Nabi SAW sudah memberikan kita warning,
peringatan, kepada kita dalam mahfum hadits dikatakan nanti di akhir zaman jika
kita tidak buat dakwah, maka akan terjadi :
1. Tidak tertinggal dari Islam melainkan hanya
sekedar nama saja
Hari ini di KTP orang Indonesia banyak yang
menyatakan agamanya Islam tetapi kelakuan dan kehidupannya jauh dari yang
dicontohkan Nabi SAW
2. Tidak tertinggal dari Al Qur’an hanya
sekedar tulisannya saja
Hari ini berapa banyak mesjid yang ramai dari
ukiran-ukiran kaligrafi Al Qur’an tetapi kosong dari amal agama
mesjidnya.
3. Tidak tertinggal dari mesjid melainkan
hanya bangunan-bangunan megah saja
Hari ini orang berlomba-lomba membangun mesjid
tetapi tidak memikirkan bagaimana memakmurkannya, sehingga mesjidnya kosong dari
jemaah.
Hari ini mesjid banyak dimana-mana tetapi
kosong dari amal agama. Di Kordova, Spanyol, Mesjid Kordova pernah menjadi pusat
perkembangan Islam di dunia, namun kini telah menjadi pusat pariwisata, bahkan
didalamnya terdapat gereja. Ini asbab ditinggalkannya Dakwah
sehinggah fungsi mesjid telah hilang dan orang
tidak ada lagi yang peduli dengan mesjid. Di Indonesia saja ada ± 300.000
mesjid, dan di jakarta berapa banyak mejid mewah dan megah. Namun berapa banyak
mesjid yang 5 waktu orang ramai sholat berjamaah. Dan berapa banyak yang sudah
makmur hidup dengan Amalan mesjid Nabawi ? Hari ini orang ke mesjid bukan
bertambah keimanannya, tetapi malah makin rusak seperti dipakai untuk berbisnis,
membicarakan aib orang lain, dipakai sebagai sarana untuk politik, hujat
menghujat orang lain. Hari ini di Mesjid bukan terlihat suasana akherat tetapi
malah suasana maksiat kepada Allah seperti wanita yang memakai pakaian yang
terlihat auratnya.
Padahal di jaman Nabi, ketika orang kafir masuk mesjid ke mesjid Nabi, setelah keluar telah bisa menjadi orang beriman. Di zaman Nabi SAW setiap ada masalah bisa langsung ke mesjid, lalu pulang-pulang masalah bisa terselesaikan dan hati bisa tenang. Beda kita hari ini, orang kafir ke mesjid malah dipakai foto-foto untuk pariwisata, dan ketika orang Islam ke mesjid bukannya hilang masalah malah tambah masalah, seperti ditagih sumbanganlah, musti berpihak pada siapalah dan lain-lain. Mengapa hari ini kita lihat orang ke mesjid buat melaksanakan ibadah tetapi ketika keluar dari mesjid masih terus bermaksiat dan tidak berhenti dari berbuat dosa. Padahal Mesjid ini Allah perintahkan dibangun atas dasar Taqwa, Takut kepada Allah. Tetapi mengapa ketaqwaan kita tidak bertambah ketika kita masuk ke mesjid. Ini dikarenakan mesjid tersebut tidak mempunyai ruh. Apa itu ruh dari mesjid yaitu amal-amal agama, dan inilah yang dibentuk oleh Nabi SAW dimesjid Nabawi yaitu membuat Amal Mesjid. Apa itu Amal Mesjid Nabawi yaitu Dakwah, Taklim, Dzikir Ibadah, dan Khidmat. Sehingga orang yang tadinya kafir masuk ke mesjid nabawi keluar-keluar sudah masuk Islam. Ini dikarenakan di mesjid hidup amal-amal agama. Nabi SAW itu sendiri adalah Ketua Mesjid pertama, Awallun Takmir Mesjid, yang kerjanya memikirkan bagaimana Mesjid Nabawi ini dan mesjid-mesjid kecil disekitar Madinah bisa makmur dengan jemaah dan amal-amal agama.
