilmu agama kepada murid , menulis buku, mengundang orang-orang Islam, datang ke rumah orang-orang Islam dan memanggil mereka ke Masjid itu (seperti yang Jama’ah Tabligh lakukan) atau cara lainnya.
Mereka yang berasal dari Arab Saudi yang mengkritik kelompok ini biasanya tidak menyadari realitas Tabligh Jama’ah. Ini harus dikatakan kepada mereka: jika pekerjaan ini adalah salah, maka Anda harus menutup universitas Islam di Makkah dan Madinah dan semua perbuatan da’wah yang lainnya , dikarenakan banyak cara yang tidak lazim sebagaimana pada zaman Rasul Allah (Allah memberkatinya & memberinya kedamaian).
Kesimpulannya, tidak ada yang salah dengan kerja Jama’ah Tabligh secara umum. Orang harus didorong untuk bergabung dan berpartisipasi dalam kerja yang menguntungkan ini. Kerja kebathilan sangat aktif dan kerja Jama’ah ini telah dianggap penting dan al-Hamdulillah Jama’ah ini secara keseluruhan telah melakukan tanggung jawab da’wah dengan sangat baik
Jika ada kesalahan yang dilakukan orang yang terlibat dalam pekerjaan ini (seperti yang memang ada beberapa orang yang melakukannya), itu harus dikoreksi oleh para ulama dengan kebijaksanaan, wawasan, kelembutan dan kesopanan.
Dan Allah tahu yang terbaik
[Mufti] Muhammad bin Adam
Darul Iftaa
Leicester, Inggris
4. Hukum Khuruj menurut Lembaga Fatwa Mesir
Pertanyaan:
Apa hukum khuruj yang dilakukan oleh kelompok Jamaah Tablig? Apakah perbuatan itu termasuk bid’ah ?
Jawaban:
Mufti Agung Mesir, Prof. Dr. Ali Jum’ah Muhammad:
Khuruj yang dilakukan oleh Jamaah Tablig adalah perbuatan yang boleh dilakukan bagi orang yang mampu untuk berdakwah dengan sikap lembut, penuh hikmah dan mampu memberi nasehat dengan baik serta bersikap ramah dan sopan kepada orang-orang. Selain itu, orang tersebut juga harus mengetahui dengan baik apa yang dia sampaikan kepada orang-orang, tidak menerlantarkan keluarganya dan orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya.
Adapun penetapan masa khuruj selama 4 hari, 40 hari dan lain sebagainya, hanyalah merupakan masalah teknis murni yang tidak ada hubungannya dengan masalah bid’ah. Ini selama pelakunya tidak meyakini bahwa penetapan jumlah hari itu adalah sesuatu yang disyariatkan.
5. Keputusan Majelis Fatwa Negeri Sabah
Jamaah Tabligh di Negeri Sabah
1. Ahli Majelis Fatwa telah membincangkan perkara tersebut pada
Muzakarah Fatwa Negeri Sabah bil 1/2004 pada 19 – 20 Januari 2004 M
Muzakarah Fatwa Negeri Sabah bil 3/2004 pada 6 – 8 Oktober 2004 M dan
Muzakarah Majelis Fatwa Negeri Sabah bil 1/2005 pada 12 – 14 September 2005 M
Dan memutuskan bahawa ;
a. Ajaran Jamaah Tabligh ini didapati tidak bercanggah dengan Akidah Ahli Sunnah Wal Jamaah
b. Jamaah ini tidak dikategorikan sebagai ajaran sesat
Pendapat Alim Ulama Tentang Jamaah Tabligh
a. Pendapat Syaikh Asyraf Ali Thanwi
Ketika Syaikh Muhammad Ilyas berusaha menerangkan tentang usaha Dakwah dan Tabligh ini kepada beliau, beliau berkata, “Sungguh masalah ini sudah sangat jelas. Tidak perlu dalil-dalil lagi. Pengaruh dan hasil usaha ini telah begitu jelas. Dikemukakan dalil hanyalah untuk memperjelas kebenaran. Namun saya telah berpuas hati ketika menyaksikan dengan mata kepala saya sendiri, sehingga saya tidak memerlukan penjelasan atau dalil-dalil lagi. Bahkan usaha Anda telah merubah keputus-asaan saya menjadi harapan.”
