Sebagai seorang pengamat harokah di Indonesia,
saya tertarik dengan ucapan pimpinan Jemaah Tabligh (istilah yang penulis pakai
buat orang yang kerja dakwah di masjid Kebon Jeruk) di Indonesia, ketika seorang
ustadz kritik jemaah tabligh. Beliau (almarhum) katakana : “Jangankan kerja
tabligh, ‘kentut
tabligh’ saja anda tak
paham.”
Setelah saya amati program yang diadakan yakni
khuruj fi sabilillah ternyata kerja tabligh yang mereka buat seperti khazanah
lautan yang tak habis jika digali.
Orang menyangka bahwa karang adalah lautan,
air adalah lautan, ada yang menyatakan juga ikan, rumput laut, pasir, dsb.
Padahal lautan adalah kumpulan dari itu semua secara menyeluruh.
Kebanyakan pencemooh jemaah tabligh hanya
melihat sebagian dari kerja jemaah, sehingga terlihat kekurangan disana sini
seperti anggapan mereka tentang bodohnya ahli jemaah dalam hal masail, hukum
Islam, dsb. Kalaulah kita mau melek sedikit, membuka hati dan mau menerima
kekurangan mereka, maka di balik itu ada suatu kekuatan yang akan menjadi
harapan bagi kejayaan umat Islam.
Mereka tampil di permukaan, berjalan di tengah
manusia dengan segala kekurangan, tetapi hati mereka tawajjuh kepada Allah SWT,
sehingga Allah tampakkan bantuan-Nya ke atas mereka. Banyak negeri yang sudah
didirikan markaz dakwah mereka, tak ada suatu kekuatan pun yang bisa membendung,
mereka laksana air bah.
Islamisasi di segala bidang tak terlihat
tetapi dapat dirasakan oleh umat. Mereka tak suka expose di media masa, hasil
kerja mereka hanya untuk menyenangkan Allah dan Rasul Nya.
Dalam buku ini saya mencoba melepas sedikit
tirai/kedok mereka yang masih tersembunyi di mata orang awam, agar mereka
objektif menilai kelebihan dan kekurangan jemaah tabligh, dan tidak mendengar
dari satu pihak yang memiliki hasad terhadap hasil kerja mereka.
Walaupun saya menyadari tak dapat menjelaskan
itu semua secara gamblang karena perlu keseriusan dalam hal ini, juga penyertaan
diri dalam program khuruj fi sabilillah bersama mereka, namun semoga saja dari
sedikit apa yang saya ketahui ini dapat menjadi jembatan persatuan umat agar
tidak saling mencaci dan mencari-cari kesalahan saudara muslim, sehingga hari
demi hari kita sibuk memikirkan bekal kita untuk berjumpa dengan Allah
SWT.
Dan akhirnya saya pun akui bahwa ‘kentut’ tabligh saja saya tak tahu. Wallahu
a’lam.
Catatan : Dalam buku ini saya gunakan nama
Jemaah Tabligh untuk menyebut orang-orang ahli dakwah karena hal ini sudah
masyhur di kalangan awam.
MISTERI JEMAAH TABLIGH
Tiba-tiba saja dunia heboh ketika menyaksikan
di jalan-jalan, di kantor-kantor, tempat perbelanjaan, di pasar-pasar terlihat
laki-laki berjenggot dan memakai gamis, celana di atas mata kaki berjalan dengan
bebasnya, tak terkesan dengan suasana. Adat memakai kopiah bagi laki-laki dan
bercadar bagi wanita mulai hidup di tengah-tengah masyarakat dan terasa tak tabu
lagi. Ada apa gerangan ?
Pemandangan kontras terjadi di sekitar Masjid
Jami’ Kebin Jeruk yang menjadi
pusat kegiatan seluruh Indonesia bagi satu jemaah yang dinamakan oleh kebanyakan
orang jemaah tabligh. Di tengah hingar-bingarnya kota Jakarta dengan kehidupan
malam yang berbau sex dan kriminal, ada kumpulan orang yang terlihat bergamis
sopan, selalu tundukkan pandangan bahkan tak memandang sedikit pun kepada
wanita-wanita yang lalu lalang dengan pakaian seronok.
Pemuda-pemuda yang biasa menghabiskan masanya
dengan hura-hura terlihat begitu antusias dalam mengamalkan agama, orang kaya
dengan mobil mewah terlihat tawadu’ tak menampakkan kekayaannya. Padahal konon menurut mereka terkadang
yang hadir dalam pertemuan mereka di malam jumat ada pejabat Negara, namun tidak
terlihat perbedaan di antara mereka. Masya Allah…!
ASAL USUL NAMA JEMAAH TABLIGH
Nama Jemaah Tabligh sendiri sampai sekarang
tak ada yang tahu dari mana asalnya. Karena orang tak akan temukan plang-plang
nama di depan markaz mereka sebagaimana layaknya organisasi atau kelompok
seperti secretariat AHMADIYYAH, LDII atau memiliki majalah atau bulletin yang
menjadi Icon harakah seperti Hizbuttahrir, atau majalah Khilafah untuk Jemaah
Khilafatul Muslim, majalah salafi untuk kajian salafi (termasuk assunnah,
arrisalah, dsb) tak ada kop surat yang bersimbol “tabligh”, kaos, spanduk,
selebaran, yang mempropagandakan kelompok. Misalnya bentuk partai.
Dan yang lebih menarik mereka tidak menarik
dana dari manapun, tak ada rekening Bank yang mewakili mereka untuk di transfer
sebagai dana perjuangan harokah lain. Kenyataan yang aneh mereka bisa pergi
melalang buana ke seluruh dunia tanpa terkecuali, orang kaya, orang miskin,
pejabat, petani, tukang somay, dll.
Seorang yang awam dari mereka jika ditanya
tentang dari mana ia dapatkan dana? Mereka selalu katakana dari Allah..! Sumber
dana mereka berasal dari kantong-kantong mereka sendiri karena mereka membuat
tertib “berjuang di jalan Allah dengan harta dan diri sendiri.”
Sedangkan nama jemaah dinamakan oleh orang
yang tak simpati kepada gerakan mereka bermacam-macam nama yang diberikan kepada
mereka, ada yang menamakan JT (di Jakarta) tetapi di Palu namanya ‘musafir’. Di India dan Pakistan orang cukup
katakan ‘jemaah’ langsung paham kalau itu mereka. Ada juga
yang katakan jemaah jenggot, jemaah sarung, jemaah kompor, jemaah sendalan,
bahkan yang ekstrem mereka katakan jemaah pengangguran karena selalu berada di
Masjid.
Tetapi orang-orang yang menjadi penanggung
jawab jika ditanya tentang nama jemaah mereka, mereka akan cerita tentang syaikh
besar mereka yakni Syaikh Maulana Muhammad Ilyas Rah.A yang pernah mengatakan
:
“Jika saya disuruh menamakan Jemaah yang saya
buat ini, maka akan saya namakan Jemaah Pergerakan Iman (Harakatul Iman), tetapi
kita tak boleh menambah nama dalam Islam dengan nama.”
Salah seorang ulama mereka Syaikh Maulana
Jamil di dalam ceramahnya mengatakan : “Jangan mengatakan kita orang tabligh
karena perkataan itu memecah belah umat Islam.”
JEMAAH TABLIGH TIDAK MEMILIKI KARTU
KEANGGOTAAN
Jika seseorang diajak oleh mereka untuk keluar
di jalan Allah yang disebut tasykil dalam istilah mereka, maka cukup
mendaftarkan dirinya dengan mencatat nama di tim tasykil yang mereka tunjuk.
Kemudian orang itu akan dimasukkan ke jemaah yang sudah di bentuk sekitar 10
orang atau lebih (jemaah minimal berjumlah 3-4 orang).
Di dalam jemaah ada orang yang sudah lama
aktif dalam tabligh, ada yang baru, ada ustadz, bahkan terkadang Hafidz Al
Quran.
Tidak ada kartu anggota yang diberikan kepada
jemaah, sehingga tidak seperti organisasi yang memiliki kartu
keanggotaan.
Pernah ada seorang yang ikut dengan mereka
namun disebabkan kekecewaan terhadap oknum di dalam tabligh, maka orang itu
katakan : Saya akan keluar dari Jemaah Tabligh. Maka mereka katakan : Bagaimana
anda akan keluar dari Tabligh sedangkan anda tak pernah masuk tabligh, sebab di
Tabligh tak ada keanggotaan.
Mereka beranggapan bahwa Tabligh bukanlah
sebuah Nama Jemaah tetapi Tabligh adalah sebuah kerja yang harus dibuat oleh
seluruh orang Islam tanpa terkecuali. Bahkan diantara mereka berkata : Kami di
Tabligh bukan disuruh masuk tetapi di suruh keluar yakni keluar di jalan
Allah.
AQIDAH JEMAAH TABLIGH
Aqidah Jemaah Tabligh adalah Ahlu Sunnah wal
Jamaah, ini bisa dibuktikan dari ucapan para masyaikh mereka di Pakistan, di
Indonesia bisa langsung ditanyakan kepada Kyai-Kyai yang sudah ambil bagian
dalam kerja Dakwah ini.
Walaupun tidak mempropagandakan Aqidah Ahlu
Sunnah wal Jamaah dengan lafadz, namun bisa dibuktikan sbb:
- Di Pondok Pesantren mereka baik yang di Reiwind Pakistan atau di dalam negeri (Magelan dan Temboro misalnya) dikaji kitab Kutubussittah, artinya bukan seperti orang syiah yang anti Bukhari atau sebagian kelompok lain ‘menuhankan’ Bukhari dan menafikan kitab Hadits yang lain).
- Di dalam kitab yang mereka baca secara Ijtima’I misalnya Fadhilah A’mal mengutip kisah semua sahabat tanpa membedakan.
- Ulama-ulama mereka menulis syarah Kutubussittah seperti Syarah Imam Abu Daud dan Imam Muslim (kitabnya beredar di India). Maulana Zakariya Rah. A menulis syarah Muatho’ yakni kitab Auzajul Masalik.
- Tidak pernah mengatakan Al Quran adalah makhluk seperti kaum Mu’tazilah.
- Tidak ada pengkramatan kubur-kubur seperti Breelwie di India bahkan golongan penyembah kubur membenci mereka (penulis membuktikan sendiri melihat ketidaksukaan Breelwie kepada Jemaah Tabligh). Sementara isu fitnah yang mengatakan orang tabligh tawaf di kubur semuanya tidak betul. Wallahi..!
- Tak ada ajaran mereka tawaf di kubur. Kubur yang mana? Sedangkan di markaz Reiwind tidak ada kuburan satupun di sana. Wallahi!
- Tidak ada amalan dzikir-dzikir khusus atau wasilah terhadapa wali-wali / makhluk untuk sampai kepada Allah. Dapat dibuktikan… datanglah ke markaz mereka tak ada satupun ruangan khusus yang digunakan untuk amalan demikian, dan tak pernah diajarkan mereka bahkan mereka selalu berkata: “Makhluk adalah hijab antara hamba dengan Allah bukan sebagai wasilah”.
Uluhiyyah mereka lurus hanya beribadat kepada
Allah SWT saja bahkan dalam ceramahnya Ulama mereka Syaikh Saad Al Kandahlawi
telah katakan bahwa maksud ruku’ dalam sholat adalah agar kita tak boleh menundukkan kepala kita
kepada selain Allah SWT. Bahkan mereka katakan : Bahwa menundukkan kepala kepada
orang lain adalah hakikat penyembahan.
Di Markaz Reiwind jika kita memberi salam
sambil menunduk maka para ulama di sana akan marah.
Sedangkan Rububiyyah mereka tak bisa diragukan
lagi mereka siap tinggalkan anak isteri karena keyakinan yang kuat bahwa Allah
Ar Raziq (Maha Pemberi Rizqi). Mereka datang ke negeri kafir dengan mengandalkan
kekuatan amal, yakin Allah yang berkuasa sedangkan makhluk tak bisa memberi
manfaat dan mudharat tanpa izin Allah SWT terlihat dari ceramah-ceramah mereka
tentang Qudratullah, Pertolongan Allah kepada para Nabi, shahabat, serta
berbicara tentang ta’rif iman
yang ada dalam Al Quran dan Al Hadits.
Justru orang-orang yang mengkritik aqidah
Jemaah Tabligh ketika mereka diajak / tasykil : Ayo kita keluar di jalan Allah 4
bulan.!! Kebanyakan mereka menjawab. Hah..!! 4 bulan tinggalkan anak isteri, gak
kerja, anak saya makan apa? Ini aqidah rububiyyah apaan???
SEKITAR MARKAZ NIZAMUDDIN
Nizamuddin merupakan Basti atau kampung di
kota New Delhi. Sebagaimana Nabi-Nabi diutus seluruhnya di Ummul
Qurro’ atau ibu kota, begitu
pulalah Jemaah Tabligh membuat kerja dan mengendalikan gerakan diseluruh dunia
dari Ibu Kota Negara India yang mayoritas beragama Hindu.
Bahkan mereka dihadirkan di tengah-tengah
gencarnya kebencian kaum Hindu dan Sikh di India. Tak jarang kekerasan fisik
dilakukan oleh orang Hindu terhadap umat Islam lebih-lebih tatkala perpecahan
India dan Pakistan. Jutaan umat Islam mati dibunuh di India. Tetapi terlihat
banyak pertolongan Allah kepada Jemaah yang mubarok ini.
