Searching...
27/08/12

Kekeliruan Yang Sering Dilakukan Umat Muslim Selama Ramadhan

Bulan Ramadhan selalu disambut umat Muslim dengan gembira. Berbagai kegiatan dan bentuk perayaan disuguhkan untuk menyemarakkan bulan suci ini. Namun sayangnya, perayaan dan kegembiraan yang ditampilkan umat muslim umumnya hanya secara lahiriah dan formalitas saja. Tidak banyak umat muslim yang benar-benar mendapat faidah dan keberkahan dari bulan yang penuh rahmat dan ampunan ini.

Seperti hadis Rasulullah saw, “Berapa banyak orang yang berpuasa (tapi) tak memperoleh apa-apa dari puasanya selain rasa lapar dan dahaga belaka”. (HR Ibnu Majah & Nasa’i)

Kenapa ini bisa terjadi? Sebab kebanyakan kaum muslimin tidak berbeda dalam kehidupannya ketika menjalaninya di dalam bulan Ramadan dengan di luar bulan Ramadan, kecuali hanya perubahan jadwal makan. Banyak kekeliruan yang dilakukan umat muslim di bulan puasa. Apa saja kekeliruan itu?

Inilah Kekeliruan yang Sering Dilakukan Umat Muslim Selama Ramadhan:

1. Malas melakukan aktifitas:
Seringnya, rasa malas melakukan aktivitas menggelayuti selama puasa. Puasa dijadikan alasan untuk istirahat melakukan aktivitas berat seperti bekerja, sehingga efeknya manusia tidak lagi produktif dalam melakukan aktifitasnya. Padahal puasa membuat kita mudah berpikir, mendidik kita untuk mampu survive, dan memiliki daya tahan kuat. Sejarah mencatat bahwa kemenangan-kemenangan besar dalam futuhaat (pembebasan wilayah yang disertai dengan peperangan) yang dilancarkan oleh Rasul dan para sahabat, terjadi di tengah bulan Ramadan.
Jadi, jangan lagi bermalas-malasan, atau menjadikan puasa sebagai alasan untuk tidak melakukan hal-hal produktif.

2. Puasa tapi tidak sholat fardhu lima waktu:
Diakui atau tidak, tetapi inilah penyakit yand diderita umat Islam. Banyak yang mengira puasa saja sudah cukup mengumpulkan pundi-pundi pahala. Padahal shalat dan puasa termasuk rangkaian kumulatif (rangkaian yang tak terpisah/satu paket) dari rukun Islam, sehingga konsekwensinya, bila salah satunya dilalaikan, maka akan berakibat gugurnya predikat “Muslim” dari dirinya.
Tunggu apa lagi? masih mau dianggap Islam "KTP" lengkapi ibadahmu dengan melakukan sholat Fardlu saat Ramadan atau bukan Ramadan.

3. Makan/minum berlebihan saat Sahur dan Buka Puasa:
Kebiasaan inilah yang menimpa kebanyakan umat Islam yang tak kunjung dewasa dalam menyikapi puasa Ramadan. Kendati telah melakukan berpuluh-puluh kali puasa, tetap saja kebiasaan ini sulit diubah. Yang salah adalah menjadikan berbuka puasa adalah ajang "balas dendam" atas kehausan dan kelaparan selama 14 jam menahannya.

4. Berpuasa tapi Melakukan Maksiat:
"Yang penting kan puasanya". Kalimat ini nampaknya perlu digarisbawahi, karena makna yang penting puasanya, seolah dibatasi antara ibadah lainnya dan menjadikan ibadah lainnya yang juga wajib menjadi dibelakangi. Inilah yang memicu kita melakukan maksiat di bulan Ramadan. Setan memang terbelenggu, tapi setan dalam hati kita yang harus kita belenggu. Maka dari itu perlu diingat bahwa yang paling penting adalah kita menjaga hawa nafsu dalam diri kita. Sehingga dengan masa training selama sebulan ini akan mendidik kita menahan pandangan liar kita, menahan lisan yang tak jarang lepas kontrol.

5. Tidak malu Membuka Aurat (khusus wanita muslimah):
"Wahai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (Surah Al Ahzab: 59)
Ayat tersebut sudah jelas diperintahkan untuk kaum perempuan menutup auratnya. Semua kembali kepada ketetapan dan kerendahan hati kaum perempuan dalam melaksanakan kewajibannya.

6. Tidur Terus:
Bagaimana dengan sebagian kalangan yang berpendapat bahwa tidur di bulan Ramadan bernilai ibadah. Apakah faktanya demikian? Karena pada akhirnya gurauan yang timbul di masyarakat adalah jika tidur bernilai ibadah, maka tak ada salahnya menghabiskan bulan Ramadan dengan tidur.
Perumpamaannya lebih tepat seperti ini, bahwa daripada melakukan maksiat lebih baik tidur saja. Rasulullah tetap produktif selama bulan Ramadan. Bahkan, pasukan Muslim pernah melakukan perang akbar di bulan ini. Rasulullah juga mengurangi waktu tidurnya yang memang sangat sedikit itu untuk memperbanyak ibadah.

7. Meninggalkan salat tarawih tanpa udzur/halangan:
Benar bahwa salat tarawih adalah sunnah tetapi bila dikaji secara lebih seksama niscaya kita akan dapatkan bahwa berpuasa Ramadan minus salat tarawih adalah suatu hal yang disayangkan, mengingat amalan sunnah di bulan ini diganjar sama dengan amalan wajib.

8. Sibuk memikirkan persiapan hari raya:
Ini adalah kekeliruan dari memaknai hari kemenangan atau Idul Fitri oleh kebanyakan umat Islam di Indonesia. Maksud merayakan hari kemenangan bukan berarti harus memiliki baju baru,sepatu baru ataupun istri baru. Makna sebenarnya Idul Fitri adalah memiliki keimanan yang baru karena selama satu bulan penuh kita telah digembleng untuk beribadat kepada Allah SWT. Selama satu bulan kita dilatih untuk dapat menahan hawa nafsu. Satu bulan penuh kita juga dilatih untuk dapat beribadah secara total kepada Allah SWT. Namun alangkah sayangnya bila setelah bulan Ramadhan telah usai, maka keimanan kita tak bertambah sedikitpun. Bahkan keimanan kita sama seperti sebelum datangnya bulan Ramadhan. Ataupun bisa jadi lebih parah lagi dari sebelumnya. Nauzubillahiminzalik. Sungguh merugi orang yang melewati bulan Ramadhan tanpa bertambah sedikitpun Keimanan dan Ketaqwaannya kepada Allah SWT. Ya Allah, berikanlah kami umur yang barokah, agar senantiasa dapat beribadah kepada-Mu. Amin..

Wallahu'alam.
 

0 comments:

Posting Komentar

 
Back to top!