31/07/12

47. YANG DIHARAP HANYA SYAFA’AT DARI RASULULLAH SAW. (2/6)

  Dari Abu Hurairah ra., bahwasanya orang-orang berkata : “Wahai Rasulullah, apakah kami melihat Tuhan kami pada hari Qiamat ?” maka Rasulullah saw. bersabda : “Apakah kamu saling memadharatkan dalam melihat bulan pada malam purnama ?” Mereka menjawab : “Tidak, wahai Rasulullah”. Beliau bersabda : “Apakah kamu saling memadharatkan dalam melihat matahari vang tidak berawan ?”. Mereka menjawab : “Tidak, wahai Rasulullah”. Beliau bersabda : “Maka sesungguhnya kamu akan melihatnya seperti itu, Allah akan mengumpulkan manusia pada hari Qiamat, kemudian Allah berfirman : “Barang siapa yang menyembah sesuatu, maka hendaklah ia mengikutinya”. Orang yang menyembah matahari, mengikuti matahari, orang yang menyembah bulan ia mengikuti bulan, orang yang menyembah berhala ia mengikuti berhala, dan yang masih adalah ummat ini yang didalamnya ada orang yang dapat memberikan pertolongan atau orang-orang munafiq : “Ibrahim (Ibnu Sa’ad) dalam hal ini ragu. Kemudian Allah datang kepada mereka dan berfirman : “Akulah Tuhanmu”. Lalu mereka berkata : “Inilah tempatku sehingga Tuhan kami datang. Apabila Tuhan kami datang, kami mengenalnya”. Lalu Tuhan mereka datang, dalam bentuk Nya yang mereka kenal, dan berfirman : “Akulah Tuhanmu”, kemudian mereka berkata : “Engkaulah Tuhan kami,” lalu mereka mengikutiNya, dan dipasanglah jembaran diantara dua tebing Jahannam, lalu aku (Muhammad) dan umatku adalah orang yang pertama melewatinya.
Pada hari itu tidak ada orang yang bercakap-cakap kecuali para Rasul. Pada hari itu para Rasul berdo’a : “Wahai Allah, selamatkanlah, selamatkanlah”, di Jahannam ada penyambar seperti duri pohon Sa’dan, hanya saja tidak tahu ukuran besarnya kecuali Allah, mereka menyambar manusia karena perbuatan mereka, diantara mereka ada vang dihancurkan karena perbuatannya, atau dicincang atau diampuni dan sebagainya, kemudian jelaslah, sehingga apabila Allah telah selesai memutusi diantara hamba­hamba Nya dan berkenan mengeluarkan dari neraka or­ang-orang yang dikehendaki dengan rahmat-Nva, Dia memerintahkan para Malaikat untuk mengeluarkan mereka dari neraka, yaitu orang-orang yang tidak mensekutukan Tuhan dengan sesuatu dari orang-orang yang dikehendaki Allah untuk diberi rahmat Nya dari orang-orang yang menyaksikan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Para malaikat mengetahui mereka di neraka dengan bekas-bekas sujud. Kemudian mereka keluar dari neraka dengan telah terbakar, lalu air hidup ditumpahkan kepada mereka, maka mereka tumbuh dibawahnya, sebagaimana tumbuhnya biji-bijian di tanah yang terbawa banjir. Kemudian Allah menyelesaikan untuk memberikan keputusan diantara hamba-hamba, dan yang masih ada dari mereka adalah seorang lelaki yang menghadapkan wajahnya ke neraka, dialah penghuni neraka yang terakhir masuk sorga, dan ia berkata : “Wahai Tuhan, palingkanlah wajahku dari neraka sesungguhnya baunya telah menghancurkan aku, nyalanya telah membakar aku”. Maka ia berdo’a kepada Allah dengan sesuatu yang ia kehendaki untuk berdo’a kepadaNya, kemudian Allah berfirman : “Jika hal itu aku berikan padamu, apakah barangkali kamu minta lagi kepadaku selainnya?”, Dia menjawab : “Tidak, demi kemuliaan Mu, saya tidak minta lagi selamanya. Dia memberikan janji­janji kepada Tuhannya dengan sesuatu yang dikehendakinya, kemudian Allah memalingkannva dari neraka, ketika ia menghadap ke sorga dan melihatnya, ia diam sesuai dengan apa yang dikehendaki Allah untuk diam, lalu dia berkata : “Wahai Tuhan, ajukanlah saya ke pintu sorga, maka Allah berfirman kepadanya : “Bukankah kamu telah memberikan janji-janji untuk tidak minta padaku selama-lamanya selain apa yang telah diberikan kepadamu ? Celakalah wahai anak Adam, alangkah khianatmu”. Ia berkata : “Wahai Tuhan”, dan dia berdo’a kepada Allah sehingga Dia berfirman : “Jika kamu telah diberi hal itu, apakah barangkali kamu minta selainnva ?”