b. Pendapat Mufti Muhammad Syafi’
Beliau berkata, “Sesungguhnya, gerakan yang telah dirintis oleh Syaikh Muhammad Ilyas ini telah memberikan sumbangan dan jasa yang besar bagi seluruh dunia. Oleh karena itu, kepada para ulama hendaknya mau mempelajari manhaj Syaikh Muhammad Ilyas dan membukukan sejarah gerakan imaniyah ini secara terperinci sehingga dapat diambil pelajaran oleh pihak-pihak yang ingin berusaha menjalankan dakwah, menyeru manusia kepada Allah swt, serta menjadi lampu penyuluh bagi generasi yang akan datang.”
c. Pendapat Syaikh Muhammad Manzhur Nu’mani
Beliau berkata, “Saya yakin bahwa usaha ini satu-satunya usaha yang dapat menghidupkan kembali ruh keimanan dengan sempurna dikalangan umat muslimin. Sesungguhnya kesimpulan ari hakekat usaha ini telah saya pelajari secara ilmiyah dengan matang. Saya tidak terpengaruh oleh pemikiran Syaikh Ilyas walaupun beliau sendiri sering menjelaskannya. Namun saya berusaha keras mempelajari dakwah ini melalui Alquran dan Assunah dan segala sesuatu yang diperlukan oleh umat dewasa ini. Dengan senantiasa mengaji dan menyertai perjalanan-perjalanan dakwah Syaikh ilyas, semakin kuatlah keyakinan saya, bahwa usaha dakwah dan tabligh ini yang seperti inilah yang sangat diperlukan oleh umat pada saat ini, dan cara seperti ini adalah suatu cara pembaharuan yang paling mudah dan menyeluruh.”
Beliau berkata, “Mursyid saya berkata kepada saya, “Alangkah baiknya jika sekarang engkau berkenan meluangkan waktu bersama Syaikh ini (Syaikh Ilyas). Sesungguhnya ini beliau sedang berjalan dengan kecepatan ribuan mil perhari.” Sungguh selama ini saya tidak percaya dengan apa yang saya baca dalam sejarah perjuangan dan pengorbanan para pemimpin Islam, para wali Allah dan para shalihin dalam rangka menegakkan agama. Bahkan saya menganggap apa yang saya baca itu sesuatu yang berlebih-lebihan. Hal tersebut telah menyebabkan saya termasuk orang yang pada mulanya menentang usaha dakwah ini. Namun pada akhir-akhir ini, setelah saya meluangkan waktu bersama Syaikh ilyas dan menyaksikan sendiri pengorbanan, kerisauan, dan kasih sayang beliau dalam menegakkan kalimatullah, terbukalah mata saya terhadap kebenaran hal-hal yang saya baca dalam sejarah mengenai para pejuang yang gigih dan tangguh itu.”
d. Pendapat Syaikh Husain Ahmad Madani
Beliau paling bersemangat membela Jamaah Tabligh dari serangan orang-orang yang anti Jamaah Tabligh dari kalangan kaum muslimin atau dari luar. Beliau sangat yakin bahwa negara-negara Islam sangat memerlukan gerakan dakwah seperti ini. Beliau berkata dalam ceramahnya, “Anda tidak mengetahui apa yang sedang Anda lakukan. Sesungguhnya itulah tugas tetap Rasulullah saw. Betapa banyak generasi yang lalu tidak menghiraukan perjuangan dan pengorbanan ini, maka bersyukurlah Anda kepada Allah atas nikmat yang sangat besar ini. Allah berfirman.
“Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.
“Mereka merasa telah memberimu nikmat dengan keIslaman mereka, katakanlah, Jangan kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan keIslamanmu. Sesungguhnya Allah, Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjukimu kepada keimanan jika kamu adalah orang-orang yang benar.”