Mereka tetap eksis, di tengah gejolak negeri
India dan hingar bingar kota New Delhi. Pada saat terjadi peperangan antara
Pakistan dan India, Syaikh M Ilyas Rah A. tetap perintah jemaahnya tetap
hidupkan amalan masjid, tak terkesan dengan peperangan tetapi kesan kepada
amalan agama.
Markaz mereka terdiri dari 5 lantai,
bangunannya tak besar. Di dalam bangunan masjid terlihat garis hijau terang pada
plafon untuk menunjukkan bahwa bangunan asli Nizamuddin di zaman Syaikh Ilyas
sangat kecil, lainnya merupakan perluasan masjid mengingat tak muat lagi
menampung jemaah yang datang dari seluruh dunia.
Karena pelebaran itulah maka makam Syaikh
Ilyas yang berada di belakang masjid akhirnya menempel dengan tembok masjid yang
merupakan pembatas antara kuburan dengan masjid. Jika kita tidak bertanya dimana
makam itu, maka kita tak akan tahu karena makam itu tak dapat dilihat langsung
dari lantai dasar Karena tebalnya dinding pembatas dan tak adanya jendela antara
kubur dengan masjid. Kita baru bisa lihat kalau kita naik ke atas
lantai.
Di depan masjid ada lokasi kuburan orang
tempatan, antara mihrab dengan lokasi kuburan dibatasi oleh jalan setapak
sehingga tanah kuburan dengan masjid tidak bersatu. Karena padatnya kota New
Delhi di depan pintu markaz ada pasar tradisional yang umumnya berdagang adalah
orang India yang belum ambil kerja dakwah, terlihat dari kumis-kumis mereka yang
tebal dan banyak yang cukur jenggot mereka.
Ruang bawah adalah dapur, tempat makan jemaah
tempatan yang berasal dari India dan tempat wudhu dan sebagian tempat sholat
bagi tempatan. Lantai dua merupakan ruang sholat dimana imam sholat berada di
sana. Sholat lima waktu di Imami oleh Maulana Saad Al Kandahlawi, seorang yang
faqih dalam ilmu agama. Lantai dua juga merupakan tempat makan foreign jemaat
yang dari berbagai Negara, di sana mereka makan bersama para masayikh mereka di
antaranya Maulana Zubair, Maulana Mustaqim, Maulana Daud, dan Maulana
Yaqub.
Para tamu dari luar negeri beristirahat di
lantai 3 terkadang jika penuh di lantai yang lebih atas lagi. Lantai 5 digunakan
untuk menjemur pakaian. Tak ada tulisan apapun di dalam masjid kecuali penuntun
arah seperti Istiqbal (tempat menerima tamu). Tulisan Tasykil untuk menunjukkan
tempat mencatat nama ketika hendak keluar di jalan Allah. Tulisan Foreign untuk
menunjukkan tamu, dsb yang semua petunjuk itu sebagai penunjuk arah bagi tamu
yang baru pertama kali datang ke sana.
Tidak ada tulisan seperti yang dituduhkan oleh
para PENDUSTA bahwa di markaz Nizamuddin ada tulisan sandi di pintu mereka
berlambang surat Al Falaq, An Naas dan berbagai angka sandi. Masjid mereka
bersih dari tulisan kaligrafi apapun. Di depan tembok masjid tertulis Banglawali
Masjid yakni nama masjid yang menjadi markaz.
Jika kita bertanya tentang Masjid Nizamuddin
maka orang akan mengantar kita ke masjid Nizamuddin yang merupakan makam
Nuzamuddin Aulia seorang wali tanah Hindustan dimana orang di sekitar sana
memuja-muja kuburan wali-wali dan beribadat kepada mereka. Letak masjid itu
hanya beberapa ratus meter dari Markaz Tabligh yakni Banglawali
Masjid.
Disinilah letak kekeliruan para pengeritik di
mana mereka melihat Nizamuddin Masjid tempat pemujaan kubur. Penulis sendiri
ketika berkunjung ke sana dan di bandara ditawarkan oleh pengemudi Reksa (bajaj)
dengan teriakan Nizamuddin….Nizamuddin…Nizamuddin, maka ketika naik penulis
dibawa ke Masjid Nizamuddin Aulia tempat pemuja kubur. Pakaian mereka dan
jenggot serta atribut sama dengan jemaah tabligh. Sehingga banyak orang
menyangka bahwa jemaah tabligh penyembah kubur, sehingga ucapan ini perlu
TABAYYUN datang ke sana membuktikan langsung. Itulah sebabnya setiap jemaah
diseru untuk pergi ke sana untuk menjawab sendiri tuduhan FITNAH yang
menyebar.
Makanya tak ada jemaah tabligh yang goyang
keyakinannya setelah ke sana walaupun di internet, buku-buku, majalah-majalah,
yang mengkritik mereka habis-habisan tetapi keyakinan para tablighi tak goyah
karena mereka telah melihat langsung KEBOHONGAN para PENDUSTA yang mengkritik
mereka.
MARKAZ REIWIND
Reiwind ada di wilayah Lahore. Dari kota
Lahore dengan bis kita akan sampai dalam waktu setengah jam ke sana. Markaz
mampu menampung 20.000 jemaah setiap hari. Tampak setiap orang di dalamnya sibuk
dengan amal. Tak ada perkara dunia yang dibicarakan.
Musyawarah agama dilakukan tiap hari sekitar 2
jam pada jam 8 atau jam 9 pagi. Sepuluh ribu orang dihantar keluar di jalan
Allah setiap harinya baik dalam maupun ke luar negeri. Dalam pada itu juga
10.000 orang setiap hari masuk selesai bergerak keluar di jalan Allah. Suasana
seperti shahabat Nabi dalam mempersiapkan Jihad akan tampak di sana.
Setiap subuh Masyaikh mereka yakni Syaikh
Abdul Wahhab memberi ceramah pentingnya Usaha Atas Agama. Jam 10 diberikan bayan
Nasihat bagi yang mau keluar di jalan Allah yang dinamakan Bayan Hidayah. Ada
sepuluh halaqoh di dalam markaz setiap hari dan program markaz baru berakhir
setelah jam 12 malam di musim panas dengan pembacaan kitab
Hayatusshahabah.
Ada 6 amalan ijtimaiyyat dalam markaz, yakni
:
- Musyawarah Harian
- Bayan Hidayah
- Taklim Ba’da Dzuhur
- Bayan Ba’da Ashar
- Kargozary (laporan perjalanan) selama keluar di jalan Allah
- Taklim Akhir
Para ulama di sana menekankan selalu hadir
dalam majlis ijtimaiyyat amal, bahkan Syaikh Ihsan dalam ceramahnya selalu
mengatakan : “Siapa yang tidak hadir dalam 6 amalan ijtimaiyyat markaz maka
sebenarnya pada hakekatnya tak pernah datang ke Reiwind.
Jika memperhatikan markaz mereka di Reiwind
kita akan tercengang dibuatnya, bagaimana tidak? Para tamu yang berjumlah lebih
dari sepuluh ribu orang setiap hari dijamu makan gratis dengan lauk pauk daging
setiap hari 3 kali ditambah minum susu / cae (teh susu) atau yogurt setiap pagi
dan sore. Belum lagi listrik mereka begitu banyak penggunaannya, untuk air
mandi, cuci, dan minum. Air kran di sana terasa hangat di musim dingin dan
terasa dingin di musim panas.
Ahli dunia akan berfikir bagaimana cara
manajemennya? Padahal Reiwind bukanlah pabrik yang punya produksi yang bisa
dijual untuk membiayai operasional. Di sana hanya kita temui orang yang sibuk
fikirkan agama, suara dakwah antar mereka terdengar seperti lebah, orang bicara
kebesaran Allah, saling senyum, salam, dan ikrom terlihat di sana.
Mungkin tak ada satu Negara yang sanggup buat
seperti mereka dalam melayani tamu.
MARKAZ KEBON JERUK INDONESIA
Di Jalan Hayam Wuruk 83 di kelilingi oleh
kesibukan kantor, toko, bahkan ada yang buka 24 jam. Maka di Masjid Kebon Jeruk
hidup amalan masjid 24 jam. Kalau kita datang jam berapa saja maka istiqbal siap
layani kita.
Masjid ini merupakan masjid tua yang dibangun
oleh seorang Muslim Cina yang makamnya berada di samping kiri masjid jika kita
masuk dari pintu belakang dan sebelah kanan masjid jika masuk dari pintu
depan.
Makam ini tadinya ada di luar masjid tetapi
karena kebutuhan jemaah yang sudah tidak ketampung lagi maka dilebarkan ke
belakang. Sekarang makam itu dibatasi dinding antara masjid jadi seolah berada
di luar masjid. Jika orang baru datang ke sana maka tak akan tahu kalau itu
adalah makam.
Tak ada orang yang khusus ke sana untuk
menziarahi makam itu, bahkan dilarang, karena makam dan masjid merupakan cagar
budaya yang jadi asset pemerintah ibu kota. Bahkan banyak orang tabligh yang
berasal dari daerah tak tahu kalau itu kuburan.
MALAM MARKAZ JEMAAH TABLIGH
Umumnya mereka berkumpul seminggu sekali dalam
Ijtimaiyyat (Di Pakistan dikenali dengan istilah Shabi Jumat). Seluruh markaz
dunia dan Negara mengadakan pertemuan di malam jumat sedangkan markaz daerah
seperti Sukabumi di malam minggu, Bogor di malam minggu, tangerang di malam
sabtu, dsb.
Di markaz Indonesia Masjid Kebon Jeruk setiap
malam jumat hadir sekitar 5000 orang. Mereka ada yang berpakaian tentara,
polisi, pegawai kantor, umumnya bergamis dan berwarna putih. Tidak ada komando
khusus untuk berpakaian tetapi umumnya mereka menggunakan model jubah atau gamis
Pakistan.
Di luar negeri sendiri malam markaz sama di
malam jumat. Bahkan di markaz Sri Petaling yang megah sering disholati oleh
sultan Malaysia.
Di Karachi hadir dalam malam markaz sekitar
23.000 orang. Di Peshawar sampai 2 kali malam markaz, yakni Sabtu dan Jumat
karena membludaknya orang yang hadir padahal betapa besarnya markaz di sana. Di
Faisalabad sampai dirikan markaz baru karena tak muat lagi tampung
jemaah.
Bayangkan kekuatan amal ijtimaiyyat yang
mereka buat setiap malam jumat bersambungan antar Negara dalam satu amal yang
sama, apakah hal ini tak menarik pertolongan Allah SWT ? Bukankah Tangan Allah
bersama Al Jamaah. Jemaah adalah kumpulan orang beriman yang satu fikir, satu
hati, dan satu kerja.
TANTANGAN JEMAAH TABLIGH
Menurut ulama mereka, yakni Syaikh Yusuf Al
Kandahlawi bahwa tantangan kerja Tabligh bukanlah para peminum khamar atau ahli
maksiat tetapi tantangannya adalah orang dakwah juga tetapi hanya menyeru orang
kepada ibadat saja.
Ngajak orang hanya sholat, dzikir, dsb. Tetapi
tidak menyuruh orang untuk berdakwah kembali. Dia sholat dan ajak orang lain
untuk sholat juga.
KRITERIA PARA PENENTANG JEMAAH
TABLIGH
Tak semua penentang jemaah tabligh adalah
penentang hakiki, tetapi kebanyakan mereka setelah begitu keras menentang jemaah
yang datang ke tempat mereka lama kelamaan hati mereka menjadi lembut setelah
melihat akhlak jemaah. Bahkan tak jarang mereka akhirnya bergabung dengan para
tablighi buat kerja keluar di jalan Allah untuk sebarkan agama.
Adapun umumnya kriteria para penentang jemaah
tabligh sbb :
1. Orang Yang Cinta Kepada Agama
Yakni para ustadz dan orang yang memiliki ilmu
agama, dimana dia dipercaya di suatu kampong sebagai penghulu kampong atau ulama
di tempat tersebut. Mereka menghalangi jemaah karena khawatir tersebarnya ajaran
sesat di tempat mereka. Karena ketidaktahuan mereka terhadap jemaah tabligh dan
kehati-hatian di dalam mengemban amanat agama agar umat tidak
tersesat.
Biasanya type seperti ini karena keikhlasan
mereka dan mereka tabayyun dengan jemaah akhirnya Allah lembutkan hati mereka,
dan membiarkan jemaah membuat program di tempat mereka sambil diawasi. Ketika
tidak terlihat perbedaan dalam ajaran barulah mereka terima jemaah. Hal ini
banyak terjadi di daerah Jawa Timur dan Madura.
2. Orang Yang Cinta Kepada
Bangsanya
Umumnya mereka para perangkat RT sampai
kecamatan, dimana mereka khawatir aliran sesat masuk ke tempat mereka. Sehingga
terkadang mereka wajibkan surat jalan, KTP, dsb. Setelah surat terpenuhi baru
mereka menerima, tak jarang ketika melihat perubahan yang terjadi di tempat
mereka barulah mereka simpati kepada jemaah bahkan sebagian mereka ada yang ikut
ambil bagian dalam jemaah. Hal ini banyak terjadi di daerah Sulawesi Selatan,
Sumatera Barat, dll.