. Dia menjawab : “Tidak. Demi kemuliaanMu, saya tidak minta selainnya”, dan ia memberikan janji-janji sesuai dengan apa yang dikehendakiNya, maka Tuhan mengajukannya ke pintu sorga. Ketika ia telah berdiri di pintu sorga tampaklah sorga itu baginya, maka ia melihat kesenangan yang ada didalamnya, maka ia diam sesuai dengan apa yang dikehendaki Allah untuk diam, kemudian ia berkata : “Wahai Allah, masukkanlah kami ke sorga”. Maka Allah berfirman : “Bukankah kamu telah memberikan janji-janji untuk tidak minta selain apa yang telah Aku berikan kepadamu, celakalah kamu wahai anak Adam. Alangkah khianatnya kamu”, kemudian ia berkata : “Wahai Tuhan, janganlah aku menjadi hambaMu yang paling celaka”, ia senantiasa berdo’a sehingga Allah tertawa karenanya dan ketika Tuhan tertawa, Dia berfirman : “Masuklah ke sorga”, ketika dia memasukinya, Allah berfirman : “Bercita-citalah”. Maka dia mohon kepada Tuhanya dan bercita-cita, sehingga Allah menyebutkannya dan berfirman kepadanya : “Bercita-citalah demikian dan demikian, sehingga habis cita-citanya, Allah berfirman : Itulah untukmu dan bersama itu mendapat lagi yang sama”. Atha’ bin Yazid berkata : “Dan Abu Sa’id Al Khudri serta Abu Hurairah, sedikitpun tidak menolak haditsnya”, sehingga ketika Abu Hurairah menceritakan : Bahwa Allah Ta’ala yang Maha Suci dan Maha Tinggi berfirman : “Itu untukmu, dan bersama itu mendapat lagi yang sama”, Abu Sa’id Al Khudri berkata: “Dan bersama itu mendapat lagi lipat sepuluh kalinya, wahai Abu Hurairah”. Abu Hurairah berkata saya hanya hafal firmanNya : “Itu untukmu dan bersama itu mendapat lagi yang sama”, Abu Sa’id Al Khudri berkata : “Saya bersaksi, bahwa saya hafal dari Rasulullah saw.” Itu untukmu, dan kamu mendapat lagi sepuluh kalinya”. Abu Hurairah berkata : “Itulah seorang lelaki penghuni sorga yang paling akhir masuk sorga”. (HR. Bukhari).
Dari Abu Sa’id Al Khudri ra., ia berkata : Kami berkata : “Wahai Rasulullah, apakah kami melihat Tuhan kami pada hari Qiamat ?” maka beliau bersabda : “Apakah kamu saling memadharatkan dalam melihat matahari dan bulan apabila cerah ?” Kami menjawab : “Tidak,” Rasulullah saw bersabda : Sesungguhnya kamu saat itu tidak saling memadharatkan dalam melihat Tuhanmu, kecuali sebagaimana kamu saling memadharatkan dalam melihat matahari dan bulan”. Dan beliau bersabda : “Pemanggil memanggil : “Hendaklah tiap­tiap kaum pergi kepada apa yang dulu selalu mereka sembah”. Maka penyembah salib pergi kepada salib mereka, penyembah berhala pergi kepada berhala mereka, dan penyembah setiap Tuhan kepada Tuhan mereka, sehingga yang masih hanyalah orang yang menyembah Allah dari orang yang baik dan orang dosa, dan sisa-sisa ahli Kitab. Kemudian didatangkan Jahannam dengan ditampakkan seperti fatamorgana, dan dikatakan kepada orang Yahudi : “Apakah yang kamu sembah ?”. Mereka menjawab : “Kami menyembah Uzair, anak Allah,” maka dikatakan : “Kamu berdusta, Allah Ta’ala tidak mempunyai isteri dan tidak mempunyai putra, maka apakah yang kamu kehendaki ?”. Mereka menjawab : “Kami ingin Engkau memberi minum kepada kami”, maka dikatakan kepada orang-orang Nasrani” : “Apakah yang kamu sembah?”. Mereka menjawab : “Kami menyembah ‘Isa putra Allah,” maka dikatakan: “Kamu berdusta, Allah tidak mempunyai isteri dan tidak mempunyai putra, apakah yang kamu kehendaki ?”. Mereka menjawab: “Kami ingin engkau memberi minum kepada kami,” maka dikatakan : “Minumlah !”, Lalu mereka berjatuhan di Jahannam, sehingga yang masih hanyalah orang-orang yang menyembah Allah dari orang yang baik dan orang yang berdosa, maka dikatakan kepada mereka : “Apakah yang mencegah kamu, sedangkan orang-orang sudah pergi ?”