Menurut beliau, cara dakwah seperti inilah yang dahulu pernah dipakai dalam menyebarkan Islam ke seluruh dunia.”
e. Pendapat Syaikh Mufti Mahmud Ahmad
Beliau berkata, “Gerakan dakwah Syaikh Muhammad Ilyas bukan merupakan pembaruan yang bersifat parsial dan terbatas, tetapi suatu pembaharuan dan penyelesaian yang menyeluruh. Gerakan tersebut merupakan gerakan pembangunan bagi seluruh manusia dan kehidupan agama secara sempurna. Ia adalah cara memasukkan hakikat agama ke dalam hati dan menyebarkan Islam ke seluruh dunia.”
f. Pendapat Allamah Mufti Azizurrahman
Syaikh Mufti Azizurrahman telah menulis sebuah buku tentang Syaikh Muhammad yusuf Al-Khandahlawi. Diantara ungakapannya ia menulis, “Dengan penuh keyakinan saya tegaskan bahwa usaha dakwah dengan cara inilah yang dapat menjamin kebahagiaan dunia dan akhirat. Usaha inilah satu-satunya cara untuk mengembalikan kaum muslimin kepada Islam sebagaimana sediakala.”
g. Pendapat DR. Dzakir Husain
Beliau berkata, “Sungguh, saya melihat kerja jamaah dakwah dan tabligh sangat sederhana. Namun saya menjumpai di dalam menyeru manusia untuk taat kepada Allah.”
h. Pendapat Allamah Ubaidillah As-Sindhi
Syaikh Muhammad Ilyas berkata, “Dulu Syaikh Ubaidillah As-Sindhi berkata, “Gerakan ini telah dimulai pada waktu yang tidak tepat dan mustahil akan berhasil kecuali jika pemerintahan di negri ini telah berubah, yaitu jika India telah merdeka dari penjajahan Inggris. Namun kini Syaikh Ubaidillah berkata, “Saya telah berkunjung ke berbagai negara di dunia. Saya sangat berputus asa melihat negara-negara yang saya kunjungi. Namun, kini saya telah melihat adanya secercah harapan. Sungguh saya akan belajar dari gerakan dakwah ini. Saya akan mengunjungi Mewat untuk melihat para pejuang yang bergerak menjalankan dakwah dan pembaharuan mengikuti dakwah Syaikh Muhammad Ilyas.”
i. Pendapat Syaikh Athaillah Syah Al-Bukhori
Beliau pernah datang ke Markas Nizhamuddin, untuk melihat langsung usaha ini. Beliau berkata, “Saya percaya bahwa Syaikh Nizhamuddin yang dijuluki Auliya telah wafat. Namun, saya melihat bahwa beliau masih hidup dan diberi rezeki (yaitu adanya Syaikh Muhammad Ilyas). “Dan berkata, “Sungguh saya merasa baru masuk Islam ketika saya hadir di Markas Dakwah dan Tabligh di Nizhamuddin. Barang siapa ingin memperbagarui imannya dan ingin menjadi seorang muslim yang sempurna, hadirlah ke markas Dakwah dan Tabligh.” j. Pendapat Syaikh Adam Abdullah Al-Aluri
Beliau berkata, “Penelitian secara ilmiah terhadap dakwah Syaikh Ilyas memerlukan pemahaman lingkungan maupun tempat yang menyebabkan timbulnya kerisauan Syaikh Ilyas. Juga perlu dipelajari sejarah gerakan ini dan cara-cara pembaharuannya di berbagai sejak awal.”------- “Sebenarnya, aturan yang berlaku di markas Syaikh Ilyas itu telah berlangsung lebih dari seperempat abad yang lalu. Tentu saja, itu suatu bukti yang jelas bahwa Syaikh Ilyas telah berusaha menghidupkan semua yang dibawa oleh Nabi saw, dan mungkin tidak ada duanya di seluruh dunia Islam. Meskipun di seluruh dunia banyak Markas yang menjadi pusat-pusat dakwah, tetapi tidak satu pun dari markas-markas tersebut yang memiliki contoh sempurna dari kegiatan Masjid Nabawi Syarif pada zaman Rasulullah saw, bukanlah hal itu telah cukup menunjukkan bahwa beliau memang mendapatkan taufik dari Allah untuk berkorban dalam usaha ini ?