3. Harokah Islam Yang Mempunyai Gerakan
Politik
Dikarenakan jemaah tabligh tidak berpolitik
dan bergerak terus menyebarkan ajarannya kepada umat Islam secara terbuka, maka
hal ini potensi mengurangi suara mereka dalam PEMILU. Jemaah Tabligh tak bisa
diperlakukan seperti oraganisasi lainnya dimana bisa dijadikan kantong suara
dengan cara Bargaining Politik akan memberikan jabatan kepada Pemimpin
Organisasinya. Sehingga Sang Pemimpin akan anjurkan anggotanya memilih salah
satu Partai Politik dalam PEMILU. Tak ada satu ucapan yang mengomentari tentang
PEMILU / Politik di antara mereka, tak ada anjuran untuk pilih partai
tertentu.
Bahkan di saat PEMILU pun mereka tetap sibuk
hantar jemaah tak terkesan dengan suasana PEMILU, karena menurut mereka pemimpin
yang adil, jujur, amanat, saying rakyat akan Allah hadirkan mengikut amalan
orang-orang Islam. Jika umat Islam mentaati Allah SWT, tidak maksiat maka
sebagai rahmat yang turun balasannya adalah diberikan pemimpin yang saying
kepada mereka. Jika orang Islam maksiat, tak mentaati perintah Allah SWT, maka
biarpun pemimpin yang diangkatnya adil, jujur, sholeh, maka lambat laun pemimpin
itu akan rusak juga. Mereka meyakini ketaatan datang bukan dengan bensa dan
kekuasaan tetapi datang dengan USAHA DAKWAH.
4. Harokah Kajian Yang Mengatasnamakan Al
Quran dan Al Hadits
Mereka mengatakan bahwa Jemaah Tabligh ahli
BIDAH tidak betul dalam Uluhiyyah dan tanpa ILMU dalam ibadat.
Hal ini wajar jika dilihat dari ta’rif Ilmu seperti mereka. Ibarat orang
sekolah maka dinamakan PELAJAR adalah orang yang sekolah saja, sedangkan orang
yang tak sekolah walaupun bisa baca tulis, bisa servis mobil, elektronik, dsb,
tetaplah dinamakan BUKAN PELAJAR.
Orang-orang yang terlibat dalam satu kajian
menganggap orang berILMU adalah orang-orang yang IKUT dalam kajian mereka saja,
sedangkan orang yang tidak ikut kajian mereka biarpun mengerti fiqh, qiroaat,
hafidz, muhaddits, dst, TETAP bukanlah orang BERILMU di mata mereka. INTInya
harus NGAJI sama mereka.
Kekerdilan dalam berfikir terlihat di antara
para pengkritik dan seolah ingin matikan SUNNAH yang diamalkan oleh jemaah
tabligh seolah tidak SAH karena tidak belajar dari mereka. Bahkan ada golongan
yang berani berfatwa bahwa Jamaah Tabligh bukanlah Ahli Sunnah Wal
Jamaah.
Memang jemaah tabligh tak pernah mengekspose
kata Ahli Sunnah wal Jamaah tetapi dari mata kita dapat melihat bahwa mereka
amalkan SUNNAH Nabi dengan istiqomah dan mereka hidup di dalam Jemaah
orang-orang Islam tanpa dibatasi territorial apapun.
Mereka tidak menyadari bahwa air yang mereka
minum berbeda. Mereka minum dari sumber ulama, syaikh-syaikh yang ingin
memerangi BIDAH dalam arti MADZHAB YANG EMPAT, hanya mau kembali kepada AL Quran
dan As Sunnah.
Sedangkan orang tabligh di Khurasan (India,
Pakistan, Banglades, Iran, Afghanistan) adalah orang yang minum dari sumber
Hanafi. Mereka tak pernah tinggalkan Madzhab bukan karena tidak pakai Al Quran
dan Al Hadits.
Jujur saja jika orang Islam dalam memahami Al
Quran dan Al Hadits tanpa melihat Ulama maka itu adalah hasil pemahaman
sendiri.
Di antara ulama Khurasan memberi tamsil : Jika
orang ingin mencari BAKUL yang terbuat dari BAMBU apakah bisa dia dapatkan di
kebun bambu? Walaupun BAKUL dari bambu tetapi untuk mencarinya bukan di kebun
bambu melainkan di PENGRAJIN BAKUL.
Begitu pula amalan agama walaupun dari Al
Quran dan Al Hadits tetapi tidak bisa kita beribadah dengan langsung menggunakan
Al Quran dan Al Hadits tetapi harus melihat Ulama beramal karena mereka adalah
Warotsatul Ambiyaa’.
Para ahli anti BIDAH sering mengatas namakan
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan Ibnu Qoyyim, padahal orang tabligh pun
memakainya dalam kitab Fadhilah A’maal, lihatlah dalam Fadhilah Dzikir dengan seksama.
5. Orang Ahli Fitnah Dengan Prinsip Yang
Penting Bukan JT
Yakni orang yang tak tabayyun terlebih dahulu,
hanya membaca dari selebaran, atau ikut-ikutan orang lain. Karena kebanyakan
kecaman terhadapa Jemaah Tabligh dibuat secara terbuka di Koran, majalah Islam,
atau internet. Orang yang berhati kotor, ada kebencian, hasad, maka langsung
menelannya dan sebarkan fitnah. Seperti beberapa khotib menyuarakannya dalam
mimbar-mimbar jumat.
Umumnya kecaman dengan gaya yang sama, dan itu
itu saja yang dibicarakan, seperti : Orang tabligh menyembah kubur, meninggalkan
anak isteri Dzolim, mengotori masjid, dunianya / perdagangannya bangkrut
gara-gara keluar, hajinya ke Pakistan bukan ke Makkah, dll.
Dan semua ini kalau diusut berasal dari satu
kitab yang ditulis oleh orang yang tak dikenal keilmuannya yakni TUWARIJI yang
beredar di seluruh dunia, yakni kitab HUJJATUL BALIGHOH. Yang sangat
mengherankan terkadang orang yang memfitnah berani mengakui pernah ikut dalam
Jamaah Tabligh, tetapi umumnya setelah ditanya tentang istilah-istilah yang
merupakan bahasa hari-hari jamaah mereka tak mengetahuinya, misalnya ditanya :
halaqohnya dimana? Istilah Tasykil, Tafaqud, Targhib, Zihn, Zumidar,
dll.
Mereka seperti anak kecil yang punya mainan
yang tak boleh dipinjam oleh siapapun, sehingga mereka hanya ingin agama jaya
lewat tangan mereka, yang lain gak boleh.
Terkadang cacian kepada Jemaah Tabligh tidak
menguntungkan mereka sedikitpun bahkan merugikan mereka secara waktu, harta
dengan selebaran, dsb. Dan terkadang mereka paham dari orang tabligh yang baca
hasutan mereka hanya sedikit saja yang terpengaruh, gak banyak. Itu pun hanya
orang yang tak ikut tertib tabligh dengan betul, dan orang yang cari keuntungan
dunia atau salah niat dalam tabligh.
Namun mereka sudah disemangati oleh prinsip :
“YANG PENTING BUKAN TABLIGH”. Mereka kompak untuk akhirnya dalam kekecewaan
dunia dan akhirat.
Syaikh Saad Al Kandahlawi dalam ceramahnya
katakana :
“Orang yang menentang kerja dakwah seperti
membenturkan kepala ke karang yang besar, pasti akan hancur.”
Tertib di dalam Al Quran : Jika Dakwah datang
maka orang yang menerimanay akan dimuliakan, sedangkan orang yang menolaknya
bahkan menghinanya akan dihancurkan ALLAH SWT.
PERBEDAAN DAKWAH JEMAAH TABLIGH DENGAN HAROKAH
LAINNYA
- Dakwah Mereka Mendatangi Manusia Dengan Berjalan Kaki
- Modal Dakwah Mereka Adalah Harta dan Diri
- Dakwah Mereka Kepada Akar Bukan Ranting Yakni Kepada Iman Bukan Fiqh
- Dakwah Jemaah Tabligh Tak Ikut Suasana dan Keadaan
- Dakwah Jemaah Tabligh Dimulai Dari Keutamaan Amal
- Sasaran Dakwah Mereka Adalah Orang Bodoh, Orang Miskin, Orang Pendosa (Preman, Koruptor, dsb)
- Dakwah Jemaah Tabligh Tak Terkesan Dengan Kekuasaan
- Dakwah Jemaah Tabligh Tak Terkesan Dengan Harta
- Dakwah Mereka Tak Berpolitik
- Dakwah Mereka Tidak Minta Upah
1. Dakwah Mereka Mendatangi Manusia Dengan
Berjalan Kaki
Jemaah Tabligh mempunyai cara dakwah yang
konvensional yakni Dakwah Bil Aqdam dengan berjalan kaki jumpa manusia,
sedangkan kebanyakan harokah lain berdakwah didatangi manusia seperti
kajian-kajian mereka yang datang adalah orang yang akan dengar dakwah mereka.
Bahkan di saat harokah lain telah memakai sarana Radio, TV, dan majalah untuk
dakwah, di markaz dakwah mereka komputer saja tidak ada.
Juga banyak yang gunakan media massa Televisi,
Koran, majalah, dan bulletin. Bahkan mereka dengan gunakan propaganda
besar-besar pasang iklan untuk kumpulkan massa dalam kongres mereka. Sedangkan
jemaah tabligh dakwah dengan senyap-senyap namun dalam ijtima’ mereka di 5 wilayah Indonesia dihadiri
ratusan ribu orang padahal tak ada satu iklanpun tertempel di jalan bahkan di
markaz mereka sekalipun.
Ketika ada orang yang kritik mereka :
Bagaimana mungkin dakwah masih cara begitu datang ke rumah tidak efisien,
bukankah sekarang ada TV, Radio, cukup kita ngomong di studio dan didengar oleh
banyak orang di rumah-rumah. Mereka katakana : Dahulu shahabat Nabi dakwah
dengan cara datangi manusia maka satu negeri masuk Islam, satu kota masuk Islam,
satu kampung masuk Islam. Kini orang dakwah lewat majalah, TV, Radio adakah satu
keluarga saja masuk Islam?
Tetapi saksikanlah satu jamaah dihantar ke
pegunungan Tengger dengan berjalan kaki maka 124 Keluarga beragama Hindu telah
masuk Islam.
Ulama mereka katakan : Dakwah yang tidak ikut
cara Nabi dengan inovasi atau imitasi tak akan datangkan ketakwaan. Tetapi kita
dakwah harus duplikasi sehingga menjadi asbab hidayah.
2. Modal Dakwah Mereka Adalah Harta dan
Diri
Berbada dengan harokah lain jika ingin ada
kegiatan apapun apalagi yang bersifat pengiriman tenaga dainya pasti mencari
dana dari luar, di masjid-masjid selalu diumumkan soal dana.
Jemaah Tabligh beda, mereka tak bicara duit.
Setiap orang yang ingin keluar di jalan Allah maka membawa uangnya sendiri untuk
membiayai kebutuhannya sendiri.
Tak ada diumumkan jemaah tabligh butuh dana
untuk kirim jemaah ke Irian Jaya dsb, bahkan kotak infaq saja tak ada dimarkaz
mereka yang berjalan-jalan seperti di masjid lain.
3. Dakwah Mereka Kepada Akar Bukan Ranting
Yakni Kepada Iman Bukan Fiqh
Banyak harokah yang tak sabar jika lihat cara
kerja jemaah tabligh yang hanya bicara tentang Iman dan Amal Sholeh melulu.
Sementara mereka inginkan bukan hanya amar ma’ruf tetapi nahi mungkar, hancurkan
kemaksiatan, dll.
Orang tua di jemaah mereka katakan Rasulullah
tak pernah hancurkan berhala dengan tangannya agar sahabat tak sembah berhala,
tetapi Rasulullah hancurkan berhala yang ada di hati para sahabat, sehingga
ketika hati mereka sudah penuh dengan kebesaran Allah dan berhala talah
dinafikan maka dihancurkan sendiri dengan tangan mereka.
Mereka katakan : Dakwah Nabi kepada Iman
dahulu, betulkan yakin maka ketika yakin betul maka akan betulkan amal
manusia.
Syaikh Yusuf Rah A sebagai Amir Jemaah Tabligh
yang kedua ditanya orang : Kenapa orang tabligh tak nahi mungkar hanya amar
makruf saja. Maka Syaikh Yusuf Rah A katakan : Hadits tentang hal ini bunyinya
Jika kamu melihat kemungkaran maka rubahlah dengan tangan, bukan hancurkanlah
tetapi rubahlah!! Lihatlah oleh kamu orang-orang yang telah keluar di jalan
Allah telah merubah kehidupannya dalam ketaatan.
Menurut mereka difinisi berkembangnya agama
ditamsilkan sebagai berikut : Seperti BAYI dan MAYAT keduanya sama-sama dapat
berkembang. Bayi yang dirawat dengan baik, sabar, maka walaupun lambat bayi ini
akan berkembang, dan akan disayang oleh orang banyak. Setelah dewasa aka nada
manfaat. Tetapi mayat yang jatuh di kali juga berkembang menjadi besar dalam
hitungan jam, cepat. Tetapi baunya busuk dan tak disukai orang menjadi sumber
yang mengganggu. Begitulah agama yang berkembang dengan ushul yang benar
walaupun lambat akan menjadi manfaat bagi umat, tetapi yang tak ikut ushul cepat
maju tetapi mudhorot buat umat.
