Agama Islam datang ke Indonesia bukan dibawa angin, bukan dibawa burung, atau dibawa oleh air. Hari ini kita bisa bersyahadat, bisa sholat 5 waktu seperti sekarang ini adalah karena pengorbanan orang2 yg dakwah meninggalkan kampung halamannya dan menyampaikan agama yg mulia ini. Kalau bukan karena pengorbanan mereka, meninggalkan rumah, meninggalkan anak dan istri, meninggalkan pekerjaan mereka, mungkin hari ini kita masih menyembah selain daripada Allah SWT. Bahkan banyak Sahabat RA telah mengorbankan harta, jiwa dan waktu mereka semua demi tegaknya Islam, sepeti Istri Nabi SAW, Siti Khadijah, Sahabat Nabi Abu Bakar, Umar bin Khattab, Ustman bin Affan dan masih banyak lagi. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang wafat sampai akhir hayatnya, seperti sahabat Saad bin Abi Waqqas RA yg wafat di china. Subhanallah betapa besar pengorbanan mereka, semoga Allah senantiasa merahmati mereka para dai-dai Allah.
Hari ini, kita mengaku mencintai Nabi SAW dan mengaku Ahlus sunnah wal jamaah, seharusnya sudah pasti setiap apa yg menjadi Sunnah Nabi maka akan kita amalkan dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sesuai dengan hadits shohih :
Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi saw bersabda, “Biarkanlah selama aku membiarkan kamu dalam kebebasanmu. Maka sesungguhnya penyebab kebinasaan umat terdahulu sebelummu adalah karena mereka banyak bertanya dan menyalahi Nabi-nabi mereka. Maka apabila aku mencegahmu dari sesuatu perkara, tinggalkanlah perkara itu dan JIKA AKU PERINTAHKAN SUATU PERKARA, KERJAKANLAH SEKUAT TENAGAMU.”.(Bukhari – Muslim).
Hari ini banyak sekali perkara-perkara Sunnah yang kita abaikan,bahkan sudah tahu itu Sunnah tapi tak mau diamalkan. Para sahabat dulu selalu berlomba-lomba dalam melakukan amalan (fastabiqul khoirot). Apabila Nabi SAW menunjuk seorang ahli surga, maka para sahabat pasti mencoba mencari tahu amalan apa yg dia lakukan, seperti Sahabat Bilal RA(sudah banyak yang tahu kisahnya bahwa Nabi SAW mendengar terompahnya disurga). Seharusnya sebagai seorang Muslim harus Sami'na waato'na atas perintah Allah SWT dan perintah Nabi SWT, bukan sami'na watafakarna, bahkan sami'na waasoyna.
Agama Islam telah sempurna, tidak perlu ditambah dan tidak perlu lagi dikurang. Namun realita yg terjadi saat ini, apabila kita mau melihat orang disekeliling kita, maka umat Islam jauh dari kata sempurna, bahkan bisa dikatakan berstatus Islam KTP. Apakah tidak terketuk pintu hati kita melihat saudara-saudara kita yang masih jauh dari Allah dan Rosulnya? Siapakah yang bertugas untuk mengetuk pintu hati mereka? Apakah hanya tugas para ulama dan ustadz saja?
Apabila dulu para Nabi diutus berda'wah utk satu kaum saja, lain halnya dengan Umat Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana Abu Bakar bertanya kepada Nabi SAW, apa tugas beliau maka beliau SAW menjawab lakukanlah seperti yang aku lakukan.
Untuk itulah kita harus kembali kepada da'wah Nubuah yang pernah dilakukan oleh Nabi SAW dan Para Sahabat RA. Mereka berda'wah dari pintu kepintu, dari kampung ke kampung, bahkan melintasi puluhan bahkan ratusan kilometer jauhnya. Bahkan sepeninggal Nabi SAW, Abu Bakar mengirimkan banyak utusan untuk da'wah kesemua penjuru dunia.
Apabila kita mau mengambil dalil dan metode da'wah dalam Al Qur'an, maka banyak sekali ayat yg bisa kita gunakan. Bahkan dalam Al Qur'an pun dijelaskan adab-adab dalam berda'wah.
Adab dalam Da'wah.
Pergilah kamu berdua kepada Firaun, sesungguhnya dia telah melampaui batas. maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut". (QS.Thaahaa 43-44)
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.(QS. Ali Imran, 159)
Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS.Al Maaidah 59).
Dari ayat-ayat diatas, maka bisa diambil kesimpulan bahwa adab da'wah yang sesuai dengan Sunnah Nabi SAW adalah da'wah dengan lemah lembut, bukan dengan kekerasan ataupun menyalahkan kelompok lain. Jangankan kepada Muslim, kepada Raja Fir'aun saja yg sudah mutlak menjadi musuh Allah, masih Allah perintahkan Musa AS untuk berkata dengan lemah lembut.
Da'wah dengan Metode Mengajak taat kepada Allah dan Rosul-Nya, bukan dengan mencari kesalahan kelompok lain.
“Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara isi nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur’an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta’wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta’wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: “Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami.” Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.” [Ali ‘Imran 7]
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” [Al Hujuraat 11-12]
“Yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.” [Ar Ruum:32]
“Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama-Nya dan mereka menjadi bergolongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu kepada mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat.” [Al An’aam:159]
Allah berfirman:"Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim" (Hujuraat 49:11)
Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu, dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. (QS.Al Maaidah 48-49).
Da'wah dengan menggunakan harta, diri dan waktu.
Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. (QS. At Taubah 20).
Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik. (QS. At Taubah 24).
Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan atau pun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (QS. At Taubah 41).
Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir. (QS. At Taubah 55).
Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik."Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di dalam negeri.Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahanam; dan Jahanam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya.
(QS. Ali Imran, 195-197)
Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah". Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta.
Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan.
Yang demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat mengerti.
Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?
Sama saja bagi mereka, kamu mintakan ampunan atau tidak kamu mintakan ampunan bagi mereka, Allah tidak akan mengampuni mereka; sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.
Mereka orang-orang yang mengatakan (kepada orang-orang Ansar): "Janganlah kamu memberikan perbelanjaan kepada orang-orang (Muhajirin) yang ada di sisi Rasulullah supaya mereka bubar (meninggalkan Rasulullah)". Padahal kepunyaan Allah-lah perbendaharaan langit dan bumi, tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami.
Mereka berkata: "Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah, benar-benar orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah daripadanya". Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.
Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?"
Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS.Munaafiquun)
Astagfirullahalazim 7x.
Semoga Allah berkenan memperbaiki dan menerima tulisan hamba yang bodoh dan dhoif ini.. Amin
Wallahu'alam bishowab
0 comments:
Posting Komentar