k. Pendapat Syaikh Adam Abdullah Al-Aluri
Beliau berkata, “Jamaah Tabligh berdiri di india dengan kegiatan dakwahnya menyeru manusia kepada Allah, Ta’lim wat ta’lum, dan pendidikan ruhani yang menyeluruh. Jamaah ini didirikan oleh Syaikh Muhammad Ilyas pada tahun 1920 M. beliau menganjurkan agar di dalam dakwah lebih banyak bergerak dari pada sekadar menasehati lewat ceramah atau tulisan. Beliau mendidik kaum muslimin agar mengikuti cara-cara yang telah ditempuh oleh para sahabat, dan beliau juga menulis buku mengenainya sehingga jamaah Tabligh tersebar ke seluruh dunia.”
l. Pendapat Imam Abu Zahrah
Beliau menyaksikan langsung pergerakan jamaah-jamaah di markas Raiwind Lahore. Beliau berkata, “Sesungguhnya perang salib dan hru-hara Tartar telah melemahkan semangat bangsa Arab. Maka muncullah di India dan Pakistan semangat yang sangat kuat untuk melanjutkan dakwah Islamiyah hingga menyebar ke seluruh negara Asia Timur seperti Indonesia, Malaysia, dan lain-lainnya. Banyak kaum muslimin India yang telah keluar untuk berdakwah Islamiyah. Mereka berbekal sendiri di punggungnya serta menanggung segala kesusahan demi melaksanakan usaha dakwah sehingga Islam berkembang di beberapa wilayah di India Timur, di Philipina dan tempat-tempat lainnya. Bahkan di tangan merekalah banyak negro Amerika masuk Islam dan Islam berkembang di sana. Sungguh kita dapat melihat jamaah-jamaah itu di India dan Pakistan. Mereka keluar berdakwah, menyeru manusia kepada Islam. Mereka menyediakan diri dan harta mereka untuk menyiarkan Islam. Bahkan para pegawai pemerintah juga menyediakan waktu sepuluh persen, seolah-olah nisab zakat mereka.”
m. Pendapat Syaikh Abu Bakar Al-Jazairi
Beliau dalam salah satu tulisannya menyatakan, “Di tengah masyarakat yang dipenuhi kelalaian, kejahilan, dan syahwat seperti itulah Syaikh Muhammad Ilyas bangkit mendirikan Jamaah Tabligh memikirkan alat dan cara yang tepat untuk menyelamatkan umat dari bahaya tenggelam dalam kejahilan, kegelapan, kefasikan, dan kemusyrikan. Kemudian Allah menunjukkan beliau cara yang sangat tepat dan efektif, yang dengan cara tersebut banyak sekali manusia yang tak terhitung jumlahnya dapat diselamatkan dari lemah iman menjadi kuat iman, dari jahil terdapat Islam kepada cahaya ilmu, dari bahaya kelalaian kepada benteng dzikir, serta dari kefasikan dan kedurhakaan kepada ketaatan.”
Sekarang, saya akan jelaskan mengenai alat yang dipakai oleh Jamaah Tabligh yang telah diilhamkan Allah kepada hamba-Nya, Syaikh Muhammad Ilyas, dan telah dipraktekkannya sehingga dapat menyelamatkan sejumlah besar manusia. Alat tersebut sangat sederhana, tetapi sangat efektif dan tiada duanya, suatu alat dan cara yang menakjubkan yang tidak lebih dari enam point atau enam sifat.”
Syaikh Ibnu Sirrin rah ra, berkata, “Jika sampai kepadamu berita tantang saudaramu, maka carilah alasan yang membenarkan tindakannya. Jika kamu tidak menemukannya, maka katakanlah, “Mungkin dia mempunyai alasan.”
Abu Qilabah rah.a. berkata, “Apabila sampai kepadamu berita tentang saudaramu yang tidak menyenangkan, maka carilah baginya suatu alasan dengan sungguh-sungguh. Dan jika tidak menemukannya, maka katakanlah kepada dirimu, “Barangkali dia mempunyai alasan yang aku tidak mengetahuinya.”
Sheikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairy,
Mudir di Masjid Nabawi dan Universiti Madinah Al-Munawarrah
Mereka berkata: Orang-orang Tabligh membuat bida’ah berupa keluar di jalan Allah secara berjemaah dan membatasi masa keluar 3 hari, 40 hari dan 4 bulan.
Kami katakan:
Sesungguhnya keluar untuk memperbaiki diri adalah seperti keluar untuk menuntut ilmu dan hidayah. Juga seperti keluar untuk mendakwah manusia kepada Allah dan mengajar mereka hal-hal yang bermenafaat di dunia dan akhirat. Semuanya itu adalah keluar di Jalan Allah, apabila di landasi niat yang benar dan untuk mengapai redha Allah s.w.t, bukan untuk memperolehi harta dan penghormatan atau untuk hiburan, permainan dan kebatilan.
Adalah termasuk kelakuan bodoh atau pura-pura bodoh apabila ada orang yang mengingkari keluarnya Jemaah Tabligh untuk kepentingan hidayah bagi manusia, mengajar mereka, memperbaiki diri mereka dan mendidik rohani mereka.
Padahal Rasulullah s.a.w bersabda, “Sepetang atau sepagi keluar di jalan Allah, lebih baik daripada mendapatkan dunia dan segala isinya.
Juga sabda Rasulullah s.a.w, “Barangsaiapa mendatangi masjid ini, semata-mata untuk kebaikan yang ia ajarkan atau ia pelajari, laksana mujahid fi sabilillah.”
Dan banyak lagi hadith sahih dan hassan yang mengajarkan dan memberi semangat untuk keluar di Jalan Allah. Alangkah ajaibnya perkataan mereka bahawa keluarnya Jemaah Tabligh adalah bida’ah! Dan lebih ajaib lagi mereka berhujah terhadap “keluar fi sabilillah secara berjemaah adalah bida’ah” dengan jangkaan mereka bahawa Rasulullah s.a.w mengirimkan Mu'az r.a ke Yaman bersendirian saja dan tidak berjemaah.
Mereka lupa atau tidak tahu bahawa Rasulullah s.a.w tidak mengirimkan Mu'az r.a sendirian tetapi mengirimkan Abu Musa Al Asy’ary r.a bersamanya. Baginda s.a.w bersabda kepada keduanya, “Gembirakanlah mereka dan jangan kalian buat mereka lari. Mudahkan mereka dan jangan kalian menyusahkan. Bertolong-tolonglah kalian dan jangan berselisih.”
Juga beliau mengirimkan Ali bin Abi Talib dan Khalid bin Sa’id bin al Ash r.huma. Bersama mereka baginda s.a.w mengirimkan rombongan besar untuk dakwah, ta'lim dan memutuskan perkara diantara manusia.
Tentang pembatasan masa keluar yang mereka katakan sebagai Bidaah, adalah peraturan dakwah sebagaimana peraturan sekolah dan universiti yang mengenal batasan masa belajar dan kerehatan, untuk menyiapkan bekal dan perbelanjaan selama masa keluar. Apakah dengan demikian, orang-orang Tabligh dianggap membuat bida’ah kerena mereka mengatur hari-hari untuk kepentingan dan khuruj fi sabilillah (keluar di jalan Allah)?
Alhamdulillah.
Ditulis oleh Sheikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairy,
Mudir di Masjid Nabawi dan Universiti Madinah Al-Munawarrah
Demikianlah sekilas ‘Apa itu Jamaah Tabligh’ dan beberapa pendapat ulama mengenainya. Uraian di atas setidaknya menyibak keasingan Jamaah Tabligh dan membuka hati terhadap maksud dan tujuan Jamaah Tabligh, yang semata-mata gerakan keimanan atas diri dan umat. Umar bin khattab ra. berkata, “Janganlah kamu berprasangka buruk terhadap kalimat yang keluar dari saudaramu mukmin, kecuali dengan prasangka yang baik selama kamu dapati kemungkinan untuk memahaminya dengan pemahaman yang baik.”