4. Dakwah Jemaah Tabligh Tak Ikut Suasana Dan
Keadaan
Dakwah yang dibuat Jemaah Tabligh tak terkesan
dengan keadaan baik dalam masa aman, maupun rawan. Panas dingin, senang susah,
mereka tetap keluar di jalan Allah ikut nishob yang mereka tentukan sendiri. Tak
seperti harokah lain baru kirim jemaah kalau ada kejadian tertentu. Misalnya ada
pemurtadan, ada gempa bumi, tsunami, orang Islam di perangi, barulah mereka buat
kerja galang dana, ajak jemaah mereka ke sana. Kalau jemaah tabligh mulai
program maka akan dibuatnya sampai mati.
Sampai-sampai ulama mereka Syaikh Ilyas Rah A
beri nasehat : Hendaklah kalian buat jaulah tak boleh berhenti walaupun waktunya
bertepatan dengan hari kematian ayah kamu, istri kamu, anak kamu. Karena jika
kalian tetap jaulah maka Allah akan ampuni dosa keluarga kalian.
5. Dakwah Jemaah Tabligh Dimulai Dari
Keutamaan Amal
Menurut mereka ILMU FADHOIL adalah TUJUAN
sedangkan ILMU MASAIL adalah KEPERLUAN untuk mewujudkannya. Sedangkan harokah
lain mereka mulai dari masail yakni ilmu cara beramal yang betul. Seperti
seorang anak diberitahu Fadhilah seorang dokter bahwa dokter itu akan dapat uang
banyak, dapat kemuliaan di masyarakat. Maka anak itu akan semangat belajar
sungguh-sungguh dan dalam masa belajar itulah ia belajar cari jadi dokter yang
baik (masail).
BUKU FADHILAH AMAL
Kebanyakan orang mengkritik buku tersebut
karena isinya berisi hadits dhoif. Terjadi sedikit kejanggalan bagi para
pengkritik dimana pengeritik sendiri mempunyai kaidah bahwa hadits dhoif boleh
dijadikan hujjah untuk fadhilah atau untuk memberi semangat muslimin mengamalkan
agama. Sementara ketika jemaah tabligh pakai hadits dhoif, banyak orang yang
dahulu memakai kaidah itu justru menyalahkan seolah terjadi sentiment kepada
mereka.
Menurut sebagian mereka : di dalam buku
fadhilah amal berisi Al Quran dan Hadits dan disebutkan derajat sanad haditsnya.
Sedangkan kisah dan tamsil serta hadits yang lain adalah untuk menjelaskan
hadits yang ada. Lihatlah hadits utama yang menjadi pokok bahasan diberi nomer
di setiap hadits sedangkan FAEDAH atau PENJELASAN sama dengan kitab-kitab hadits
atau tafsir yang dibuat oleh ulama salaf seperti IBNU KATSIR atau syarah
Riyadhus Shalihin dalam menjelaskan ayat terkadang menggunakan kisah ISRAILIYAT
dan HADITS DHOIF.
Tetapi orang tidak menjadikan kitab Ibnu
Katsir dhoif semua, dan tetap dijadikan acuan dalam ilmu tafsir.
Penulis Fadhilah Amal yang disebut oleh para
kritikus sebagai Tablighi Nisob (istilah ini justru tak terkenal di India dan
Pakistan, mereka menyebutnya Kitab Fazail) adalah ULAMA bESAR yang HAFIDZ dalam
HADITS yaikni RAISUL MUHADDITSUN MAULANA MUHAMMAD ZAKARIYA AL
KANDAHLAWI.
Dalam sejarah hidup beliau tertulis saat lepas
dari sapihan ibunya ia telah menghafal 5 ruku’ Al Quran dan beliau HAFIDZ Al QURAN dalam
usia 7 tahun. Amalan paman beliau, ayah, bibi, maupun saudaranya adalah para
HAFIDZ AL QURAN dan HADITS. Beliau menulis Kitab Fadhilah Amal sambil keluar di
jalan Allah dan setiap kali beliau hendak menuliskan hadits dalam kitabnya
beliau selalu sholat 2 rakaat terlebih dahulu, selain itu beliau adalah pewaris
dari thoreqat Chistiyyah yang disandarkan kepada Ali Bin Abi Tholib berasal dari
gurunya.
Jadi baik ilmu maupun amal ruhani tak
diragukan lagi. Tak mungkin beliau tak mengerti hadits dhoif dan shahih serta
maudhu’ atau palsu, sedangkan
seliau ada menulis satu kitab syarah bagi kitab sunan Abu Dawud dan Al
Muwatho’. Lihatlah keluasan
ilmu beliau yang telah mencantumkan 84 kitab yang menjadi acuan bagi buku
Fadhilah Amal, maka seharusnya para pengeritik langsung mengecek kepada
Maroji’.
Ilmu tentangMustholah hadits memiliki kaedah
yang berbeda tiap ulama dalam menentukan shahih dan dhoif. Sehingga kisah yang
masyhur hadits-hadits yang dhoif menurut syarat Bukhari dan beliau ragu
memuatnya dalam kitab beliau diambil oleh Imam Hakim dan disusun menjadi kitab
yang baru yang dinamakan Al Mustadrak.
Menurut mereka perdebatan tentang shahih dan
dhoif dalam ilmu hadits sebenarnya telah ditutup pintunya karena terbukti
ulama-ulama masih meletakkan hadits yang dhoif dalam kitab mereka seperti :
Sunan Abu Dawud dan beberapa kitab kutubussitah. Sebab kalau itu berbahaya bagi
agama tentu sudah dihapuskan dari kitab mereka karena mereka tak mau beresiko di
Yaumul Hisab.
Imam Nawawi Rah A dalam Al Adzkar telah memuat
hadits dhoif sebagai fadhilah. Begitu juga Imam Ibnu Taimiyyah dan Ibnul Qoyyim
Rah A huma.
Catatan : Kebanyakan kritik yang beredar baik
buku maupun internet terlihat asal saja dan hanya semata karena hasad belaka.
Terbukti ketika mereka menulis halaman yang dikritik seperti dalam Fadhail Dzikr
terbitan Kutub Khonat Faidzi dikatakan halaman tertulis masalah WIHDATUL WUJUD,
ternyata tak betul karena di halaman tersebut bukan bercerita hal itu melainkan
tentang daftar isi…. Capek deh !!
PEMBAGIAN ILMU MASAIL DAN FADHAIL
Di dalam kaedah jemaah tabligh menyebutkan
bahwa syarat amal diterima adalah tahu fadhilahnya janji Allah dalam Amal
tersebut. Sebagaimana Hadits : Barang siapa yang berpuasa karena Iman dan
Ihtisab (berharap pahala) Al Hadits. Maka Nabi pun menganjurkan beramal harus
mengharap pahala.
Seorang ustadz mereka di Masjid
Jami’ Kebon Jeruk dalam
ceramahnya mengatakan : Beramal karena mengharapkan janji-janji Allah adalah
suatu bentuk KEIKHLASHAN.
Ulama mereka katakan : Sebagaimana orang yang
hendak menikah dengan seorang gadis. Ketika selesai menikah sang gadis bertanya
untuk dapatkan apa kamu menikah ?, maka orang itu menjawab : untuk dapatkan
hadiah perkawinan. Maka pasti sang gadis akan marah! Karena seharusnya dia kawin
karena ingin dapatkan gadis itu sedangkan hadiah hanyalah efek dari
perkawinan.
Begitu pula dalam beramal tetaplah ikhlash
semata karena Allah SWT sedangkan janji-janji Allah pasti akan didapatkan. Orang
yang beramal tanpa yakin janji Allah maka seperti pesawat terbang tanpa
mesin.
Itulah sebabnya jemaah tabligh setiap hari
ta’lim ilmu fadhail 2 kali di
masjid bersama jemaah masjid dan di rumah bersama ahli keluarga
mereka.
Maulana Ilyas Rah A katakan : Ilmu Fadhail
memiliki derajat satu tingkat di atas Masail karena dengan fadhail orang
tergerak ingin beramal dan pada saat yang sama mereka akan belajar masail
tentang amalan tersebut.
Ilmu Masail ibarat ban depan mengemudikan arah
yang benar, sedangkan ilmu fadhail adalah ban belakang.
Mereka juaga mengatakan : Lihatlah karena
orang tabligh belajar Fadhail maka hasrat untuk amal ditujukan untuk dirinya
bukan untuk menilai amalan orang, sehingga ketika belajar masail tak akan
salahkan orang lain karena agama adalah untuk diri sendiri demi mencapai Ridho
Allah.
Sedangkan orang yang tak taklim Fadhail tetapi
langsung Masail maka langsung melihat kesalahan orang lain karena agama bukan
ditujukan untuk dirinya tetapi untuk orang lain, mulailah mereka menjadi Ahli
Fatwa, Membid’ahkan bahkan
meremehkan Madzhab yang di ijma’ oleh para ulama.
Mayaikh mereka katakan : Penolakan terhadap
madzhab dengan mentah-mentah akan lebih banyak membawa orang kepada
kesesatan.
Jemaah tabligh tidak ada taklim masail khusus
tabligh, tetapi mereka mengarahkan kepada ustadz-ustadz masing-masing walaupun
belum ikut dalam khuruj. Sehingga kalau kita saksikan di markaz-markaz mereka
tak ada penyeragaman dalam shalat seperti di harokah. Justru dalam perbedaan
mereka harmonis, tak ada yang salahkan satu sama lain. Prinsip dari jemaah
tabligh adalah menghargai persamaan bukan menghargai perbedaan sehingga
kebanyakan harokah lain berpecah dengan muslimin lainnya.
6. Sasaran Dakwah Mereka Adalah Orang Bodoh,
Orang Miskin, Orang Pendosa
Pernah seorang yang dituakan di antara mereka
ditanya kenapa Jemaah Tabligh tak ada SEMPALANNYA, di seluruh dunia tak ada
TABLIGH TANDINGAN, tidak pernah terjadi keributan dalam kepemimpinan, program,
dll.
Maka mereka katakan : Perbedaan antara jemaah
mereka dengan jemaah lain adalah komponen pendukungnya. Jemaah mereka dibangun
oleh orang bodoh yang hanya ikut saja tak ada inovasi, mereka taat kepada aturan
jemaah, jemaah mereka orang miskin yang tidak punya uang untuk bikin tandingan
karena biasanya orang kaya atau orang pandai jika usulan dalam jemaah ditolak
mereka akan bikin tandingan karena punya uang untuk kumpulkan massa
tandingan.
Jemaah mereka dibangun oleh orang-orang
berdosa sehingga mereka hanya ingin tobat agar dosanya diampuni sehingga dengan
cara apapun yang penting tobatnya diterima. Orang miskin tak punya cita-cita
yang muluk-muluk hidupnya hanya untuk hari ini saja sehingga siap korban kapan
saja.
Sedangkan harokah / organisasi lain senang
jika orang pandai, orang kaya, para pejabat, orang sholeh / ulama ikut dalam
jemaah mereka.
7. Dakwah Jemaah Tabligh Tak Terkesan Dengan
Kekuasaan
Masyaikh mereka di Pakistan yakni Syaikh Abdul
Wahhab ketika melihat pejabat-pejabat datang ke markaz mereka dengan formil dan
pengawalan maka langsung beliau memerintahkan pejabat itu balik, karena beliau
khawatir jamaah di markaz Raiwind yang hari-hari berjulah lebih dari 20.000
kehilangan tawajjuh kepada Allah dan hatinya bergeser kepada kekuasaan seolah
agama dibangun dengan kekuasaan, mereka meyakini agama akan wujud dengan
pengorbanan.
8. Dakwah Jemaah Tabligh Tak Terksan Dengan
Harta
Di Pakistan yang menjadi markaz terbesar di
seluruh dunia pernah di datangi oleh Perdana Menteri Pakistan Nawaz Syarif
membawa satu koper uang untuk operasional markaz. Syaikh Abdul Wahhab telah
TOLAK itu semua sehingga Nawaz Syarif katakan : Ya Syaikh, Anda tak akan temui
lagi orang yang bawa uang sebanyak ini untuk markaz selain saya. Maka Syaikh
Abdul Wahhab katakan : Dan anda tak akan temui orang yang tolak uang sebanyak
ini selain saya.
Seorang dokter yang ikut jemaah mereka telah
bercerita selama dia datang di markaz mereka tidak ada ratupun orang yang
menyodorkan proposal. List sumbangan, bahkan kotak amal yang berjalan pun tak
ada, tak ada pembicaraan tentang uang sumbangan. Tidak seperti di jemaah atau
pengajian lain yang isinya cerita dana melulu, proposal, infaq, dll intinya
ingin tarik uang umat untuk membiayai PERJUANGAN katanya.
9. Dakwah Mereka Tak Berpolitik
Seorang di antara jemaah senior mereka ditanya
: Kenapa kalian tak berpolitik bukankah Rasulullah berpolitik juga?? Orang itu
menjawab : Kalau kalian jeli mengamati pilihan untuk tidak berpolitik adalah
sebuah politik juga yakni POLITIK untuk tidak BERPOLITIK. Mereka katakan : Kalau
Rasulullah dahulu politiknya adalah merendahkan diri sendiri dan meninggikan
muslimin lain, tetapi kalian sekarang berpolitik merendahkan muslimin saling
caci, saling kritik, dan meninggikan diri sendiri seolah kalian yang
terbaik.
Dalam politik Islam yang ada sekarang umumnya
ingin turunkan orang lain dan menikkan diri sendiri berbeda dengan politik Nabi,
Nabi datang kepada raja-raja untuk tawarkan Iman kalau mereka mau tak perlu
diturunkan seperti Najasy. Kalau mereka menolak maka wajib bagi mereka bayar
jizyah, kalau tidak mau juga baru diperangi. Adakah hari ini politik seperti
politik Rasulullah ???
Mereka bukan tak berpolitik justru terlihat
mereka sedang membuka jalan agar wujud politik Rasulullah yang sebenarnya di
mana dimulai dari DAKWAH.
Mereka datang kepada pejabat-pejabat bahkan
raja-raja agar mau ambil kerja Dakwah sebagai maksud hidup. Mereka sedang ambil
aset Amerika secara perlahan-lahan. Mereka hantar jemaah-jemaah Dakwah ke
Amerika dan mereka buat usaha sehingga turun hidayah di Amerika. Jika Amerika
telah masuk Islam bukankah aset mereka menjadi aset Islam.
Syaikh Abdul Wahhab -Amir Dakwah Pakistan-
katakan : Dahulu kami sebelum buat kerja dakwah, bangsa kami datang ke Amerika
cari duit untuk bangun Pakistan. Tetapi setelah dakwah, kami cari uang di negeri
sendiri setelah dapat kami belanjakan pergi ke Amerika supaya orang Amerika
dapat hidayah.
Ketika utusan Usamah bin Laden datang ke
Reiwind maka syaikh Abdul Wahhab kasih nasehat : kenapa kalian ajak orang Islam
seluruh dunia perangi Amerika. Kita dakwahkan mereka dahulu dan doakan agar
mereka dapat hidayah. Bahkan menurut pengakuan mereka beberapa pemimpin dunia
telah keluar di jalan Allah bersama mereka seperti Putera Mahkota Kerajaan
Qatar.
Mereka datang ke orang pemerintahan bukan
ambil kekuasaan mereka tetapi agar para pemerintah mengamalkan agama di dalam
pemerintahannya, begitu juga orang kaya bukan untuk ambil hartanya tetapi agar
orang kaya dapat mentaati Allah SWT dengan hartanya.
Sehingga tak mengherankan jika para pejabat,
orang kaya, dan alim ulama memiliki ketaatan yang tinggi kepada para ulama
mereka di India dan Pakistan sehingga mereka mudah diarahkan.
10. Dakwah Mereka Tidak Minta Upah
Mereka hanya minta bayaran dari Allah saja,
tak ada maksud untuk ambil uang dari mad’u (orang yang di dakwah). Ini lah yang menyebabkan mereka banyak
ditentang oleh orang yang menjadikan dakwah sebagai mata pencaharian, mereka
terusik dengan kehadiran jemaah sehingga mereka halangi jemaah dalam kampungnya,
mereka katakan : Ini garapan saya, jangan dakwah di sini!!
Tetapi kebanyakan ustadz, penceramah yang ikut
jemaah tabligh baru tahu bahwa selama ini mereka bukan DA’I tetapi MAD’U karena mereka dakwah kalau ada
panggilan. Bahkan mereka berkelakar : Dulu kami setelah ceramah pulang ke rumah
maka istri tanya ENTOK PIRO (dapat berapa) tetapi setelah ikut dakwah dengan
jemaah maka istri tanya ENTE’
PIRO (habis berapa) duitnya.
MENGAPA HARUS KE INDIA DAN PAKISTAN BUKAN KE
MEKKAH ATAU MADINAH ?
Banyak anggota mereka yang telah menghabiskan
harta mereka agar dapat datang ke India dan Pakistan belajar cara kerja dakwah
yang asal. Sampai-sampai orang jual rumah, kendaraan, ternak, atau kehilangan
modal usaha gara-gara ingin pergi ke sana. Bahkan dalam ceramah-ceramah mereka
di markaz pusat maupun daerah selalu diakhiri dengan ajakan untuk pergi ke sana.
Ada apa gerangan ?
Beredar di tengah masyarakat bahwa kiblat
mereka jemaah tabligh bukan ke ka’bah, mereka tak mau pergi haji, haji mereka ke India Pakistan,
dsb.
Orang tua di antara mereka mengatakan kami
datang ke INDIA PAKISTAN untuk belajar ke tempat yang sudah hidup amal DAKWAH,
bukan untuk beribadat di sana. Ada juga yang mengatakan sebagaimana orang ingin
belajar sepak bola harus ke BRAZIL dan INGGRIS karena sudah sukses menjadi juara
dunia. Begitu pula belajar HADITS orang perlu ke MADINAH, belajar qiraat ke
MESIR, belajar madzhab Imam Syafi’I ke negeri MELAYU, belajar WAHABY ke ARAB SAUDI, belajar madzhab
Hanafy ke KHURASAN. Maka apa salah kami belajar DAKWAH ke INDIA dan PAKISTAN
karena di negeri itulah hidup amal dakwah.
Masjid banyak yang hidup 24 jam tidak seperti
di Negara lain masjid banyak di kunci termasuk di MAKKAH dan MADINAH jika tak
musim haji terkunci. (Penyalin : Rumah Allah DIKUNCI!!?) Padahal Rasulullah saw
mulai kerja dari Masjid Nabawi yang hidup dengan amal 24 jam. Di Reiwind amalan
hidup 24 jam sebagaimana Masjid Nabawi dahulu di zaman Rasulullah
saw.
Ada juga di antara mereka yang katakan : Kami
ke INDIA mau lihat sejarah bagaimana hasil kerja dakwah yang dibuat oleh Syaikh
Maulana Muhammad Ilyas Rah A terhadap orang MEWAT. Suatu kampung pemakan
bangkai, tidak mengenal Allah, tak pernah ibadah, sampai menjadi kampung yang
penuh kesalehan.
Yang lain mengatakan banyak orang yang menuduh
kami haji ke Pakistan bukan ke Mekah terkadang mereka sendiri belum berhaji.
Lihatlah di markaz kami, di sana para hujjaj tak pernah di panggil Pak Haji,
bahkan mereka berkali-kali haji, ini bisa dibuktikan jika kita Tanya para AHLI
SYURA mereka rata-rata lebih dari 3 kali ke haji.
Di antaranya juga katakan : Kami datang untuk
Shuhbah (berteman rapat / bershahabat untuk mengambil manfaat dari ILMU maupun
AMAL) dengan ulama-ulama yang telah banyak berkorban dalam kerja dakwah, dan
melihat kisah nyata kehidupan mereka yang telah jadikan dakwah sebagai MAKSUD
HIDUP. Sebab jika kami tidak lihat mereka hanya baca tentang dakwah maka tak
akan bisa kami terapkan.
Sebagaimana penjahit yang hanya membaca buku
bagaimana cara menjahit jas tetapi tak pernah lihat bagaimana jas dibuat oleh
penjahit yang lebih senior maka tak mungkin bias jahit. Memang kalau kita mau
jujur mengamati kepergian mereka ke India dan Pakistan tak merubah cara ibadah,
dan cara mu’asyaroh mereka,
artinya tidak ada misi madzhab ataupun aliran yang dibawa. Mereka malahan lebih
tenggelam dalam masyarakat dan memikirkan keadaan mereka yang jauh dari agama.
Mereka shalat berjamaah dengan orang banyak, cara shalat pun tak berikhtilaf
dengan umat Islam lainnya hanya saja mereka lebih menekankan sholat berjamaah,
di awal waktu, dan di masjid.
Jadi kebanyakan tuduhan-tuduhan orang terhadap
mereka kebanyakan hanya ikut-ikutan dan mencari-cari celah kesalahan tanpa
melihat perubahan yang terjadi terhadap orang yang pulang dari sana.
BEBERAPA KRITIKAN TERHADAP JEMAAH
TABLIGH
Kalau kita mau jujur melihat kritikan yang
beredar sejak awal usaha didirikan oleh Syaikh Maulana Muhammad Ilyas Rah A,
maka kita akan dapati kritikan dengan materi yang sama. Karena usut punya usut
selalu bersumber dari kitab yang sama yang selalu dijadikan topik yang
berulang-ulang. Di antara kritikan yang berulang-ulang itu adalah :
- Mereka tak memiliki Tauhid Uluhiyyah hanya membicarakan Tauhid Rubbubiyyah saja.
- Mereka memiliki kebiasaan TAWAF di kuburan.
- Masjid-masjid mereka di dalamnya ada kuburan.
- Buku Fadhilah amal mengandungi hadits-hadits dhoif.
- Mereka ahli bid’ah di dalam ibadah.
- Dakwah mereka kepada hal yang rendah yaitu shalat bukan dakwah untuk murnikan agama yakni anti terhadap bid’ah sehingga tak beresiko seperti Rasulullah saw.
- Mereka merupakan gerakan sufi modern.
- Tinggalkan anak istri dan tidak mengurusnya adalah suatu kedzoliman
- Mereka dakwah tanpa ilmu sehingga berbahaya untuk umat Islam
- Haji mereka ke India Pakistan
- Mereka berlebihan dalam memuji masyaikh mereka (Ghuluw)
TANGGAPAN MEREKA TERHADAP KRITIKAN
Umumnya mereka tidak menanggapi
kritikan-kritikan yang beredar bahkan mereka anggap angin lalu saja sehingga
semakin menambah sakit hati orang yang mencemooh mereka. Karena jika kritikan
ditanggapi maka orang yang kritik merasa kritikannya berarti atau merasa menang
atas mereka. Tetapi aneh! Mereka tak tanggapi kritikan sehingga banyak ahli
kritik yang benci mereka stress atas sikap mereka.
Tak ada satu buku pun ditulis untuk jawab
kritikan. Dakwah mereka istikhlash seperti kuda INDIA yang dipakaikan kaca mata
kuda tak lihat kiri kanan, tak lihat kerja orang lain, tak lihat apa kata orang,
mereka tawajjuh hanya kepada tertib yang mereka telah sepakati.
Dalam mudzakaroh enam sifat mereka ada point
tentang tashihun niyat / meluruskan niat. Di sana dikatakan bahwa cirri orang
ikhlash adalah Sikapnya sama saja dengan orang memuji atau orang yang membenci.
Mereka telah buktikan, walaupun dihina, dicaci, tetap mereka memberi salam
kepada siapapun, selalu tersenyum, bahkan justru para pengkritik banyak yang tak
mau jawab salam mereka, memalingkan muka dari senyum mereka, bahkan meludah di
hadapan mereka.
BETULKAH JEMAAH TABLIGH SUATU ALIRAN KESUFIAN
GAYA BARU ?
Banyak yang katakan bahwa para masyaikh jemaah
tabligh adalah penganut Thariqat Chistiyyah. Hal ini tak bias dipungkiri
terlihat dari buku yang ditulis oleh Syaikh Zakariya Al Kandahlawi dalam bukunya
“Thariqat menurut Maulana Zakariya yang diterjemahkan oleh Ustadz Qosim Timori.
Thariqat mereka bersanad sampai Ali Bin Abi Thalib R A.
Tetapi keanehan terjadi di dalam kerja dakwah
yang mereka sebarkan tak pernah sedikit pun perintah orang untuk amalkan
thariqat tertentu, hatta kepada orang yang sudah puluhan tahun ikur kerja dakwah
sekalipun. Bahkan menurut sejarah yang shahih kerja tabligh yang ada sekarang
dimulai ketika Syaikh Maulana Muhammad Ilyas Rah A menganggap cara-cara taklim,
pengajian, thariqat yang pernah dinuatnya atas orang Mewat mengalami kegagalan
dalam merubah mereka.
Dengan keilmuan yang luas Syaik Ilyas Rah A
pernah membayar orang-orang Mewat untuk duduk di majlisnya dan dengan
thariqatnya beliau pernah ajarkan orang Mewat untuk bersihkan Iman mereka.
Tetapi semua mengalami kegagalan, barulah Allah beri taufiq untuk kerja Tabligh
ini.
Lihatlah!! Mereka di masjid bukan untuk
berdzikir saja tetapi mereka bertemu manusia untuk jadikan seluruh manusia
berdzikir kepada Allah. Setelah itu mereka hidupp seperti biasa punya istri dan
anak, punya pekerjaan. Adakah ajaran sufi seperti ini? Perlu kejujuran dalam
menjawabnya.
Anehnya mereka pencemooh mengatakan Tabligh
Sufi Modern karena kesamaan ucapan antara Syaikh Yusuf Rah A dengan tokoh sufi
seperti Al Busyairi Rah A, dsb. Bukankah ucapan yang baik dan haq perlu selalu
disampaikan walau dari siapapun. Bahkan pepatah Arab katakan : Ambillah nasehat
walaupun dari dinding.
Lihatlah dalam hadits tentang perkataan Raja
Hiraclius dikutip kembali oleh para shahabat dan para perawi hadits, tidak
menjadikan shahabat atau perawi hadits dikatakan sebagai orang
Romawi.
Inilah kedangkalan ilmu para pencemooh yang
hanya didasari hasad sehingga Allah SWT tampakkan kebodohan mereka walaupun
mereka dikecam justru menjadi promosi gratis bagi mereka sehingga orang yang
berhati bersih jadi tablighi karena ingin tahu yang sebenarnya.
Ketika mereka katakan Jemaah Tabligh Khawarij
Modern, maka orang langsung bisa lihat siapa yang Khawarij.
Ternyata sifat Khawarij yang tak mau salah
(Ali RA dan Muawiyyah RA dimata Khawarij keduanya salah yang betul dia sendiri)
justru ada pada para pencemooh.
Adakah Jemaah Tabligh salahkan orang ?? Baik
dalam buku maupun dalam bayan mereka ?? Tidak!!
Adakah Jemaah Tabligh membid’ahkan orang sehingga tak mau shalat
berjemaah di masjid, atau mau shalat hanya di masjid tertentu ?? Tidak
!!
Adakah pelarangan dari syuro mereka atau
ustadz mereka yang melarang duduk di majlis taklim yang diajar oleh ustadz yang
bukan karkun ?? Tidak!!
Bahkan setelah khuruj dianjurkan agar lebih
dekat dengan ulama di kampung mereka masing-masing.
Dengarlah ucapan Syaikh Maulana Muhammad Saad
Al Kandahlawi : Wallahi!! Doa Masnunah (Doa masuk WC, Doa makan, dsb) yang
diajarkan oleh Rasulullah saw jauh lebih hebat jika dibandingkan amalan yang
diajarkan mursyid-mursyid dzikir.
Inikah yang dinamakan sufi?? Tidak, bahkan
mereka adalah orang yang cinta sunnah Nabi saw.
Sufi menurut Ibnu Taimiyyah berasal dari kata
suf artinya wol, yakni sebagian penduduk Kufah yang ahli ibadah berpakaian wol.
Lihatlah baju jemaah tabligh apakah berasal dari wol?? Capek deh…
JEMAAH TABLIGH TINGGALKAN ANAK ISTRI LI
I’LAI KALIMATILLAH
Jadi perginya seorang keluar di jalan Allah
bukan untuk habiskan waktu di masjid, duduk, dzikir, pegang tasbih, kalaulah ini
yang dibuat maka ini adalah bentuk kedzaliman terhadap keluarga. Tetapi para
shahabat dahulu tinggalkan istri berbulan-bulan bahkan ada Al Faruq ayah dari
Rabi’ah Al Faruq seorang
muhaddits telah tinggalkan istri 27 tahun adalah untuk meniggikan kalimat Allah
dengan berdakwah.
Datang dari kampung ke kampung, Bandar ke
Bandar, dengan cara membentuk Jemaah dakwah. Bahkan di zaman Rasulullah saw tak
kurang dari 150 jemaah telah dihantar Rasulullah saw. Dan Nabi sendiri telah
ikut tak kurang dari 25 kali. Kini orang mau tegakkan agama hanya duduk di
majlis taklim dan mencela sesama muslim…Mungkinkah???
TERTIB DAKWAH JEMAAH TABLIGH ADA DALAM KITAB
HAYATUSHAHABAH
Amir dakwah mereka yang kedua yakni Maulana
Muhammad Yusuf Rah A telah berkata: Kalau saya tuliskan suatu kitab ushul atau
tertib kerja dakwah ini maka yang membaca hanyalah orang-orang yang ikut dalam
kerja dakwah saja sedangkan yang lain tak baca. Padahal dakwah ini memiliki
ushul dalam kehidupan sahabat. Karena Allah jadikan shahabat sebagai contoh
tauladan umat. Untuk itulah saya tuliskan kitab HAYATUSSHAHABAH.
Maulana Ahmad Lat telah berkata bahwa kitab
Hayatusshahabah sudah cukup untuk dijadikan ushul dalam kerja dakwah, tak perlu
tambahan apa-apa, siapa yang ikut cara mereka akan ada jaminan keselamatan
baginya.
Hayatusshahabah dihimpun dalam 3 jilid. Ketiga
jilid merupakan keajaiban yang besar, karena belum ada kitab hadits yang ditulis
dengan cara seperti ini.
Permulaan kitab ditulis dengan ayat
:
“Dari kalangan orang beriman ada laki-laki
yang telah membenarkan janjinya kepada Allah yakni mereka syahid dan mencari
cari jalan untukk syahid”
Seolah-olah Maulana Yusuf Rah A ingin katakan
inilah kitab yang berisi kisah orang yang telah tunaikan janjinya kepada Allah
SWT. Akhir dari kitab ini adalah carita tentang bantuan-bantuan Allah secara
ghaib yang diberikan kepada para shahabat. Sehingga tengah-tengah antara
keduanya adalah berisi cara untuk datangkan bantuan itu. Mereka menamsilkan
bahwa kehidupan shahabat ibarat lautan yang mana jika orang akan berenang di
dalamnya harus tanggalkan dulu pakaiannya dan diganti dengan baju
renang.
Ayat pembuka seolah pakaian yang bias menyelam
dalam kehidupan mereka. Selama kita tak tanggalkan pakaian kita dan diganti
dengan pakaian shahabat maka kita tak akan faham kehidupan mereka. Pakaian kita
yakni saya seorang dokter, seorang guru, seorang ayah, seorang suami, harus kita
tanggalkan dahulu dan menggantinya dengan pakaian mereka yakni Syahid dan
Bersiap-siap Syahid.
Sehingga aneh jika ada seorang ustadz yang
mengkritik mereka dan menanyakan mana dalil dakwah dengan cara keluar di jalan
Allah ?? Mana dalilnya tinggalkan anak istri untuk dakwah ?? Mana dalilnya 4
bulan 40 hari, karena kisah tersebut telah ada dalam kitab hayatusshahabah
dengan sanad hadits yang jelas.
Hanya saja menurut mereka orang yang tak mau
mujahadah untuk meniru kehidupan shahabat tak akan faham dengan kehidupan
mereka. Bagaimana mungkin orang akan faham agama dengan cara satu keadaan yang
tak sama. Hanya mengkajinya di majlis taklim setelah itu pulang ke rumah ngobrol
sama anak istri, bahkan nonton TV, kemudian shalat, dll.
Sementara para shahabat Nabi bermujahadah
dalam terik matahari, kehausan, berhadapan dengan musush, musim dingin, dsb.
Sedangkan Al Quran turun kepada mereka dalam keadaan suasana yang berlainan
bukan di majlis taklim. Surat At Taubah turun di musim panas, surat Al Ahzab di
musim dingin dsb. Mustahil akan bias memahami Al Quran tanpa mengambil
pengorbanan mereka.
JEMAAH TABLIGH BUKAN ORGANISASI TETAPI DALAM
KERJA DAKWAHNYA TERORGANISIR
Di mulai dari penanggung jawab mereka untuk
seluruh dunia yang dikenal dengan Ahli Syura di Nizamuddin, New Delhi, INDIA.
Kemudian di bawahnya ada syura Negara, misalnya : SYura Indonesia, Malaysia,
Amerika, dll. Menurut pengakuan mereka ada lebih dari 250 negara yang memiliki
markaz seperti Masjid Kebon Jeruk Jakarta.
Kemudian ada penanggung jawab propinsi, untuk
Indonesia sudah ada di semua propinsi. Di bawahnya ada peannggungjawab
Kabupaten, seperti : penanggung jawab Solo, Purwokerto, dll. Di bawahnya ada
Halaqah yang terdiri dari banyak mahalah yang minimal 10 mahalah yakni masjid
yang hidup amal dakwah dan masing-masing mereka ada penanggungjawab yang dipilih
oleh musyawarah tempatan masing-masing.
Di India ada masjid yang menjadi Muhallah
sekaligus halaqah dimana di dalam masjid hidup 10 kelompok kerja (jemaah yang
dihantar tiap bulan 3 hari). Semua permasalahan diputus dalam musyawarah
sehingga tak ada perselisihan di antara mereka dan mereka punya sifat taat
kepada hasil musyawarah.
Walaupun mereka tak pernah katakan bentuk
mereka kekhalifahan seperti harakah lain yang mempropagandakan Khilafatul
Muslimin, tetapi system jemaah tabligh terlihat begitu rapi sehingga mereka
saling kenal satu sama lain karena jumlah orang yang pernah keluar di jalan
Allah tercatat dan terdaftar di markaz dunia.
Setiap 4 bulan mereka berkumpul musyawarah
Negara masing-masing kemuadian dibawa ke musyawarah dunia di
Nizamuddin.
Musyawarah harian ada di mahalah masing-masing
untuk memikirkan orang kampung mereka masing-masing sehingga biarpun ada yang
pergi tasykiil tetaplah ada orang di maqami yang garap dakwah di sana. Orang
yang suka dakwah sendiri-sendiri / penceramah suka kritik mereka katanya kenapa
harus dakwah jauh-jauh ke luar negeri kalau tempat tinggal sendiri aja belum
beres. Hal ini karena dakwah jemaah tabligh berjamaah sehingga walaupun mereka
pergi tasykiil di maqami ada orang yang tetap jalankan dakwah.
Yang jelas mereka telah amalkan ayat
:
“Hendaklah ada di antara kamu umat (Ibnu Abbas
mengartikan jemaah) yang mengajak kepada kebaikan, memerintah kepada yang
ma’ruf dan mencegah dari yang
mungkar, merekalah orang yang mendapat kejayaan.” (QS Ali Imran)
PANDANGAN JEMAAH TABLIGH TENTANG
KEKHALIFAHAN
Kekhalifahan adalah janji Allah dalam AlQuran,
artinya pasti Allah beri sebagaimana dalam surat An Nuur :
Allah berjanji kepada orang yang beriman di
antara kalian dan beramal shalih pasti sungguh mereka akan dijadikan khalifah di
muka bumi.
Syura mereka beri bayan : Dua orang anak
dijanjikan ayahnya : Nak, jika kamu lulus dan nilai kamu baik maka ayah akan
beri kalian mobil. Anak yang pertama sibuk memenuhi syaratnya, belajar semakin
rajin, siang dan malam, tak fikir mobil, maka pada waktunya akhirnya ia lulus
dengan nilai yang baik. Anak yang kedua sibuk pergi ke showroom mobil,
lihat-lihat, Tanya harga, duduk-duduk di joknya, dll. Setiap hari tidak pernah
belajar hanya sibuk bicarakan mobil. Maka pada waktunya akhirnya ia tak lulus,
karena nilainya jelek.
Tuan-tuan begitulah kekhalifahan, ada orang
yang sibuk propagandakan, bicarakan, diskusikan tetapi lupa penuhi syaratnya.
Bahwa syarat kekhalifahan diberikan Allah SWT adalah karena Iman dan Amal
Shalih.
JEMAAH TABLIGH ALIRAN MASYAIKH MANIA /
BERLEBIHAN DALAM IKUT MASYAIKH (GHULLUW), BENARKAH ???
Datanglah ke markaz Nizamuddin, dengarkan
ceramah masyaikh mereka, Syaikh Maulana Muhammad Saad Alkandahlawi : Seandainya
Maulana Ilyas Rah A hidup kembali dan beliau mengatakan wahai manusia dengar !!
Jangan jalani kerja tabligh yang saya ajarkan kepada kalian, karena saya keliru
dan ini kesesatan.” Maka kita jangan percayai Maulan Ilyas Rah A karena kerja
ini adalah kerja Anbiya, kerja yang haq di sisi Allah SWT.
Bahkan orang-orang yang pergi ke Nizamuddin
tak ada satupun yang menziarahi Makam Syaikh Ilyas Rah A, tak ada targhib /
anjuran, apalagi diharuskan untuk ziarah ke makam Syaikh Ilyas Rah A. Kebanyakan
mereka pergi ke Nizamuddin 40 hari tetapi selama itu tak ada program ziarah
makam seperti kebanyakan orang yang adakan ziarah ke wali-wali. Bahkan banyak
yang pergi ke sana sampai pulang tak tahu tempat makam Syaikh Ilyas Rah A
termasuk penulis yang pernah datang ke sana tak ada yang mau tunjuki dimana
makam itu. Wallahi!!
Tuan-tuan buktikanlah!! Datang ke sana, kalian
akan tahu jawabannya bahwa mereka bukan kepada masyaikh mereka tetapi mereka
taat kepada Rasulullah saw untuk meneruskan kerja mereka. Berbeda dengan para
pencemooh yang suka menggunakan lisan Syaikh mereka dalam keburukan akhlaq.
Menurut Syaikh anu, anu…jemaah tabligh sesat. Jadi mereka kutip omongan syaikh
bukan dalam kebaikan, sedang jemaah tabligh ikut dalam kebaikan kepada masyaikh
mereka.
APA YANG DIBUAT JEMAAH TABLIGH KETIKA MEREKA
KELUAR DI JALAN ALLAH
Mereka menghidupkan amalan Nabi secara
menyeluruh yakni Dakwah, Taklim wa Ta’allum, dan Tazkiyyah. Sesuai ayat :
Ya Tuhan kami, utuslah seorang Rasul
ditengah-tengah mereka yang berasal dari diri mereka sendiri (yang tugasnya)
membacakan ayat-ayat Engkau (DAKWAH), mengajarkan kepada mereka ALKITAB dan
ALHIKMAH (Taklim wa Ta’allum)
dan Tazkiyyah (Dzikir Ibadah dan Khidmat), Sesungguhnya Engkau Maha Gagah dan
Maha Bijaksana (AL Baqarah : 129)
Doa di atas adalah doa Nabi Ibrahim ketika
selesai membangun Ka’bah
sehingga mereka katakan : Inilah amalan masjid yang diinginkan Ibrahim
as.
Mereka membagi waktu khuruj dengan tertib
sebagai berikut :
4 Jam untuk Dakwah, yang terdiri dari
:
1. Jaulah Umumi, yakni jumpa seluruh orang
kampung
2. Jaulah Khususi, yakni jumpa orang perorang
sebagaimana kedudukan orang yang didatangi, misalnya : ulama atau
umara.
3. Jaulah Taklimi, yakni mereka berkeliling
untuk ajak orang kampung duduk di majlis taklim fadhilah amal yang mereka
buat.
4. Jaulah Tasykili, yakni mereka datang ke
tempat orang yang ada simpati setelah mendengar bayan-bayan (penjelasan)
mereka.
5. Jaulah Ushuli, yakni mereka datang kepada
orang yang niat keluar bersamaan dengan kepindahan mereka ke kampung
lain.
4 Jam mereka gunakan untuk Taklim, yang
terdiri dari :
1. Taklim Kitabi
2. Taklim Halaqah Al Quran
3. Taklim Enam Sifat
4. Mudzakarah Adab-Adab Sunah
Sehari-hari
5. Taklim Infiradi, yakni membaca buku yang
mereka bawa di luar amalan ijtima’i
4 Jam Mereka gunakan untuk Dzikir Ibadah, yang
terdiri dari :
1. Sholat berjamaah
2. Sholat-sholat sunnah
3. Dzikir Pagi Petang
4. Sholat Tahajud dan Doa Hidayah dimalam
hari
5. Tilawah Al Quran
6. Doa-doa masnunah
4 Jam mereka gunakan untuk Khidmat, yang
terdiri dari :
1. Khidmat kepada Amir
2. Khidmat kepada Jemaah
3. Khidmat kepada orang kampung
4. Khidmat kepada diri sendiri
Semuanya menyita waktu 16 Jam. Sedangkan
sisanya digunakan 6 jam untuk tidur dan 2 jam untuk MCK dan keperluan pribadi
lainnya.
Apabila mereka keluar ikut tertib dengan iktu
kepada amalan ijtima’I secara
full, maka biasanya dengan izin Allah mereka mendapat Ishlah setelah pulang.
Bisa jaga shalat berjamaah dan muamalah dan mu’asyarahnya menjadi lebih baik.
Kegagalan orang keluar di jalan Allah
disebabkan mereka tidak ikut tertib sehingga tak ada Ishlah dan setelah itu
sulit diperbaiki lagi dan jadi HIJAB bagi manusia lain untuk dapat
Hidayah.
3 Perkara yang menyebabkan seorang sukses
keluar di jalan Allah :
1. Keluar dengan mentaati Amir
2. Keluar dengan tertib di dalam
Ijtimaiyyat
3. Keluar semata karena Allah SWT
Apabila orang keluar dengan 3 hal tersebut
maka Allah akan beri kepada mereka 2 perkara :
1. Dicabut sifat binatang dari diri
mereka
2. Doa mereka akan dikabulkan sebagaimana doa
Nabi-Nabi.
Telah banyak bukti perubahan yang terjadi pada
orang yang keluar di jalan Allah, mereka yang sebelumnya orang yang rusak
agamanya atau sampah masyarakat. Preman, Koruptor, Bandar Narkoba, Artist
Pejabat, Anak Menteri, Polisi, Tentara, dsb yang sebelumnya jauh dari agama,
mereka kini menjadi Pendakwah, bukan hanya diri mereka baik tapi mereka juga
fikir orang lain untuk menjadi baik.
Sehingga ketika Amir mereka Syaikh Maulana
Muhammad Yusuf Al Kandahlawi Rah A dikritik orang katanya Jemaah Tabligh hanya
Amar Makruf saja tak ada Nahi mungkar. Maka Beliau katakan : Hadits yang
menyebutkan : “Jika kamu lihat kemungkaran maka ‘Fal Yughayyir’ yakni rubahlah bukan hancurkanlah maka
lihatlah oleh kalian !! Perubahan hidup mereka dari maksiat kepada
taat.
ENAM SIFAT JEMAAH TABLIGH
Yang menarik dari Enam Sifat Jemaah Tabligh
merupakan ciri kas mereka yang tidak dimiliki oleh Harokah lain. Bahkan Enam
Sifat seperti kode untuk membedakan mereka dengan yang lain. Untuk masuk Negara
Israel misalnya kebanyakan gerakan Islam tidak boleh tetapi Jemaah Tabligh tak
bisa dibendung kehadirannya di Israel karena mereka gunakan Jemaah yang berasal
dari negeri yang ada hubungan Diplomatik dengan Israel yakni Singpura,
Australia, dsb.
Untuk bedakan Jemaah Tabligh atau bukan maka
orang Israel uji mereka di Bandara dan Perbatasan dengan SIX POINT / ENAM
SIFAT.
Yang menakjubkan banyak ahli Jemaah mereka
yang orang-orang Arab, Yordan, Yaman yang sebelumnya menganut WAHABI yakni yang
tak mau menerima sesuatu yang tidak ada tuntunan dari AL Quran dan As Sunnah,
ketika salah seorang ditanya kenapa terima Enam Sifat ? Mereka katakan bahwa
Enam Sifat ada dalam Surat Thaha yakni pesan Allah SWT kepada Nabi Musa as
sebelum dakwah kepada Fir’aun,
Samiri, Hamman, Baslam, Qorun.
1. Sesungguhnya Aku Allah tiada Tuhan selain
Aku maka sembahlah Aku
2. Dirikan Sholat untuk iangat Aku
3. Pergilah kamu dan saudaramu (Harun as)
dengan ayat-ayat Ku dan jangan lupa untuk ingat Aku.
4. Berkatalah kepada Firaun dengan lemah
lembut
5. Aku pilih engkau untuk diri Ku
6. Pergilah kamu kepada Firaun karena dia
telah melampaui batas
ENAM SIFAT
1. Yakin terhadap hakikat kalimah La ilaha
illa Allah
2. Shalat Khusyu’ wal Khudu’
3. Ilmu ma’a Dzikir
4. Ikramul Muslimin (Akhlaq terhadap orang
Islam dan Adil terhadap orang Kafir seperti ucapan lemah lembut kepada
Firaun)
5. Tashhiihunniyah (Amal Semata karena
Allah)
6. Dakwah dan Tabligh
Lihatlah tuan-tuan point enam sifat di atas
adakah yang ikhtilaf dengan Al Quran dan Hadits.
JEMAAH TABLIGH SELESAIKAN MASALAH UMMAT DENGAN
AMALAN MASJID
Dari Surat Al Baqarah 129 terlihat doa Nabi
Ibrahim di Ka’bah / di masjid
memohon amal Nabi yakni : Dakwah, Taklim, dan Tazkiyyah. Hal ini untuk
menghilangkan panyakit asal manusia yakni :
1. Takut kepada selain Allah karena ketika
manusia hadir di dunia langsung berhubungan dengan kekuatan makhluk, sedangkan
Allah menyempurnakan diri untuk uiji hambaNya.
2. Hidup dengan cara kebiasaan sendiri, karena
untuk atasi keadaan hidup yang keras mereka usaha bagaimana bisa bertahan
sehingga ketika berhasil maka diyakini sebagai cara hidup yang baik
(adat).
3. Memakai hukum selain yang diturunkan Allah
SWT, karena berhasil mengatasi persoalan hidup, maka dibuatlah menjadi suatu
undang-undang.
Amalan Nabi berfungsi untuk :
1. DAKWAH untuk memasukkan Iman Yakin kepada
manusia sehingga keluar kebesaran makhluk dan masuk kebesaran Allah
SWT.
2. TAKLIM untuk mengenalkan cara hidup
anbiyasehingga merubah cara hidup adat menjadi cara hidup secara
Sunnah.
3. TAZKIYAH mensucikan kehidupan manusia dari
dosa ketika jumpa dengan Allah. Di zaman Nabi penzina, pencuri, pemabuk datang
kepada hukum Islam untuk minta disucikan. Sehingga hukum tegak bukan cari pelaku
maksiat tetapi orang datang kepada hukum untuk tazkiyah.
Syaikh Ilyas Rah A katakan amalan masjid /
amalan Nabi yakni :
1. Dakwah
2. Taklim wa Ta’allum
3. Dzikir Ibadah
4. Khidmat
4 Penyakit yang menjangkiti Umat :
1. Hubbuddunya (Cinta Dunia)
2. Bodoh dalam agama (Tidak tahu
hukum)
3. Maksiat kepada Allah Ijtima’i (bersama-sama)
4. Senang berpecah belah.
Cara Pengobatannya :
1. Jadikan dakwah sebagai maksud hidup
umat
2. Taklim wa Ta’allum
3. Dzikir Ibadah (Sholat mencegah Fahsya dan
Mungkar)
4. Khidmat kepada orang Islam
PROGRAM JAULAH
Julah adalah tulang punggung Dakwah,karena
semua anbiya’ mengadakan
jaulah / keliling jumpa manusia. Jaulah merupakan kumpulan usaha / amal Nabi
yang dikerjakan dalam waktu bersamaan, yakni : Dakwah, Taklim, Dzikir Ibadah,
dan Khidmat.
Jaulah dibagi menjadi 2 bagian yakni : Di luar
dan di dalam.
Di dalam masjid hidupkan amalan : Taklim
dengan cara taqrir (menulang-ulang pentingnya amal agama dan kerja agama),
Dzikir dikerjakan oleh seorang atau lebih mudzakir, dan khidmat dikerjakan oleh
seorang atau lebih istiqbal.
Bagian yang di luar : Dalam surat Yasin
diceritakan tentang jaulah Habb Annajar dimana beliau disyahidkan saat buat
jaulah.
Tatkala Kami utus dua orang (Mutakallim dan
Amir) QS Yasin : 14
Maka Kami kuatkan dengan yang ketiga (makmur)
QS Yasin : 14
Dan datanglah seseorang dari pinggiran kota
dengan tergesa-gesa (Dalil) QS Yasin : 20
Dengan dalil yang kuat serta adab-adab yang
tinggi maka jaulah merupakan asbab hidayah bagi manusia, banyak orang yang
terkesan dengan cara jaulah ini. Mereka datangi para pemabuk, rumah orang kaya,
orang miskin, orang sakit, orang lapar, dll tak kesan dengan keadaan
mad’u nya.
Adakah cara dakwah yang lebih haq, lebih hebat
dari ini. Suatu cara dakwah yang sudah teruji di Al Quran menghantarkan Habib
Annajar menjadi Mukromin. Bukan dakwah uji coba !!
Kebodohan seorang ustadz ketika menghujat
Jemaah Tabligh, ia katakan : Maulana Ilyas Rah A kerja dakwah pertama kali di
India dimana negeri yang mayoritas Hindu. Pendeta mereka di sana biasa datangi
umatnya dengan datang ke rumah-rumah, maka Maulana Ilyas Rah A ikut-ikutan cara
pendeta Hindu datangi orang dari rumah ke rumah. Anehkan? Ada ustadz tidak tahu
kalau Nabinya Dakwah datangi manusia dari rumah ke rumah.
Wallahu'alam bishowab
Wallahu'alam bishowab
meninggikan jama'ah tabligh merendahkan jama'ah lain, saya rasa anda butuh koreksi diri, bukankah kita dilarang mencela kepada sesama muslim, sekalipun mereka diluar golonganmu,,,
BalasHapusBukan begitu maksudnya tuan tapi .memperjelas .tanggapan orang yg selamaini .jt bid.ah katanya .jangan salah persepsi .memang begitu adanya
HapusIni hanya sebuah tulisan untuk orang" agar lebih mengenal kami, untuk orang yg Selalu menganggap salah kami. Bukan untuk meninggi"kan jamaah ini. Tapi untuk membenarkan persepsi orang tentang jamaah ini. Seharusnya anda harus membacanya berulang" sampai habis.
HapusKeluar dulu 3 hari baru bisa komeng...
HapusBlom mengetahui tapi sudah
mencela..
Keluar dulu 3 hari baru bisa komeng...
HapusBlom mengetahui tapi sudah
mencela..
Saya rasa anda ini blm memahami dari maksud keseluruhan tulisan saudara kita itu,sehingga dengan mudahnya anda melontarkan tuduhan menyalahkan bahwasanya tulisan itu merendahkan jamaah lain.saya pikir andalah yg sebenarnya HARUS koreksi diri..
HapusWallahu'alam.
mohon maaf lagi sebelumnya. Ini hanyalah copy paste dari sebuah buku yang judulnya "membuka kedok jemaah tabligh". Dan dibuku ini tidak mengkafirkan atau mengatakan golongan laen sesat seperti firkoh2 yang ada seperti sekarang ini. Mana yang lebih banyak menjelek2an golongan laen, JT atau Salafy?
BalasHapussaya tidak tau yang mana yang lebih banyak menjelek-jelekan golongan lain, yang saya tau mencela sesama muslim itu suatu perbuatan buruk,
BalasHapusSepertinya saudaraku ini sudah paham dg hakikat ukhuwah islamiyah, mari bersama menuju kejayaan. Klupun tak suka dg tulisan ini angap lah hanya perbedaan persepsi saja tujuan kita sama dunia bahagia akhirat masuk surga
Hapusto Ramlan Mlan : Mohon maaf..tujuan kita rupanya beda...seandainya ibadah hanya untuk kebahagiaan dunia dan mau masuk surga maka saya rela surga dan kebahagiaan dunia dijauhkan dari saya, apabila ibadah hanya untuk takut sengsara dan takut masuk neraka... maka saya rela saya masuk neraka kalau memank itu kehendak Allah ... karena tujuan ibadah yang hakiki bukanlah semua yang disebutkan diatas, tetapi tujuan ibahah yang hakiki adalah mencapai keredha'an Allah SWT. tidak ada yang lain...