Caranya adalah dengan mengirimkan rombongan Dakwah dan menerima rombongan orang-orang yang mau belajar agama. Inilah fikir Nabi SAW, bahkan ketika hijrah ke madinah yang Nabi SAW fikirkan pertama kali bukannya tempat tinggal untuk dirinya, dimana keluarga dia tinggal, tetapi bagaimana mesjid dapat berdiri. Di sekitar Madinah ini ada mesjid-mesjid kecil dimana Nabi SAW mengirim rombongan dakwah ke mesjid-mesjid itu dan menerima rombongan atau perorangan dari mesjid-mesjid itu buat belajar agama kepada beliau SAW.
Padahal di jaman Nabi, ketika orang kafir masuk mesjid ke mesjid Nabi, setelah keluar telah bisa menjadi orang beriman. Di zaman Nabi SAW setiap ada masalah bisa langsung ke mesjid, lalu pulang-pulang masalah bisa terselesaikan dan hati bisa tenang. Beda kita hari ini, orang kafir ke mesjid malah dipakai foto-foto untuk pariwisata, dan ketika orang Islam ke mesjid bukannya hilang masalah malah tambah masalah, seperti ditagih sumbanganlah, musti berpihak pada siapalah dan lain-lain. Mengapa hari ini kita lihat orang ke mesjid buat melaksanakan ibadah tetapi ketika keluar dari mesjid masih terus bermaksiat dan tidak berhenti dari berbuat dosa. Padahal Mesjid ini Allah perintahkan dibangun atas dasar Taqwa, Takut kepada Allah. Tetapi mengapa ketaqwaan kita tidak bertambah ketika kita masuk ke mesjid. Ini dikarenakan mesjid tersebut tidak mempunyai ruh. Apa itu ruh dari mesjid yaitu amal-amal agama, dan inilah yang dibentuk oleh Nabi SAW dimesjid Nabawi yaitu membuat Amal Mesjid. Apa itu Amal Mesjid Nabawi yaitu Dakwah, Taklim, Dzikir Ibadah, dan Khidmat. Sehingga orang yang tadinya kafir masuk ke mesjid nabawi keluar-keluar sudah masuk Islam. Ini dikarenakan di mesjid hidup amal-amal agama. Nabi SAW itu sendiri adalah Ketua Mesjid pertama, Awallun Takmir Mesjid, yang kerjanya memikirkan bagaimana Mesjid Nabawi ini dan mesjid-mesjid kecil disekitar Madinah bisa makmur dengan jemaah dan amal-amal agama.
Caranya adalah dengan mengirimkan rombongan Dakwah dan menerima rombongan orang-orang yang mau belajar agama. Inilah fikir Nabi SAW, bahkan ketika hijrah ke madinah yang Nabi SAW fikirkan pertama kali bukannya tempat tinggal untuk dirinya, dimana keluarga dia tinggal, tetapi bagaimana mesjid dapat berdiri. Di sekitar Madinah ini ada mesjid-mesjid kecil dimana Nabi SAW mengirim rombongan dakwah ke mesjid-mesjid itu dan menerima rombongan atau perorangan dari mesjid-mesjid itu buat belajar agama kepada beliau SAW.