Subhanallah
BalasHapusposting di blog ini memberikan saya ilmu baru. apakah admin blog ini lulusan UIN ar-raniry?
BalasHapusby: sudut hukum
Benarkah jemaah tablihg ini,, tanpa punya ilmu mumpuni tentang islam dibolehkan untuk memberi kajian di masjid, soalnya di daerah kami itu yg terjadi? Setelah aku tanya apa itu bid'ah dia gak ngerti, kalaw itu gak tau bagaimana dengan masalah yg lebih rumit lagi aku tanyakan ?
BalasHapusMereka berdalih, dgn hadis nabi '' sampaikanlah dariku walau satu ayat'', terus mereka menyampaikan hadis hadis nabi tampa melihat mana hadis palsu dan yg asli.
BalasHapusSemoga kita benar2 diberi petunjuk kepada yang hak.
Hapuskepada mana yang benar2 Sunnah dan mana yang bukan Sunnah.
Tegarkan sunnah, dan tinggalkan b.........
Arie: mereka keluar ad. Untuk memperbaiki diri, mengajak manusia dlm hal-hal sederhana seperti pentingnya sholat berjamaah,berbuat baik pd manusia,berbicara ttg semua manusia akan kembali ke kampung akhirat. Adapun misalnya ada tdk tahu perihal bid'ah, ilmu fiqh, Ushul Fiqh dll. Adalah wajar krn msh dlm proses blajar. Jika berda'wah adalah ukuran ilmu yg byk kpn da'wah itu akan jalan sedangkan ilmu bkn air yg bisa di liter ato besi yg bsa di kilo shg ketahuan ukurannya pdhal semakin byk org lupakan sholat dan maksiat pd Allah. Bukankah dlm Jamius shohih Nabi bersabda tdk sempurna iman di antara kmu seblm mencintai saudara muslimnya spt mencintai dirinya sendiri. Apakah kita msh mau dikatakan beriman sempurna di kala kita lihat org2 mendengar adzan lantas tdk sholat kt merasa biasa2 sj,kt melihat org berkeliaran membiarkan saudari,ibunya,keluarganya membuka aurat tp kt tdk pernah ada kerisauan atasnya. Ilmu itu abstrak tp wajib menyampaikan apa yg kita ketahui walopun cm 1 ayat (jamius shohih). Ttg tafsir hadist itu Prof. Dr. Muh. Lutfi al banjari Hafizullah (mufti Asia penghapal ribuan hadist) berkata bahwa terdpt Fi'il Amr di dlmnya artinya wajib u/berda'wah dan menyampaikan sepengetahuan kita. Klo bicara masalah ilmu,jgn smpe anda jdi malu bos,setiap daerah dari sabang sampe marauke tlh di buka pesantren2 da'wah wa tabligh pencetak hafizh alim u/di jadikan tenaga pengajar,di kampung sy sj sdh ada 3 pesantren da'wah kendari sulawesi tenggara,klo kebetulan anda ketemu sj dgn mreka sa yakin anda akan malu buat statement di atas. Terakhir kemukakan pada sy yg mana yg anda katkan hadist palsu yg di amalkan o/ jamaah tabligh, sudahkah anda tahu hukum yg berkenaan hadist?
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusBrdakwah it baik bhkan dianjurkan olh nabi. Tp sblum brdakwa hrs ditau dl syaratnya. Intinya adlah dakwa it hrs didasari dgn ilmu. Byk org hnya bs mngajak utk kbaikan sdang dia blm paham apa yg dmksudnya bhkan Tanggung jwb pd diri kt masing2 sdh trpnuhi kahh??, INGAT brdakwa it bkn skdar brdakwa sj. apakah dgn memasuki suatu golongan/jamaah llu dianjurkn brdakwa.tdk. Tanpa golongan pun kt dianjurkan sling mngingatkn yg pntg didasari ilmu agama (al qur'an dan hadist shohih).