. Mereka menjawab : “Kami memisahkan diri dari mereka, karena kami lebih membutuhkan kepadaNya pada hari ini, dan sungguh kami telah mendengar pemanggil memanggil : “Hendaklah tiap-tiap kamu mengikuti apa yang telah mereka sembah, dan kami hanya menunggu Tuhan kami,” Nabi saw. bersabda : “Maka Tuhan yang Maha Pemaksa datang kepada mereka dalam bentuk selain bentuk yang mereka lihatnya pada pertama kalinya, kemudian Allah berfirman : “Akulah Tuhanmu”, maka mereka menjawab : “Engkau Tuhan kami”. Yang “berbicara kepada Tuhan hanyalah para Nabi, lalu Tuhan berfirman : “Apakah diantara kamu dan dianrara Tuhan ada tanda vang kamu ketahui ?” Mereka menjawab : “Betis”. Maka Tuhan membuka betisNya, lalu tiap-tiap Mu’min sujud kepadaNya, dan yang tinggal hanyalah orang-orang yang sujud kepada Allah dengau riya’ dan sum’ah, maka ia pergi untuk bersujud namun punggungnya kembali datar seperti satu papan (tingkatan). Kemudian didatangkan jembatan, dan dipasang diantara dua tebing Jahannam. Kami bertanya : “Wahai Rasulullah, apakah jembatan itu ? “Beliau bersabda : “Licin dan menggelincirkan, padanya terdapat penyambar, dan rumput berduri vang terhampar, durinya bengkok yang ada di Najd yang bernama Sa’dan. Orang Mu’min padanya seperti kerlingan mata, seperti kilat, angin, kuda dan kendaraan yang baik. Orang selamat yang diselamatkan, orang selamat yang dicincang dan orang yang terjerembab di neraka Jahannam, sehingga yang terakhir dari mereka itu diseret. Kami tidaklah lebih menuntut hak yang telah jelas bagimu dari pada orang­orang mu’min kepada Dzat Yang Maha Pemaksa pada hari itu. Apabila mereka melihat bahwa mereka telah selamat, mereka (memikirkan) saudara mereka dengan berkata : “Wahai Tuhan kami, mereka shalat bersama kami, puasa bersama kami dan beramal bersama kami”, Allah Ta’ala berfirman : “Pergilah, barang siapa yang kamu dapati dihatinya iman seberat dinar maka keluarkanlah ia”, dan Allah mengharamkan dia di neraka, maka mereka datang kepada saudara-saudara mereka yang mana sebagiannya telah masuk ke neraka sampai telapak kakinya dan (ada vang sampai) pertengah kedua betisnya, lalu mereka mengeluarkan orang yang mereka kenal, kemudian mereka kembali, dan Allah berfirman : “Pergilah, barang siapa yang kamu dapati dihatinya ada iman seberat setengah dinar maka keluarkanlah ia”. Maka mereka mengeluarkan orang yang mereka kenal, kemudian mereka kembali, lalu Allah berfirman : “Pergilah, barang siapa yang kamu dapati di hatinya (iman) seberat setengah dinar, maka keluarkanlah ia !”.
Maka mereka mengeluarkan orang yang mereka kenal, kemudian mereka kembali, dan Allah berfirman : “Pergilah, barang siapa yang kamu dapati di dalam hatinya iman seberat semut kecil maka keluarkanlah ia !”. Maka mereka mengeluarkan orang yang merekaz kenal.
Abu Sa’id berkata : Jika kamu tidak membenarkan maka bacalah:
“INNALLAAHA LAA YAZHLIMU MITSQAALA DZARRATIN WA INTAKU HASANATAN YUDLA­’IFHAA”
(Sesungguhnya Allah tidak menzhalimi seberat semut kecilpun, dan jika ada kebaikan maka Dia melipatkannya).
Maka para Nabi, Malaikat dan orang-orang mu’min memberi syafa’at, lalu Tuhan Yang Maha Pemaksa berfirman : “Syafa’at Ku masih”, lalu Dia menggenggam segenggam dari neraka, maka dia mengeluarkan kaum-kaum yang telah terbakar, lalu mereka dilemparkan di dalam sungai di mulut sorga yang disebut air hidup, maka mereka tumbuh dikedua tepinya sebagaimana tumbuhnya biji-bijian ditanah yang dibawa banjir yang kamu lihat di samping batu besar, disamping pohon, apa yang didekat matahari dari pohon itu hijau dan yang dinaungannya adalah putih. Mereka keluar seperti permata, lalu di leher mereka diberi medali, maka mereka masuk sorga : “Itulah hamba-hamba yang dimerdekakan oleh Allah Yang Maha Penyayang, dimasukkan ke sorga tanpa amal yang dilakukannya dan tanpa kebaikan yang mereka kerjakan. Lalu dikatakan kepada mereka, bagimu apa yang kamu lihat dan bersama itu hal yang sama”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar