Muhammad bin Syihab Az-Zuhri wafat 125 H
Nama sebenarnya adalah Muhammad bin Muslim bin Abdullah, alim dan ahli fiqh. Al-Laits bin Sa’ad berkata: “Aku
belum pernah melihat seorang alimpun yang lebih mumpuni dari pada
az-Zuhri, kalau ia berbicara untuk memberi semangat, tidak ada yang
lebih baik dari pada dia, bila dia berbicara tentang sunnah dan
al-Qur’an pembicaraanya lengkap“.
Ibnu
Syihab az-Zuhri tinggal di Ailah sebuah desa antara Hijaz dan Syam,
reputasinya menyebar sehingga ia menjadi tempat berpaling bagi para
ulama Hijaz dan Syam. Selama delapan tahun Ibnu Syihab az-Zuhri ia
tinggal bersama Sa’id bin Al-Musayyab di sebua desa bernama Sya’bad di
pinggir Syam. Disana pula ia wafat.
Ia membukukan banyak hadits yang dia dengan dan dia himpun. Berkata Shalih bin Kisan:” Aku
menuntut ilmu bersama az-Zuhri, dia berkata: mari kita tulis apa yang
berasal dari Nabi Shallallahu alaihi wassalam, pada kesempatan yang lain
dia berkata pula: “Mari kita tulis apa yang berasal dari Sahabat”, dia
menulis dan aku tidak. Akhirnya dia berhasil dan aku gagal”.
Kekuatan
hapalan dan kecermatan az-Zuhri dapat disimak oleh Hisyam bin Abdul
Malik pernah ia meminta untuk mendiktekan kepada beberapa orang anaknya,
dan az-Zuhri ternyata mampu mendiktekan 400 hadits. Setelah keluar dari
rumah Hisyam dan kepada yang lainpun ia menceritakan 400 hadits
tersebut. Setelah sebulan lebih ia bertemu lagi dengan az-Zuhri, Hisyam
berkata kepadanya “Catatanku dulu itu telah hilang “, kali ini dengan memanggil Juru tulis az-Zuhri mendiktekan lagi 400 hadits tersebut. Hisyam mengagumi kemampuan az-Zuhri,.
Kecermatan dan penguasaan hadits oleh az-Zuhri membuat Amr bin Dinar mengakui keutamaanya dengan berkata :”Aku tidak melihat ada orang yang yang pengetahuannya terhadap hadits melebihi az-Zuhri”.
Az-Zuhri memang selalu berusaha keras untuk meriwayatkan hadits, ada yang berkata bahwa az-Zuhri menghimpun hadits jumlahnya mencapai 1.200 hadits, tetapi yang musnad hanya separuhnya.
Az-Zuhri
meriwayatkan hadits bersumber dari Abdullah bin Umar, Abdullah bin
Ja’far, Shal bin Sa’ad, Urwah bin az-Zubair, Atha’ bin Abi Rabah. Ia
juga mempunyai riwayat riwayat yang mursal dari Ubadah bin as-Shamit,
Abu Hurairah, Rafi’ bin Khudaij, dan beberapa lainnya.
Imam
bukhari berpendapat bahwa sanad az-Zuhri yang paling shahih adalah
az-Zuhri, dari Salim, dari ayahnya. Sedangkan Abu Bakar bin Abi Syaibah
menyatakan bahwa sanadnya yang paling shahih adalah az-Zuhri, dari Ali
bin Husain, dari bapaknya dari kakeknya (Ali bin Abi Thalib)”.
Ia wafat di Sya’bad pada tahun 123 H, ada yang mengatakan ia wafat tahun 125 H.
Disalin dari Biografi az-Zuhri dalam Tahdzib at Tahdzib : Ibn Hajar Asqalani 9/445
0 comments:
Posting Komentar