Madinah sebelum Islam masuk merupakan kota
yang tidak kalah Jahilnya dari Mekkah. Di Madinah ketika islam belum masuk
terdapat banyak sekali rumah-rumah perjudian, pelacuran, bahkan orang-orangnya
bisa dibilang Jahil dan Barbar. Namun asbab dihidupkannya Dakwah dari Mesjid
Madinah oleh Nabi SAW, ini seperti cahaya yang menerangi kegelapan. Jadi
bagaimana kita bisa menghilangkan kegelapan, maka perlu kita hadirkan amalan
nuraniat, atau amalan yang dapat menghadirkan nur cahaya dari Allah. Jika cahaya
masuk kegelapan pasti hilang. Sehingga lambat laun rumah-rumah yang mempunyai
bendera putih atau lambang kemaksiatan ketika itu perlahan-lahan lenyap dari
kota madinah asbab dakwahnya Nabi SAW dan para Sahabat RA. Lalu penduduknya
menjadi orang-orang yang Allah muliakan dan kotanya diberi gelar Al Munawaroh
yaitu tempat terpancarnya Cahaya atau Hidayah. Begitu juga kalau kita sering ke
mesjid, maka sepulangnya kita dari mesjid, kita akan menjadi sarana untuk
menghantarkan nur rahmat dan hidayah Allah kepada rumah-rumah kita. Mesjid ini
adalah pusat turunnya rahmat dan nur hidayah Allah. Jadi Mesjid ini adalah
generatornya Nur Hidayah dan kita adalah kendaraannya untuk menyebar Nur Hidayah
tersebut. Jika generatornya mati, maka matilah sarana penyebar rahmat dan
hidayah. Bagaimana caranya kita bisa memakmurkan atau menghidupkan mesjid ?
yaitu dengan menghidupkan amalan-amalan mesjid Nabi SAW.
Apa itu Amal Mesjid Nabawi :
Dakwah Illallah yaitu Mengajak manusia taat kepada Allah
Taklim wa Taklum yaitu Belajar dan Mengajar
Dzikir Ibadah yaitu Dzikir, Baca Qur’an, Sholat berjamaah, Do’a, Sholat Sunnat, Adab-adab Khidmat yaitu Melayani Mesjid dan Memenuhi Hajat Orang
Dakwah Illallah yaitu Mengajak manusia taat kepada Allah
Taklim wa Taklum yaitu Belajar dan Mengajar
Dzikir Ibadah yaitu Dzikir, Baca Qur’an, Sholat berjamaah, Do’a, Sholat Sunnat, Adab-adab Khidmat yaitu Melayani Mesjid dan Memenuhi Hajat Orang
Mesjid ini adalah jantung dari suatu kota atau
desa atau daerah. Jika mesjidnya baik dalam artian hidup amal-amal agama seperti
amal mesjid Nabawi, maka baiklah daerah itu. Tetapi jika mesjidnya mati, gersang
dari jemaah dan amal-amal agama, berarti matilah daerah itu, maksudnya daerah
itu bisa di asumsikan terdapat banyak masalah. Mesjid yang hidup dengan amal
agama dan ramai jemaahnya, maka daerahnya akan makmur, seperti hidup
sillaturhami, ukhwah yang baik, rukun, tentram, dan damai. Setiap ada masalah
maka dapat diselesaikan oleh jemaah mesjid itu melalui musyawarah, sillaturahmi,
dan gotong royong. Tetapi daerah yang mesjidnya mati dari amal agama dan sepi
dari jemaah, maka daerahnya akan timbul banyak masalah seperti permusuhan antar
tetangga, ketidak pedulian sosial, dan kejahatan akan berkembang dari
premanisme, perjudian, permabukan, sampai perzinaan akan tersebar di daerah itu.
Dan ini adalah suatu kenyataan yang terjadi dibanyak daerah. Jika yang haq tidak
ditegakkan dan disebar, maka yang bathil akan masuk dan tersebar. Jika tidak ada
dakwah atas yang haq maka dakwah yang bathil akan masuk. Apa itu dakwah yang
bathil yaitu ajakan untuk berjudi, membeli minuman keras, dan lain-lain, secara
terang-terangan ataupun sembunyi-sembunyi.
Penting saat ini kita fikirkan bagaimana
mesjid-mesjid yang ada ini dapat makmur dengan amal agama. Allah perintahkan
pada kita di dalam Al Qur’an untuk memakmurkan mesjid-mesjid Allah bukan hanya
satu tetapi setiap orang memakmurkan banyak mesjid. “Innama ya’muru
masajidallahu man amanna billahi wal yaumil akhir…” ( 9:17 ). Dari mesjid ini
kebaikan akan tersebar. Hidupkan dakwah dari mesjid maka nanti Allah akan
perbaiki keadaan umat. Jika setiap dari kita ini sungguh-sungguh dalam dakwah
maka nanti Allah akan perbaiki amal-amal kita.