Hapus"ilmu br brdakwa, bkn brdakwa br ilmu".
Sesungguhnya usaha dawah yg jt lakukan untuk islah diri, bukan meperbaiki orang, adapun ada org dr jahil menjadi baik asbab jt itu semata2 krn hidayah Allah, ada satu rombongan jt dr manado thn 2016, dr orang2 biasa yg meluangkan waktu untuk gerak ke bogor, mereka mengunjungi ponpes dan bertemu para kiyai dsana, hari2 d masjid lalu mengajak org2 untuk pergi ke masjid, sederhana tp seorang kyai miris dgn dirinya bahwa dirinya seorang kyai tp tidak pernah melakukan apa yg jt lakukan. Sehingga asbab keihklasan mereka, terbentuklah satu rombongan kyai dr bogor untuk meluangkan waktu 40hr gerak ke manado. Jd jgn menilai jt dr org2 nya tp lihat usaha yg mereka lakukan. Klau ada kekurangan ayo bantu melengkapi. Contoh sederhana sebgian besar org islam d indonesia tahu keutamaan sholat berjamaah d masjid 27° lebih utama dr pd sholat d rumah, tp nyatanya masjid2 masih banyak yg kosong. Tanya kenapa?
HapusAssalamualaikum
BalasHapusSaudara Zulkifli, saya sangat setuju dg komen Anda,
Karena dg sebab jamaah tabligh ini, Alhamdulillah, Allah tlh membuka hati saya, sehingga saya sekarang memiliki Islam sebagai agama saya,,bukan hanya sekadar mengaku,, karena hakikatnya MEMILIKI dg MENGAKU adalah dua hal yg sangat berbeda,
Untuk itu saya berpesan pada saudara Muslim semua,, ber "muhasabah"lah,apakah selama ini sudah memiliki Islam sebagai agama, atau hanya mengaku?,, semoga bermanfaat,, wallahualam.
Saya seetuju dengan admin..selama jemaah tabligh mengajak pada ajaran islam yg sebenarnya seharusnya gak ada yg perlu di perdebatkan...asal jangan terlalu di paksakan..ingat keluarga.
BalasHapusRasulullah menjadi teladan bagi umat muslim, jangan melebih-lebihkan sesuatu yang tdk pernah dicontohkan beliau
BalasHapusRasulullah menjadi teladan bagi umat muslim, jangan melebih-lebihkan sesuatu yang tdk pernah dicontohkan beliau
BalasHapusPartisipasi dan amal jariyah dalam perluasan dan pembangunan masjidil
BalasHapusharam dan masjid Nabawi
1. Niat Ibadah ( dari Allah,Karena Allah dan untuk Allah)
2. Membawa beberapa batu kerikil kecil yang Haq dari tanah air
3. Point no 2 dapat dibawa sendiri/ dititipkan kepada Jamaah yang akan
berangkat Umroh dan Haji
4. Batu kerikil diletakkan diarea yg sedang dibangun/di Cor semen
5. Atau dititipkan kepada pekerja pembangunan agar diletakkan ditempat
tersebut
6. Mudah-mudahan Allah Ridho dengan apa yang kita kerjakan
* Umumnya waqaf qur'an
* Tidak ada kotak amal di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi
* Mungkin Batu kerikil tidak berarti untuk sebagian orang,akan tetapi
jika diletakkan di kedua Masjid tersebut,paling tidak batu kerikil ini
akan menjadi bagian terkecil dari bangunan tersebut.
* Moment Perluasan dan Pembangunan Masjidil haram dan Masjid Nabawi
karna ahklak dan kesabaran mereka, yang menjadi ciri khas tersendiri.