Hapusmau saya kasih bukti link salafy yg menjelek-jelekkan firqoh muslim yang laen?
BalasHapustidak perlu karena saya bukan salafy, saya hanya seorang yang belajar menjadi seorang muslim yg baik, lagian juga, itu bukan suatu yg baik, menunjukkan aib seseorang atau golongan. dari pada seperti itu lebih baik anda menulis artikel yang bisa membantu umat muslim yg lain untuk lebih mengenal islam
BalasHapuskhoir, maaf sudah 2/3 malam. ayok kita Tahajud, supaya Allah senantiasa memberikan rahmat serta hidayahnya..
BalasHapussungguh anda termasuk orang yg mempunyai sikap rendah hati, saya berharap anda bisa lebih bijaksana dalam menulis artikel, insyaAllah rahmat Allah mencukupi,,,, afwan
BalasHapussaudaraku ...sebuah pengetahuan saint of earth
BalasHapusseandainya kita bisa bertemu agar ikatan persaudaraan kita sesama muslim bisa semakin dekat...
maha suci Alloh yang telah memberikan kemapuan pada saudaraku untuk menjelaskan semuanya secara panjang lebar.... Alhamdulillah Allah telah membuka hati saya utk belajar memahami. Tapi bagi orang yang hasad...walaupun mukjijat tampak didepan mata mereka, tentu tidak akan faham,,, kita akan faham bila mencoba belajar berkorban. sedikit korban....sedikit faham, banyak korban...banyak faham.. kurang korban,,,kurang faham....salah korban...salah faham...
BalasHapusBismillah...Subhanallah...tulisannya sangatlah bagus! Tp jawaban dari komentarnya tdk sebagus tulisannya..."dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat" (Asy-Syu'ara : 214) Rasulullah Shallallahu 'alahi wa sallam bersabda " setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawaban atas yang dipimpin" (HR. Bukhari no.893, Muslim no. 1829) dgn kata lain tidak mgkn mendahulukan fardhu kifayah atas fardhu 'ain dlm arti tdk mgkn memperhatikan utk memberi petunjuk kepada orang yg jauh sedangkan kerabat terdekatnya msh byk yg membutuhkan...
BalasHapusKeluar dulu 3 hari baru dapat jawapan. Kalau selagi belum keluar selama itu InsyaAllah tuan akan beranggapan yg salah maksudnya sebulan keluar 3 hari yg selebih 27 hari (90 persen masa) untuk siapa. Bagaimana cara ushanya? Belajar untuk diri sendiri dulu yakin dgn Allah solat 5 waktu di jaga, belajar dengan kehidupan sunnah harian dulu balik terapja dlm diri dan keluarga, lain bulan keluar 3 hari belajar lagi dan ajak orang lain pada amal agama. Gitu sih. Pelihara diri kamu dulu dulu supaya yakin dgn Allah, jaga solah Quran dll pulang 3 hari ajak anak isteri dan kita sudah bisa jadi contoh. Gitu dong.
HapusTidak harus keluar tiga hari, orang bisa belajar agama dari taklim mingguan atau belajar dari ustaz/ustazah yang memang punya ilmu.
Hapusblajar teori renang di kelas...nah mo blajar berenang ya terjun ke kolam renang
Hapustengok lah ??? anti pikir kami tidak bjajar ilmu...kami blajar ilmu blajar mengamalkan dan blajar mendakwahkan
setiap manusia pasti memiliki kekurangan dan setiap manusia pasti pernah berdosa. Tidak ada manusia yg sempurna. Mohon dimaafkan apabila ada tulisan ataupun komentar yg tidak berkenan dihati.
BalasHapusWah kalau mau kerjasama dgn JT pasti harus keluar gak pernah masuk... hihi.. sudah kami rasakan nikmatnta keluar dgn JT...
BalasHapusInsyaallah 4 bln..
MasyaAllah...Insyaallah...insyaallah...
BalasHapusinsyaallah 4 bulan ipb ya ALLAH....
BalasHapussaya tidak mau membahas tentang tawassul... Tapi demi Allah...saya melihat dan duduk mendengar dihadapan almarhum kyai uzairon thaifur pengasuh pesantren temboro magetan, bahwasanya tawassul itu jg di anjurkan.. Bkn mengharap pada mahkluk..tapi karna mereka orang2 yg dicintai allah...di temboro juga ada thoriqoh...
BalasHapusHati hati.. Jgn buat ajaran tablig mirip ajaran sebelah yg anti ini itu
Sy salut kalau ada saudara2 kita yang metode dakwahnya sperti ini (JT) tapi merendahkan cara dakwah saudara2nya yang lain spertinya jg kurang baik,diperbaiki saja sdikit tulisannya,sy bukan JT,tp sy dukung cara dakwah JT dan cara dakwah saudara2 yang lain yang menggunakan akhlakul kharimah bukan dgn metoda paling sahih paling nyunnah..
BalasHapusya ya..coba gabung dulu,ikut keluar 3 hari..You never know if you never try...baru nanti kasih komentarnya..syukron
BalasHapusya ya..coba gabung dulu,ikut keluar 3 hari..You never know if you never try...baru nanti kasih komentarnya..syukron
BalasHapusdasar hadis keluar 3 hari dan seterusnya darimana ?
HapusCoba anda gabung barang sekali saja seumur hidup biar mengerti dan merasakan..sesuatu terasa enakatau tidak setelah makanan masuk di mulut...setuju
HapusCoba anda gabung barang sekali saja seumur hidup biar mengerti dan merasakan..sesuatu terasa enakatau tidak setelah makanan masuk di mulut...setuju
HapusIni hanya sekedar meluruskan tentang tabliq itu sendiri and tidak unsur merendahkan ataupun mencela yg lain.. Ikuti and rasakan tabliq ituu baru kita paham apa yg dikerjakan para jamaah nya. Didalm itikaf kalian akan mndpt pelajaran dunia and akhirat. Asslm
BalasHapusAs salam.. Sejujurnya kita harus bersatu atas nama islam dalam perjuangan agama Allah dan rasul kekasihnya Nabi Muhammad. Jangan kita sering lihat pada baju atau jubah setiap muslim dalam menyalahkan antara satu sama lain. Bersatulah kita dalam pakaian iman dan takhwah menujuh yang satu iaitu perjuangan agama Allah SWT dan kekasih Allah junjungan besar Nabi Muhammad SAW.. Kita bisa liat bagaimana anggot kepolisian dari negara berbeda uniform atau baju bisa duduk semeja dalam tujuan yang sama dalam membenteras kegiatan jenayah..
BalasHapusSaya masih terkesan dan selalu teringat masa kuliah di semester 1, ba'da dzuhur saya ngobrol ringan di depan musholla dengan teman satu kelas tentang sebuah ayat dalam surat al Baqarah. Tiba-tiba seorang senior berjenggot panjang merapat di antara tempat duduk kami serapat-rapat nya dan dengan serius mendengarkan pembicaraan kami. Sejak saat itu saya mengenal kalau ternyata ada saudara sesama muslim yang begitu peduli dengan saudaranya yang tidak shalat berjamaah. Tolong, jangan sebut mereka dengan kata 'sesat', mereka hanya ingin meniru dan menjalankan apa yang Rasulullah kerjakan.
BalasHapusIstiqomah dalam dakwah.....meningkatkan pengorbanan......bagi masa 1/3 hidup untuk agama.
BalasHapusYa Alloh pilih kami..gunakan harta waktu diri kami utk agamaMU...istiqomahkan kami..matikan kami...pilih kami..ahli kluarga kami..ahli kampung kami...umat islam sluruh alam..Aamiin
BalasHapus"kullu ra'sin ro'yun" setiap dari kita punya pendapatnya masing-masing dan hanya pendapat Allah Subhanahu wa ta'ala dan RasulNya(qur'an dan hadist) yang harus kita jadikan pedoman dan kemudian kita jadikan pegangan dalam menilai segala hal.. tinggal sedalam dan sejauh mana kita mengetahui, mengkaji dan memahami dengan pemahaman yang benar terhadap 2 hal tersebut. Allah wa rasuluhu a'lam.
BalasHapusSemoga bisa menjadi muskim yg sebenarnya
BalasHapusBismillah.....Bagaimna tanggpnnya jika seorang pemimpin kepala daerah 3 blan berturut2 meninggalkn kewajibnnya untk ke India.....mungkinkah ini dibenarkn. Buknkah menjdi kepala daerah juga amanah Alloh SWT. Mhn pencerhn.....wassalam
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusDoankan saya bisa kembali lagi dakwa ke seluruh dunia dan siap di antar kemana pun juga
BalasHapusAamiin ya Robbal'alamiin
HapusMasalah ikhlaf sangat wajar bahkan dalam kitab "kqifa nakhtalif"(DR.Sulaiman al audah) beliau sebutakn al ikhtilafu baqin ila yaumil qiyamah,,,jadi permasalahannya buka krna berbeda pendapat tpi karena ringannya lidah mengklaim n memvonis kesalah dan kesesatan pihak lain, selain golongannya,, n kata2 berpegangan kepada Alquran n hadits itu benar tpi kedua kitab pedoman itu mempunyai banyak penqfsiran dari para ahli di bidangnya, maka kalo maksud kembali kepada alquran n sunnah semata2 saling toleransi kepada pihak lain yg memiliki dalil dari alquran n sunnah yg bertentangan dgn pendapat Antum maka itu suatu hal yg mulia n bijaksana
BalasHapusYa Allah saya orng awam yg tak paham tentang agama,, tp saya perna dengar kata alim Ulama tanda kasih sayang Allah pada hambanya Allah beri dia kepahaman atas Agama... banyak org pintar dalam agama tp blm tentu paham... setau saya JT bukan golongan atau oganisasi,, tp JT ibarat seperti org sholat ada imam dan makmumnya,, menurut saya JT jamaah yang Baik....
BalasHapusyang penting kalian jangan jadi teroris aja lah... ingatlah... islam itu rohmatanlilalamin... jadilah penyejuk bagi umat lainnya terutama sesama umat islam... aja gontok2an dan ulah asa aing pang benerna...
BalasHapusAhen.... Jangan Susszdon Dulu,..... Ikutan aja Progamnya Dulu kalau cocok Lanjutin kalau tidak tinggalin aja.....
HapusTak Tau maka Tak Sayang.
yang penting kalian jangan jadi teroris aja lah... ingatlah... islam itu rohmatanlilalamin... jadilah penyejuk bagi umat lainnya terutama sesama umat islam... aja gontok2an dan ulah asa aing pang benerna...
BalasHapusyang penting kalian jangan jadi teroris aja lah... ingatlah... islam itu rohmatanlilalamin... jadilah penyejuk bagi umat lainnya terutama sesama umat islam... aja gontok2an dan ulah asa aing pang benerna...
BalasHapus4 jempol buat jt,maju trus,tukang sate teriaknya sate,tukang cendol teriaknya cendol,yg sesat teriaknya "sesat,bid'ah,kafir,macamlah..buat temen2 jt nyantai aja,,biarkn anjing2 itu menggonggon,toh kafilah tetp berlalu..
BalasHapusBnr.. Tpiii itu belajar dg diri kita sendiri .. Bgaimn sholat tepat wktu dan merasakan serta merenungkan kehidupan kita sehari ii di dlm masjid.nikmat., klo sya mengagap Ny rekreasi ibadah. Apa slhnykn klo tuk keluar kota kita berlibur Berhari kita sempat masak buat Allah g sempat. Saya baru klwr 3 hariii aja . Smpe skrng blm ada klwr2 lgiii. Tpii itu tergantung niat jamah masing2 . Asslm
BalasHapusYang pasti utk memperolh iman yg sempurna.itu perlu perjuangn, . Krn iman tsk dpt diwariskan, sementara kondisi ummat dlm.posisi darurat maka tdk cukup bulitin , blog, web side, TV,dll krn ummat ini telah buta,tuli ga bd dengar & melihat, sehingga perlu didekati pegang tangan mereka kemudian dituntun kpd kebaikan, insya Allah akn ada penyelenatn kongkrit. .bukan menghujat, cemoan, takfiri, dn saling menuding,tp dng hikmah, klu kita ada.yg merasa.lebh baik maka pertahankn atau tingkatkn tp jangn kita paksakn orang utk wajib mengikuti kita dng cara penghijatan..... islam.itu indah. ..
BalasHapusAminnn pilih lgii aq yaa allaahh....
BalasHapusSaya stuju dengan tulisan ini saat ini. Saya sendiri pernah nmelakukannya bergabung dengan jamaah tablik untuk mempelajari. saya berpendapat, mereka yang melakukan ini adalah orang-orang zuhud dan merupakan orang-orang yang belajar menjadi tasa'uw dan zuhud pada duniawai di waktu-waktu tertentu. Jujur saya tidak lama mempelajarinya, dan saya tidak sanggup melakukannya karena masih selalu berfikiran dunia lebih berat daripada akherat. Dulu paling-paling saya hanya keluar 3 hari, tidak lebih.
BalasHapusallahu akbar, akan ku gigit sekuat-kuatnya, semoga allah mudahkan kita untuk berjuang
BalasHapusallah tidak akan memandang kita siapa, kita hanya hamba allah yg selalu inggin menaati allah dan rasulnya,,
selemah-lemahnya saudara-saudara yg pernah ikut pasti akan ada rasa kerinduannya,
kalian adalah teman sejati yg mau berbaur senang mau pun susah,
mari kita rapatkan barisan kembali,
salam