“Wahai orang-orang yang beriman takutlah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar ( qoulan sadida ), niscaya Allah akan memperbaiki bagimu amal-amalmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu…”( 33 : 70-71 ). Apa itu perkataan yang benar atau Qoulan Sadida yang bisa memperbaiki amal-amal ibadah kita dan menjadi asbab ampunan terhadap dosa kita ? Allah berfirman “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang mengajak untuk taat kepada Allah ( dakwah à waman Ahsanu Qoulan mimman da’a Illallah )” ( 41 : 33 ).
“Wahai orang-orang yang beriman takutlah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar ( qoulan sadida ), niscaya Allah akan memperbaiki bagimu amal-amalmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu…”( 33 : 70-71 ). Apa itu perkataan yang benar atau Qoulan Sadida yang bisa memperbaiki amal-amal ibadah kita dan menjadi asbab ampunan terhadap dosa kita ? Allah berfirman “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang mengajak untuk taat kepada Allah ( dakwah à waman Ahsanu Qoulan mimman da’a Illallah )” ( 41 : 33 ).
Jadi kita ajak orang kepada Allah bukan kepada
figur, kepada organisasi, kepada partai, kepada harta benda, tetapi hanya kepada
Allah. Sedangkan segala sesuatu selain Allah ini adalah dunia atau mahluk. Hari
ini orang saling ajak mengajak kepada golongannya, ini malah akan memecah belah
islam. Seperti firqoh-firqoh atau aliran-aliran yang ada, mereka mengajak orang
kepada golongannya masing-masing. Apa yang mereka lakukan adalah membenarkan
firqoh mereka dan menyalahkan yang lain sehingga terpecah belah semuanya. Jika
ummat sudah terpecah belah maka pertolongan Allah tidak akan turun, dan jika
umat sudah saling menghujat maka jatuhlah mereka dari pandangan Allah.
Pada hakekatnya, yang benar itu hanya Rasullullah SAW dan sahabatnya saja, itulah yang seharusnya jadi acuan kita, bukan alirannya. Kalau ditanya siapa yang paling benar, jawab saja yang paling benar itu adalah Nabi SAW dan sahabat RA, cukup itu saja. Kita ikuti saja Nabi SAW dan para Sahabat RA, yaitu mereka yang sudah jelas-jelas ada jaminannya dari Allah. Bukan aliran kita, atau aliran saya, atau guru saya, atau pendapat saya yang bener, tetapi yang bener itu hanya Nabi SAW dan para sahabatnya. Jadi bagaimana semua aliran yang ada sama-sama bahu membahu bersatu bersama memikul tanggung jawab dakwah ini. Jangan sampai perbedaan yang ada malah membuahkan perpecahan antar umat dan terhalangnya umat dari tanggung jawab meneruskan risalat kenabian. Tetapi jadikan perbedaan ini sebagai rahmat dan wacana keilmuan untuk dipelajari.
Pada hakekatnya, yang benar itu hanya Rasullullah SAW dan sahabatnya saja, itulah yang seharusnya jadi acuan kita, bukan alirannya. Kalau ditanya siapa yang paling benar, jawab saja yang paling benar itu adalah Nabi SAW dan sahabat RA, cukup itu saja. Kita ikuti saja Nabi SAW dan para Sahabat RA, yaitu mereka yang sudah jelas-jelas ada jaminannya dari Allah. Bukan aliran kita, atau aliran saya, atau guru saya, atau pendapat saya yang bener, tetapi yang bener itu hanya Nabi SAW dan para sahabatnya. Jadi bagaimana semua aliran yang ada sama-sama bahu membahu bersatu bersama memikul tanggung jawab dakwah ini. Jangan sampai perbedaan yang ada malah membuahkan perpecahan antar umat dan terhalangnya umat dari tanggung jawab meneruskan risalat kenabian. Tetapi jadikan perbedaan ini sebagai rahmat dan wacana keilmuan untuk dipelajari.