BalasHapusSebenarnya mereka gampang emosi dan berkata kotor
HapusSebetulnya banyak sekali orang alim di indonesia ini. Cm kebanyakan dr mereka masih terlalu sibuk untuk meluangkan waktu untuk keluar dr rumah mereka mengajak orang untuk taat kepada allah dan mengajarkan mereka ilmu agama. Mereka lebih suka didatangi oleh orang2 yg mau belajar kepadanya..padahal kalau dihitung hitung pasti lebih banyak orang yang masih enggan dan merasa segan untuk datang dan belajar kepada ulama dgn berbagai alasan. Lalu siapakah yg akan memperbaiki dan menasehati mereka ? Perlu sodara2 fahami bahwa untuk mengajak orang bermain bola itu tidak harus tahu ilmu sepak bola. Seperti saya yang sama sekali gak faham tentang sepak bola masa saya gk boleh ngajak anda main bola ? Boleh dong nanti setelah sampai dilapangan kalau anda mau tahu olmu sepak bola sy kenalkan dengan pelatih bola dan kita sama2 belajar kepadanya..begitu pula orang tabligh mengajak orang ke mesjid walaupun dia awam ilmu agama, boleh ?? Boleh dong nanti kalau sudah sampai mesjid anda bisa bertanya tentang ilmu agama kepada ulama yg ada di mesjid dan belajarlah bersama sama dgn orang tabligh yg mengajak anda ke mesjid tadi..karena yg sy tahu orang tabligh itu selalu berkata " kami orang2 bodoh yang ingin belajar menjadi lebih baik.." jadi anda gak perlu bertanya yg aneh2 terhadap mereka..tugas mereka itu mengajak, bukan mengajar..mengajak orang ke mesjid berbeda dgn mengajar orang di mesjid. Apa bedanya ?? Kalau mengajak orang ke mesjid orang bodoh jg boleh,tp kl mengajar di mesjid hanya orang alimlah yg boleh...maaf barangkali salah, bukankah dakwah itu artinya mengajak ???
BalasHapus@-)
BalasHapusHari ini jamaah tabligj telah membuktikan kerja mereka..
BalasHapusMereka bukan ulama, mereka bukan ustadz, mereka hanya sekumpulan otang yang tergerak hatinya untuk saling mengajak kepada kebaikan serta meninggalkan keburukan..
Asbab usaha tabligh, banyak preman bertato, pemabuk, penjudi, pezina, perampok, pembunuh, kini telah meninggalkan keburukan mereka..
Asbab kerja tabligh, banyak perempuan yamg dulunya berpakaian yang hampir telanjang, kini telah menutup aurat dengan sempurna..
Asbab kerja tabligh, banyak anak" kini menjadi hafidz/hafidzah..
Sungguh mulia usaha yang kalian lakukan duhai saudaraku jamaah tabligh..
Saya bukan seorang tabligh, tapi saya bangga dan beri apresiasi besar buat usaha tabligh..
Nabi.saw dakwah dsebut majnun. Dihina.diusir.dilempar kotoran. Malah mu dibunuh. .. jd ga aneh kl bnyk yg koment ma jt
BalasHapusyes
BalasHapusJujur saya dulu jarang sholat bahkan tdk menjlnkan perintah sholat tp begitu kenal jamaah ini dan saya terjun lsng ,saya terasa baru masuk Islam yg tahu pentingnya perintah sholat 5 waktu.
BalasHapusTerima kasih sdrku semoga Istiqomah dlm kebaikan Aamiin
ya alloh jagalah jamaah tabligh aamiin
BalasHapusMau sholat atau gak mau ??? Ini namanya orang gak ihlas " menyuruh orang sholat ' tapi yg nyuruh gak tau arti sholat ' cuman taunya sholat ritual '
HapusMilah ibrahim nya mana ?? Wala dn baro nya mana ??
Hapusassalamualaikumi
BalasHapussaudara2ku, hanya Allah subhanawata'ala yg bisa memmberi petunjuk.mintalah perunjuk dari Allah.niatkan ikhlas karenaaallah subhanawara'ala.Allah subhanawata'ala maha benar, .
apakah kita merasa paling benar? mengapa saling mencela? apakah sudah ikhlash karena Allah subhanawata'ala atau karena mempertahankan ego, merasa pintar.semoga Allah subhanawata'ala mengampuni saya dan kaum muslimin dan muslimah aamiin