Pernah dalam suatu riwayat tentang 2 pimpinan
Islam terbesar di Indonesia yaitu Buya Hamka dari Muhammadiyah dan KH. Idham
Khalid dari Nahdlatul Ulama pergi Haji bersama. Ketika sholat subuh hari pertama
maka KH Idham Khalid memimpin sholat subuh berjamaah sebagai Imam. Ketika itu KH
Idham Khalid menyadari dibelakangnya ada Buya Hamka dari Muhammadiyah yang
menganut faham sholat subuh tanpa Qunut. Walaupun KH Idham Khalid adalah dari NU
yang menganut Qunut ketika subuh, tetapi ketika itu malah melakukan sholat subuh
tanpa Qunut seperti Muhammadiyah. Hari esoknya, ketika Buya Hamka menjadi Imam
Subuh, beliau menyadari dibelakangnya ada KH Idham Khalid dari NU yang memakai
Qunut ketika subuh, maka ketika itu beliau memilih melakukan Subuh tidak seperti
biasanya ala muhammadiyah tetapi ala NU yaitu dengan menggunakan Qunut.
Inilah toleransi dan akhlaq yang baik yang dicontohkan oleh 2 ulama besar dalam menghadapi perbedaan. Bukannya kita malah saling menyalahkan atau saling menghujat dengan keyakinan, “saya yang paling benar”. Kebenaran itu pada hakekatnya hanya Allah yang tau, dan siapa yang paling benar yaitu Nabi SAW dan para sahabatnya RA. Selama dia mengakui Allah dan Rasulnya maka mereka saudara kita. Jangan kita pernah merasa menjadi yang paling baik dan paling benar karena ini sifatnya setan. Posisikan diri kita sebagai orang yang ingin menambah ilmunya, dengan demikian kita akan siap menerima perbedaan. Inilah maksud dari hadits Nabi SAW bahwa perbedaan diantara umatku ini adalah Rahmat. Sedangkan yang bukan rahmat dan mendatangkan Laknat adalah jika perbedaan menjadi perpecahan dan permusuhan.
Inilah toleransi dan akhlaq yang baik yang dicontohkan oleh 2 ulama besar dalam menghadapi perbedaan. Bukannya kita malah saling menyalahkan atau saling menghujat dengan keyakinan, “saya yang paling benar”. Kebenaran itu pada hakekatnya hanya Allah yang tau, dan siapa yang paling benar yaitu Nabi SAW dan para sahabatnya RA. Selama dia mengakui Allah dan Rasulnya maka mereka saudara kita. Jangan kita pernah merasa menjadi yang paling baik dan paling benar karena ini sifatnya setan. Posisikan diri kita sebagai orang yang ingin menambah ilmunya, dengan demikian kita akan siap menerima perbedaan. Inilah maksud dari hadits Nabi SAW bahwa perbedaan diantara umatku ini adalah Rahmat. Sedangkan yang bukan rahmat dan mendatangkan Laknat adalah jika perbedaan menjadi perpecahan dan permusuhan.
Jadi kerja dakwah ini adalah kerja untuk
seluruh umat islam. Inilah tanggung jawab umat Muhammad SAW sebagai penerus
risalat kenabian. Atas perkara ini perlu kita keluar di jalan Allah untuk bisa
melatih diri kita menghidupkan Amal Mesjid Nabawi dari latihan 3 hari, 40 hari
sampai, 4 bulan, tergantung kesiapannya. Inilah salah satu tujuan kita keluar di
jalan Allah bagaimana mesjid-mesjid yang didatangi oleh rombongan khuruj
fissabillillah dapat hidup amal-amal mesjid Nabawi.
Wallahu'alam bishowab.
Wallahu'alam bishowab.
0 comments:
Posting Komentar